
Internasional
Pengusiran Besar-Besaran Kota Gaza Dimulai
Israel terus melakukan penghancuran gedung bertingkat di Kota Gaza.
GAZA – Militer Israel mendesak evakuasi penuh terhadap Kota Gaza pada Selasa pagi menjelang rencana operasi militer yang diperluas di kota di Gaza utara. Pengumuman tersebut merupakan peringatan pertama untuk evakuasi penuh kota tersebut dalam putaran pertempuran saat ini.
Menteri Pertahanan Israel Katz pada hari Selasa mengatakan Israel telah menghancurkan 30 gedung bertingkat di Gaza, yang dituduh Hamas digunakan untuk infrastruktur militer.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Senin bahwa Israel menghancurkan setidaknya 50 “menara teror” yang katanya digunakan oleh Hamas. Tidak jelas apakah menara yang dimaksud Katz merupakan menara tambahan yang diumumkan oleh Netanyahu, yang menyebut penghancuran gedung-gedung tinggi tersebut “hanya permulaan, hanya awal dari operasi intensif utama – yaitu serangan darat oleh pasukan kami.”
Selama beberapa hari terakhir, Israel telah menghancurkan beberapa gedung bertingkat di Kota Gaza, memperingatkan bahwa Hamas telah memasang infrastruktur pengawasan di dalamnya.
Penghancuran tersebut merupakan bagian dari upaya Israel meningkatkan serangannya untuk mengambil kendali atas apa yang mereka gambarkan sebagai benteng terakhir Hamas yang tersisa, dan mendesak warga Palestina untuk meninggalkan sebagian Kota Gaza menuju zona kemanusiaan yang ditetapkan di selatan wilayah tersebut.
Israeli occupation warplanes completely destroy the Al-Sousi Tower, west of Gaza City, flattening the building to the ground. pic.twitter.com/x0ZMS2cDdO — WAFA News Agency - English (WAFANewsEnglish) September 6, 2025
Terdapat sekitar 1 juta warga Palestina di wilayah Kota Gaza, meskipun sebelum adanya peringatan ini hanya sebagian kecil yang telah mengungsi.
Juru bicara militer Kolonel Avichay Adraee pekan lalu memperingatkan bahwa evakuasi di Kota Gaza tidak dapat dihindari,” dan mengatakan bahwa keluarga yang pindah ke selatan akan menerima bantuan kemanusiaan. Namun kelompok bantuan memperingatkan bahwa hanya ada sedikit infrastruktur yang mendukung mereka.
Serangan balasan Israel atas serangan Hamas pada 7 oktober 2023 telah menewaskan sedikitnya 64.522 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Dikatakan sekitar setengah dari mereka yang terbunuh adalah perempuan dan anak-anak. Sebagian besar kota-kota besar telah hancur total dan sekitar 90 persen dari populasi sekitar 2 juta warga Palestina telah mengungsi.
Sementara, rumah sakit di Jalur Gaza mendokumentasikan kematian 25 warga Palestina dan hilangnya lebih dari 20 lainnya dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak fajar pada hari Selasa. Sementara itu, serangan pendudukan dan penembakan artileri terus berlanjut di seluruh Kota Gaza.
Media lokal melaporkan bahwa pemboman sebuah rumah di dekat bundaran Al-Qawqa di kamp pengungsi Al-Shati, sebelah barat Kota Gaza, mengakibatkan dua warga Palestina tewas dan terluka, serta hilangnya dua orang lainnya.

Mereka menambahkan bahwa artileri pendudukan menargetkan Gaza timur, sementara sebuah pesawat tak berawak Israel menembakkan bom di lingkungan Sheikh Radwan di utara kota tersebut.
Meskipun tentara pendudukan Israel mengklaim ada “daerah aman” di Khan Yunis, mereka melancarkan serangan udara pagi ini di kota yang terletak di Jalur Gaza selatan, di mana sejumlah besar pengungsi berkumpul dalam kondisi yang sulit.
Kompleks Medis Nasser mengkonfirmasi kematian lima penerima bantuan akibat tembakan pasukan Israel di barat daya Khan Yunis.
Pada Senin, tentara Israel menghancurkan Menara Perdamaian, sebuah bangunan yang menampung ratusan warga Palestina di pusat Kota Gaza dan berdekatan dengan kamp-kamp besar untuk pengungsi internal (IDP), termasuk pasien kanker. Serangan terjadi tak lama setelah memperingatkan warga dan pengungsi di sekitarnya untuk mengungsi.
Hal ini terjadi setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya sesumbar pada hari Senin bahwa tentaranya telah menghancurkan 50 bangunan tempat tinggal di Kota Gaza dalam dua hari, dan bersumpah untuk menghancurkan lebih banyak lagi dan melanjutkan rencana pengungsian.
Analis politik Mustafa Ibrahim mengatakan kepada Al Jazeera Net bahwa menyatakan Gaza dan sebagian Jalur Gaza sebagai zona kelaparan tidak mengubah kenyataan di lapangan, karena krisis kemanusiaan semakin memburuk seiring berjalannya waktu, terutama dengan operasi militer Israel yang sedang berlangsung terhadap kota tersebut.
Dia menambahkan bahwa warga sipil menghadapi kesulitan besar dalam mengungsi, karena mereka tidak dapat mengangkut sisa harta benda mereka karena tingginya biaya angkutan truk, yang bisa mencapai 4.000 shekel, ditambah dengan kelangkaan perumahan dan harga sewa yang tinggi di wilayah selatan, yang juga dianggap sebagai daerah tidak aman.
Sementara itu, analis politik Iyad al-Qarra menekankan, dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera Net, bahwa penghancuran menara tempat tinggal di Gaza adalah bagian dari kebijakan Israel yang bertujuan untuk menggusur sebanyak mungkin warga Palestina. Dia menjelaskan bahwa pendudukan telah menghancurkan seluruh lingkungan dan menara di wilayah al-Zahraa, Tal al-Zaatar, dan Kota Hamad di Khan Yunis.
Al-Qarra menjelaskan bahwa perlawanan Palestina beroperasi jauh dari pemukiman, menekankan bahwa menargetkan menara tidak ada hubungannya dengan perlawanan, melainkan bertujuan untuk meneror warga sipil dan memaksa mereka untuk melarikan diri.
Dia menambahkan bahwa banyak warga lebih memilih untuk tetap tinggal di rumah mereka meskipun ada risiko, menyadari bahwa pindah ke selatan tidak berarti aman, karena area tenda di Al-Mawasi dan bagian barat Khan Yunis menjadi sasaran penembakan setiap hari.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Israel Hancurkan 50 Gedung di Gaza dalam Sehari
Warga Gaza tak lagi punya tempat untuk mengungsi.
SELENGKAPNYAGencatan Senjata Gaza Capai Titik Terang?
Trump menyatakan gencatan senjata di Gaza tak lama lagi.
SELENGKAPNYATiba di Tunisia, Greta Thunberg Siap Tembus Gaza Bersama Global Sumud Flotilla
Greta dan Thiago sempat diperiksa di kantor polisi setempat.
SELENGKAPNYA