Undertaker Mari Carmen Serrador, 53 years old, protecting herself with a mask at Salvador cemetery during the coronavirus outbreak, near to Vitoria, northern Spain, Monday, March 30, 2020. The new coronavirus causes mild or moderate symptoms for most peop | AP

X-Kisah

Panjat Pohon demi Sinyal untuk Belajar

 

Oleh DWINA AGUSTIN

 

Ketika Alexander Contreras dan ayahnya menanam pohon jambu di sebelah rumah, dia tidak menduga tanaman itu akan memberinya banyak manfaat. Pohon tersebut tidak hanya memberikan keteduhan dan makan, bahkan menjadi kunci bagi pendidikan kuliahnya.

 

Sejak pemerintah Presiden El Salvador Nayib Bukele menangguhkan kelas dari seluruh jenjang pendidikan sebulan yang lalu, Contreras harus belajar di rumah. Belajar di rumah menjadi bagian dari pencegah penyebaran virus korona penyebab Covid-19.

 

Namun, belajar di rumah juga membuatnya harus memanjat ke puncak pohon guna mendapatkan sinyal untuk internet. Sinyal itu tentu dibutuhkan agar terhubung ke kelas secara daring. Pohon yang ditanam Contreras bersama ayahnya enam tahun lalu memberikan bantuan besar agar bisa mendapatkan pendidikan pada masa lockdown.

 

Sinyal untuk mendukung akses internet sama sekali tidak bisa diperolehnya dari dalam dan sekitar rumahnya. Kondisi tersebut awalnya membuat Contreras sangat frustasi karena takut meninggalkan pelajaran, bahkan kemungkinan melewatkan seluruh tahun ajaran. Dia harus berhadapan dengan waktu agar bisa segera mengakses pelajaran yang diberikan secara virtual ketika kampusnya tutup.

 

"Saya berkata pada diri sendiri bahwa saya harus menemukan solusi dan syukurlah saya berhasil. Saya melihat pohon itu dan saya pikir jika saya naik ke atas, sinyalnya mungkin akan sampai ke saya," kata mahasiswa komunikasi itu.

 

Dengan menaiki pohon itu, cukuplah untuk Contreras mendapatkan sinyal, meski sangat lemah di kota miskin Atiquizaya. Wilayah ini terdapat di sekitar 84 kilometer barat ibu kota El Salvador, San Salvador.

 

Setelah mengetahui sinyal akan didapatkan dengan menaiki pohon, setiap Senin hingga Kamis, Contreras akan memanjat ke bagian tertinggi dengan ponsel dan headphone di tangan. Dengan menggunakan masker, dia bertengger di antara dua cabang pohon selama empat jam untuk mengambil kelas desain, jurnalisme, dan pemasaran.

 

Pekan lalu, Bukele berbagi foto di media sosial yang menunjukkan Contreras yang belajar di pohon. Dia pun memerintahkan Menteri Inovasi Vladimir Handal untuk menghubungi anak muda itu.

 

"Hubungkan perangkat untuk memberinya sinyal broadband yang baik dan gratis. Katakan padanya, saya ucapkan selamat," tulis Bukele dalam unggahan Twitter yang telah mengumpulkan lebih dari 56 ribu tanda suka.

 

Sekarang, Contreras dapat mengambil kelas dari ruang tamunya setelah pemerintah Bukele mengirimnya perangkat Wi-Fi, laptop, dan ponsel baru. Dia pun mendapatkan sumbangan meja, kursi, lampu, dan kipas angin untuk membantu meredakan panas terik yang didapatkan dari publik.

 

"Berada di sana sangat tidak nyaman. Duduk sangat lama... matahari, panas. Saya akan menjadi sedikit lebih nyaman sekarang," kata Contreras. n reuters ed: yeyen

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat