Pekerja menyelesaikan proses pembuatan relief Masjid Nurul Iman di Desa Kuala Bubon, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Minggu (19/4/2020). Menjelang bulan suci Ramadan sejumlah umat muslim di Aceh mulai melakukan pembersihan dan perbaikan serta memper | SYIFA YULINNAS/ANTARA FOTO

Kabar Utama

Ramadhan Lebih Khusyuk

Umat juga dianjurkan meningkatkan ibadah sosial.

 

JAKARTA – Umat Islam akan menghadapi Ramadhan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya sehubungan dengan mewabahnya Covid-19. Terkait hal itu, umat diimbau untuk menyiapkan diri  beribadah dengan lebih khusyuk di rumah masing-masing serta meningkatkan amalan-amalan sosial guna membantu mereka-mereka yang terdampak.

"Harus lebih khusyuk dan lebih sungguh-sungguh lagi berpuasa lahir-batin. Bukan alasan bermalasan, apalagi meninggalkan puasa," kata Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Islam (Persis) Ustaz Jeje Zaenudin kepada Republika, Ahad (19/4). 

Ia mengungkapkan, menyambut bulan Ramadhan dalam suasana pembatasan aktivitas karena Covid-19 memang memberikan nuansa yang mengharukan. Terlebih, secara kultural, Muslim Indonesia biasanya lebih guyub berbagai kegiatan sosial menjelang maupun mengisi bulan Ramadhan.

Namun, saat-saat ini, Ustaz Jeje mengimbau kaum Muslim untuk menjalani bulan Ramadhan secara lebih personal. "Biarlah alam semesta beristirahat dari hiruk pikuk kebisingan dan segala kerusakan yang diciptakan manusia demi kesenangan syahwat mereka. Biarlah alam semesta memperbaiki semua kerusakan yang telah ditimbulkan oleh keserakahan nafsu manusia. Itu juga memberi makna puasa dalam pengertian secara luas," kata Ustaz Jeje.

photo
Warga memasak lemang di Desa Alue Raya, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Sabtu (18/4/2020). Tradisi memasak dan membuat lemang bambu yang dilakukan secara turun temurun tersebut dilakukan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, kemudian lemang tersebut dibagikan kepada warga sekitar untuk mempererat silaturahim - (SYIFA YULINNAS/ANTARA FOTO)

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Marsudi Syuhud mengatakan, umat Islam bisa mengisi Ramadhan di kala pandemi dengan meningkatkan ibadah sosial. "Sekarang ini lagi zaman tha'un, zaman wabah. Bantu-membantu itu diutamakan, apalagi di bulan Ramadhan. Dalam hadis riwayat sahih Bukhari disebutkan bahwa Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan dan lebih dermawan lagi saat Ramadhan," ucapnya kepada Republika.

Namun, dia mengingatkan, sedekah harus diberikan secara langsung kepada orang yang disedekahi supaya tidak terjadi kerumunan. "Penting sekali memberi makanan pada saat berbuka ini. Meski yang diberikan itu tidak puasa, tetap beri. Mungkin dia musafir atau lainnya," kata dia.

Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ustaz Syamsul Hidayat juga mengimbau umat Islam untuk meningkatkan kesabaran. Ia mengingatkan, Ramadhan juga dimaknai sebagai nisfu shabr alias bulan kesabaran. “Nah, dalam situasi seperti ini, kita harus menyambut Ramadhan di satu sisi untuk meningkatkan daya kesabaran kita dalam menghadapi musibah dan ujian dari Allah itu,” ujar Ustaz Syamsul saat dihubungi Republika, Ahad (19/4).

Selain itu, menurut dia, umat Islam juga harus tetap menyambut Ramadhan dengan sukacita walaupun berada di tengah situasi Covid-19. Sebab, menurut dia, bulan Ramadhan terdapat banyak berkah, baik secara duniawi maupun secara ukhrawi. 

Dalam menyambut Ramadhan, umat Islam bisa mempersiapkan masjid untuk lebih berperan dalam menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat terdampak virus Covid-19. “Mungkin takmir-takmir masjid bisa mengoordinasi bantuan-bantuan sosial kepada mereka yang betul-betul terdampak . Jadi, tetap kita makmurkan masjid dan tetap kita menyemarakkan Ramadhan dengan bentuk yang berbeda,” tutupnya.

Wakil Menteri Agama (Wamenag) KH Zainut Tauhid Sa'adi juga menyarankan umat Islam untuk segera mengeluarkan zakat mal sepanjang sudah memenuhi nisabnya. Hal itu, kata dia, akan sangat membantu saudara-saudara yang terdampak wabah Covid-19. Begitu juga dengan zakat fitrah, sebaiknya dibayarkan pada awal bulan Ramadhan dan tidak harus menunggu sampai akhir Ramadhan.

KH Zainut juga mengimbau, selama pandemi, sebaiknya agenda ziarah kubur ditiadakan dan diganti dengan berdoa dari rumahnya masing-masing. “Insya Allah, nilai pahalanya tidak berkurang sedikit pun.”

Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) MUI HM Asrorun Niam Sholeh menyatakan, MUI menyeru sejumlah hal pada Ramadhan kali ini. Di antaranya, MUI mengajak umat Islam untuk menjadikan Ramadhan tahun ini sebagai momentum muhasabah (introspeksi diri) untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan, keikhlasan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Saat umat Islam beribadah di rumah, masjid tetap menjadi pusat penyiaran, penanda waktu, azan, dan pengumuman-pengumuman keagamaan. "Masjid bisa dijadikan posko penanggulangan hingga, jika dimungkinkan, menjadi pusat isolasi mandiri," kata dia.

photo
Warga berziarah di makam keluarganya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Muslim, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu (19/4/2020). Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau ke seluruh masyarakat muslim tidak melakukan tradisi ziarah kubur jelang Ramadhan 1441 H, guna memutus rantai penyebaran virus pandemi COVID-19 - (Makna Zaezar/ANTARA FOTO)

MUI juga mengajak umat Islam menjaga imunitas dengan berperilaku hidup bersih dan sehat, makan makanan yang seimbang, serta menjaga kesehatan psikologis dengan berzikir. Seruan ketiga, MUI mengajak umat Islam untuk menjaga keamanan diri dan orang lain.

Selanjutnya MUI, mengajak umat meningkatkan doa dan mengaminkan doa. “Karena tidak ada suatu peristiwa yang lepas dari kehendak Allah SWT. Kita terima dengan ikhlas dan sabar,” kata dia.

Selain itu, MUI juga mendorong para pengelola media massa, khususnya televisi dan radio, agar mempersiapkan berbagai acara siaran Ramadhan yang sejalan dengan nilai-nilai akhlakul karimah dan semangat gotong-royong serta saling membantu dan berlomba dalam kebaikan. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat