Warga Palestina berduka saat pemakaman syuhada korban serangan Israel, di luar Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Rabu, 24 September 2025. | AP Photo/Abdel Kareem Hana

Internasional

Omong-Omong Pemimpin di PBB dan Genosida yang Berlanjut

Israel membunuh 37 orang di Jalur Gaza sepanjang Rabu.

GAZA – Presiden Donald Trump secara khusus menguncang para pemimpin Muslim di sela Majelis Umum PBB untuk membicarakan solusi agresi Israel ke Gaza. Sementara pertemuan itu berlangsung, Israel terus membantai warga Jalur Gaza.

Saat matahari mulai naik pada Rabu, pasukan pendudukan Israel membombardir bangunan yang menampung pengungsi di Kota Gaza, menewaskan belasan termasuk anak-anak. Pihak Rumah Sakit Baptist melaporkan bahwa 17 orang, termasuk anak-anak, syahid dalam serangan udara yang menargetkan sebuah bangunan yang menampung pengungsi di dekat Pasar Firas di Kota Gaza. Sementara itu, media Palestina melaporkan bahwa serangan itu mengakibatkan 20 orang syahid dan sejumlah lainnya terluka.

Media Palestina memuat foto-foto yang menunjukkan jenazah sejumlah syuhada dalam tas putih. Mereka juga menerbitkan klip video yang menunjukkan evakuasi orang-orang yang terluka dalam serangan itu, termasuk anak-anak.

Pembantaian itu serangkaian dengan serangan udara besar-besaran dan serangan darat yang dilakukan Israel di Kota Gaza yang bertujuan untuk menghancurkan kota tersebut dan menggusur penduduknya. Yang syahid pagi ini adalah mereka-mereka yang dipaksa mengungsi oleh Israel sendiri sebelum dibom.

Aljazirah mengutip sumber medis melaporkan, 37 orang syahid dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak fajar kemarin. Selain korban pembantaian di dekat Pasar Firas, pagi ini lima orang syahid dalam serangan udara terhadap sebuah rumah di lingkungan Sabra, selatan Kota Gaza.

photo
Warga Palestina berduka saat pemakaman syuhada korban serangan Israel, di luar Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Rabu, 24 September 2025. - ( AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Serangan lainnya menargetkan sebuah rumah di Jalan Al-Sahaba, menewaskan dua orang. Seorang wanita juga syahid dan lainnya terluka dalam pemboman serupa di kawasan Pasar Yarmouk. Beberapa lingkungan di Kota Gaza, khususnya wilayah barat dan selatan, menjadi sasaran serangkaian serangan udara tadi pagi dan semalam.

Sumber-sumber Palestina mengatakan bahwa pasukan pendudukan menembakkan suar ke daerah-daerah di lingkungan Al-Nasr di sebelah barat kota dan lingkungan Tal Al-Hawa, yang terletak di barat daya.

Bersamaan dengan serangan udara dan penembakan artileri, pasukan pendudukan Israel melakukan operasi pembongkaran rumah menggunakan kendaraan bermuatan bahan peledak di lingkungan Sheikh Radwan dan Jalan Al-Jalaa, sebelah utara Kota Gaza.

Seminggu yang lalu, tentara pendudukan Israel melancarkan serangan darat ke Kota Gaza, dan tank-tanknya menembus beberapa lingkungan, termasuk Sheikh Radwan dan Tal al-Hawa, sebagai bagian dari apa yang dikenal sebagai “Operasi Kereta Gideon 2.”

Seorang Palestina mengucapkan selamat tinggal kepada dua anggota keluarganya yang syahid dalam serangan udara Israel di sebuah apartemen di daerah Yarmouk, Kota Gaza, Rabu (24/9/2025). - (Quds News Network/X)  ​

Serangan-serangan ini dan pemboman besar-besaran sepanjang waktu telah menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi. Pertahanan Sipil sebelumnya mengkonfirmasi bahwa 450.000 orang telah mengungsi ke Jalur Gaza tengah dan selatan, sementara sekitar satu juta warga Palestina masih berada di Kota Gaza dan Jalur Gaza utara, menurut data resmi Palestina.

Di Jalur Gaza tengah, Layanan Darurat dan Ambulans melaporkan kematian empat anggota satu keluarga pagi ini akibat serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di kamp Nuseirat.

Kemarin, Selasa, pemboman Israel mengakibatkan kematian 34 warga Palestina, termasuk 25 orang di Kota Gaza. Jumlah korban jiwa akibat agresi tersebut telah meningkat menjadi 65.382 orang syahid dan sekitar 167.000 orang terluka sejak 7 Oktober 2023, menurut data terbaru Kementerian Kesehatan di Gaza.

Nada Abu Alrub, seorang dokter Australia yang menjadi sukarelawan di Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza, menggambarkan pemandangan yang “memilukan” ketika seluruh keluarga yang terbunuh dalam serangan Israel tiba di rumah sakit dalam keadaan hancur berkeping-keping.

photo
Warga Palestina berduka saat pemakaman syuhada korban serangan Israel, di luar Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, Rabu, 24 September 2025. - ( AP Photo/Abdel Kareem Hana)

“Anda tidak tahu tangan siapa ini dan kaki siapa ini – ini seperti film horor,” katanya kepada Aljazirah, menggambarkan rumah sakit itu sebagai “rumah jagal” dan “kuburan”. “Pemboman sedang berlangsung; Anda merasa seperti mereka mencoba segala jenis senjata terhadap orang-orang ini,” katanya.

“Ini adalah pembunuhan dari segala arah yang dapat Anda bayangkan, secara psikologis, emosional, fisik – jenis cedera yang saya lihat dialami anak-anak, mereka tercabik-cabik, itu tidak dapat diterima.”

Abu Alrun mengatakan tidak dapat dipahami bagaimana situasi ini dibiarkan terus berlanjut. “Anda tidak dapat memahami mengapa seseorang tidak memiliki keberanian atau kepedulian yang cukup untuk menghentikan hal ini terjadi,” tambahnya.

"Kita harus menghentikannya, karena setiap menit sangat berarti untuk menyelamatkan seluruh keluarga dari kepunahan planet ini hanya karena tidak ada yang bisa memberitahu pemerintah Israel untuk menghentikan pembunuhan massal. Tidak ada yang aman di sini, semua orang hanya menunggu giliran mereka."

Beberapa anak-anak Palestina termasuk di antara lusinan orang yang terluka setelah serangan Israel terhadap sebuah rumah dekat daerah Souk Firas di Kota Gaza, Rabu (24/9/2025). - (Hamza Qreiqah/X)  ​

Sementara pembantaian berlangsung di Gaza, sejumlah pemimpin Arab dan Islam bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di markas besar PBB di New York. Hasil pertemuan tersebut belum dapat segera diketahui, namun Trump mengatakan ketika meninggalkan pertemuan bahwa pertemuan tersebut “hebat,” tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menggambarkan pertemuan dengan Trump mengenai Gaza sebagai “hal yang sangat bermanfaat.” Sebelumnya, Trump memulai pertemuan dengan para pemimpin Arab dan Muslim di sela-sela Majelis Umum PBB di New York untuk mempresentasikan rencananya mengenai Gaza.

Menurut Anadolu Agency, pertemuan tersebut dihadiri oleh para pemimpin dan pejabat tinggi dari berbagai negara termasuk Qatar, Mesir, Arab Saudi, UEA, Yordania, Turki, Indonesia, dan Pakistan. “Pertemuan mengenai Gaza ini akan sangat penting,” kata Trump dalam pidato pembukaannya.

“Kami ingin mengakhiri perang di Jalur Gaza dan memulihkan para sandera,” tambahnya. Ia menekankan bahwa pertemuan ini adalah pertemuan terpenting yang ia selenggarakan pada Selasa. Dia mencatat bahwa pemerintahannya ingin memulihkan 20 tawanan Israel dan 38 jenazah dari Gaza.

Setelah pidato Trump, Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, berbicara, mengatakan, "Situasi di Gaza buruk, dan kami di sini untuk melakukan segala yang kami bisa untuk mengakhiri perang dan mengembalikan para sandera."

photo
Presiden Donald Trump menemui pemimpin Qatar, Yordania, Turki, Pakistan, Indonesia, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi, di sela Majelis Umum PBB, Selasa, 23 September 2025, di New York. - (AP Photo/Evan Vucci)
 

“Kami mengandalkan kepemimpinan Trump untuk mengakhiri perang di Gaza,” tambahnya. Patut dicatat bahwa Amerika Serikat sejauh ini sudah memveto enam resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendesak gencatan senjata di Gaza.

Pada Selasa, Channel 12 Israel mengutip para pejabat AS yang mengatakan bahwa Presiden Donald Trump dan utusannya untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, akan menyampaikan prinsip-prinsip rencana Amerika kepada sejumlah pemimpin Arab dan Muslim yang bertujuan untuk mengakhiri perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

Saluran tersebut melaporkan, mengutip seorang pejabat Israel, bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan membahas rincian rencana ini dengan Trump selama pertemuan di Gedung Putih, dan mencatat bahwa Netanyahu mengetahui sebagian dari rencana tersebut, dan Israel mungkin terpaksa menerima beberapa ketentuannya.

Sumber tersebut juga menjelaskan kepada saluran Israel bahwa rencana AS mencakup rincian tentang “mengakhiri perang, mengembalikan semua tahanan, penarikan Israel, dan siapa yang akan mengelola Jalur Gaza.”


Pidato Prabowo

Sebelum pertemuan itu, Presiden Indonesia Prabowo Subianto secara tegas menyatakan terjadinya genosida di Gaza di hadapan Majelis Umum PBB. Ia mendesak dunia bertindak menjawab teriakan penderitaan dari Gaza.

photo
Presiden Indonesia Prabowo Subianto berpidato di sidang ke-80 Majelis Umum PBB, Selasa, 23 September 2025. - ( AP Photo/Richard Drew)

“Setiap hari kita menyaksikan penderitaan, genosida, dan pengabaian terang-terangan terhadap hukum internasional dan kesusilaan manusia. Menghadapi tantangan-tantangan ini, kita tidak boleh menyerah,” kata Prabowo di New York, Selasa waktu setempat.

Prabowo mengingatkan para delegasi di PBB soal penderitaan di Gaza yang terjadi kasat mata. “Pada saat ini, orang-orang tak berdosa menangis minta tolong, menangis minta diselamatkan. Siapa yang akan menyelamatkan mereka? Siapa yang akan menyelamatkan orang yang tidak bersalah? Siapa yang akan menyelamatkan orang tua dan perempuan?”

Menurut Prabowo jutaan orang sedang menghadapi bahaya pada saat para pemimpin dunia berkumpul di Markas PBB. “Mereka menghadapi trauma. Mereka menghadapi kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada tubuh mereka. Mereka sekarat karena kelaparan. Bisakah kita tetap diam? Akankah tidak ada jawaban atas teriakan mereka?”

Ia mendesak PBB bertindak mengakhiri penderitaan tersebut. “Kita harus bertindak sekarang. Banyak pembicara yang mengatakan hal itu. Kita harus membela tatanan multilateral di mana perdamaian, kemakmuran, dan kemajuan bukanlah hak istimewa segelintir orang, namun hak semua orang,” kata Prabowo.

Patut dicatat bahwa pidato Prabowo ini disampaikan setelah Presiden AS Donald Trump. Dalam pidatonya, Trump sesumbar soal peran negaranya mendamaikan dunia sementara meremehkan peran PBB.

Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan bahwa tak ada satupun negara bisa menjadi perundung. “Tidak ada satu negara pun yang bisa merundung seluruh komunitas keluarga manusia. Kita mungkin lemah secara individu, namun rasa penindasan, rasa ketidakadilan telah membuktikan dalam sejarah umat manusia bahwa rasa ketidakadilan ini, rasa penindasan ini, akan bersatu menjadi kekuatan yang kuat yang akan mengatasi penindasan ini, yang akan mengatasi ketidakadilan ini.”

Pada akhir pidato, Prabowo  menegaskan kembali dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara di Palestina. “Kita harus punya Palestina yang merdeka, tapi kita juga harus mengakui, kita juga harus menghormati, dan kita juga harus menjamin keselamatan dan keamanan Israel. Hanya dengan begitu kita bisa memiliki kedamaian sejati, kedamaian sejati, dan tidak lagi membenci dan tidak lagi curiga.”

“Dua keturunan Ibrahim harus hidup rukun, damai dan harmonis. Arab, Yahudi, Islam, Kristen, Hindu, Budha, semua agama, kita harus hidup sebagai satu keluarga umat manusia. Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian dalam mewujudkan visi tersebut. Apakah ini mimpi? Mungkin saja, tapi inilah mimpi indah yang harus kita wujudkan bersama. Mari kita bekerja menuju tujuan mulia ini. Mari kita lanjutkan perjalanan harapan umat manusia, perjalanan yang dimulai oleh nenek moyang kita, perjalanan yang harus kita selesaikan.”

Dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang kuat, kita dapat membangun sebuah dunia di mana pihak yang lemah tidak akan menderita apa yang seharusnya mereka alami, namun akan mendapatkan keadilan yang layak mereka terima. Mari kita lanjutkan perjalanan cita-cita besar umat manusia, aspirasi tanpa pamrih yang menciptakan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat