Mesut Oezil | AP

X-Kisah

Penderma di Tengah Pandemi

Berkaca dari kebaikan tiga pesepakbola Muslim.

Oleh AFRIZAL ROSIKHUL ILMI

Rasulullah dalam salah satu sabdanya menyebut sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain. Tiga pesepak bola Muslim berikut ini tampaknya meresapi anjuran baginda Nabi ini dengan baik, terlebih saat pandemi Covid-19 tengah mengguncang dunia. Mesut Oezil, Mohamed Salah, dan Sadio Mane menjadi duta umat Islam soal berbagi menyisihkan sebagian harta benda untuk orang-orang yang membutuhkan.

Mesut Oezil merupakan salah satu pemain bergaji tinggi yang gemar berderma. Upah sekitar Rp 300 miliar per tahun membuatnya rutin berdonasi dalam sejumlah kegiatan amal. Pemain Arsenal yang saat ini dihujani kritik karena menolak pemotongan gaji itu akrab dengan lembaga-lembaga dan kegiatan sosial.

Seperti yang disampaikan oleh agennya, Dr Erkut Sogut, dikutip dari Independent, Selasa (21/4), Oezil pernah membayar operasi 1.000 anak dan menyediakan makanan untuk 100 ribu tunawisma di kamp-kamp pengungsi di Turki dan Suriah. Beberapa tahun lalu, ia menggunakan bonus Piala Dunia 2014 untuk mendanai operasi 23 anak di Brasil. Oezil juga menjadi duta Rays of Sunshine, yayasan yang bergerak dalam upaya penghiburan dan penyembuhan anak-anak di Inggris yang tengah menderita sakit serius.

Terbaru, pasangan Oezil dan Amine Gulse mendapatkan tawaran sebesar 250 ribu poundsterling dari sebuah majalah di Inggris untuk sebuah sesi foto lengkap bersama anaknya, Eda, yang lahir akhir bulan lalu. Sementara, sebuah perusahaan popok membayar lebih dari dua kali lipat agar anak sang bintang mau menjadi model produk mereka.

Menurut laporan media Turki, Fanatik, Oezil dan istrinya tidak menanggapi secara resmi proposal tersebut. Namun, jika menerimanya, uang tersebut akan disumbangkan ke Yayasan Big Shoe di Afrika Selatan. Bulan lalu, Big Shoe bekerja sama dengan Oezil mendanai operasi puluhan anak di Myanmar.

Pesepak bola internasional Mesir, Mohamed Salah, memanfaatkan momen pandemi korona untuk berbagi. Ia telah menyumbangkan ribuan ton makanan dan daging segar kepada penduduk kota asalnya, Nagrig, Bassioun, untuk keluarga yang terkena dampak penyebaran virus korona. Dikutip dari Egypt Independent, yayasan amal Salah juga memberikan bantuan keuangan secara teratur kepada sejumlah besar keluarga tak mampu di desa.

photo
Mohamed Salah- (REUTERS/Phil Noble)

Salah sudah melakukan kegiatan amal seperti itu sejak lama. Sebelumnya, pada Desember 2018, Salah menyumbangkan 900 ribu pound Mesir atau setara Rp 892 juta ke Rumah Sakit Umum Bassioun. Bersama ayahnya, Salah juga menyumbangkan 5 hektare tanah untuk membangun pabrik pengolahan limbah di kampung halamannya, memberi penduduk di sana sumber air bersih segar yang stabil.

Selain itu, Salah juga menyumbangkan 2,5 juta poundsterling atau Rp 43 miliar ke sebuah Rumah Sakit (RS) Institut Kanker Nasional di Kairo, Mesir, yang rusak parah akibat serangan bom mobil yang dilakukan terduga teroris pada Agustus 2019. Pada Februari 2020, Salah bahkan dipilih oleh PBB menjadi duta untuk Jaringan Instan (Instant Network School), sebuah program yang menghubungkan para siswa pengungsi dan negara tuan rumah dengan peluang untuk pendidikan daring berkualitas tinggi.  

Rekan setimnya, Sadio Mane, tak kalah dermawan. Ia telah menyumbangkan 45 ribu euro atau setara Rp 762 juta kepada komite nasional penanganan korona di negaranya, Senegal. Sumbangan itu diberikan secara spontan oleh Mane karena melihat perkembangan kasus virus korona terus bertambah di negaranya.

photo
Sadio Mane - (Reuters/Carl Recine)

Sebelumnya, Mane sudah membangun sekolah menengah gratis di kampung halamannya Bambali, Provinsi Sedhiou, Senegal, dengan biaya 200 ribu pound (Rp 3,9 miliar) pertengahan tahun lalu. Mane juga membangun rumah sakit di tempat yang sama untuk memberikan layanan kesehatan bagi warga Bambali.

Sebagai manusia biasa, tiga pesepak bola Muslim di atas pasti bukan sosok sempurna. Namun, dengan segala kekurangan itu, kedermawanan mereka bisa menginspirasi kita untuk ikut ringan tangan membantu kesulitan orang lain. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat