Suasana shalat Idul Adha di Masjid As-Salam yang berada dibawah kepengurusan DKM Indonesia Morowali Industri Park (IMIP). | Dok IMIP

Khazanah

Pijar Islam dari Jantung Hilirisasi Nikel Morowali

Puluhan pekerja asing dari China mengucapkan syahadat di Morowali.

Oleh FUJI EKA PERMANA

Bukan rahasia, belakangan banyak pekerja nun dari China datang ke sejumlah wilayah di Indonesia. Tak terkecuali ke Kawasan industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yang membentang di lahan seluas 4.000 hektare dan menjadi pusat aktivitas sekitar 100 ribu karyawan pada siang dan malam hari. 

Pada 2015, satu titik cahaya Islam mulai menyala di kawasan yang terletak di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah tersebut. Ditandai dengan berdirinya sebuah masjid bernama An-Najmi yang artinya 'bintang', cahaya Islam mulai berpijar di tengah Kawasan Industri IMIP. 

Bersamaan dengan itu, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) IMIP Djoko Suprapto menceritakan cahaya Islam yang telah tersebar di kawasan IMIP menarik perhatian tenaga kerja asing (TKA) China. Di antara mereka ada yang menemukan kedamaian di dalam Islam sehingga mengucapkan dua kalimat syahadat.

Djoko menceritakan di antara TKA China ada yang meragukan jadi diri dan keyakinannya. Ia kemudian mendengar suara adzan dan merasakan ketenangan. "Saat dengar adzan tenang, lihat orang ke masjid tenang, akhirnya mereka minta masuk Islam," ujar Djoko  saat berbincang dengan Republika, Selasa (29/7/2025)..

Ia menambahkan, ada juga orang yang nyaman dengan Islam, saat memilih menjadi mualaf kemudian ia menikah dengan penduduk lokal. "Kalau Allah memberikan hidayah, semua bisa terjadi," ujarnya.

photo
Suasana shalat Idul Adha di Masjid As-Salam yang berada dibawah kepengurusan DKM Indonesia Morowali Industri Park (IMIP). - (Dok IMIP)

Saat ini, Djoko mencatat ada sekitar 30 mualaf. Namun, ada juga tenaga kerja China yang mualaf di luar kawasan IMIP. Mereka yang menjadi mualaf di masjid-masjid di IMIP, pasti dibekali dan difasilitasi. 

Djoko juga pernah mengumpulkan TKA dari China yang beragama Islam. Proses mengumpulkan mereka tidak mudah karena bisanya mereka menempati posisi seperti supervisor ke atas, sehingga tidak mendapatkan izin dari atasannya untuk berkumpul.

"Jadi mereka (TKA China) hanya bisa ikut berkumpul di waktu yang tepat saja di luar jam kerja, pernah suatu waktu dikumpulkan hanya ketemu 14 orang Muslim China," ujarnya.

Djoko mengatakan pimpinan perusahaan yang memahami dampak positif tersebut, mereka biasanya cepat membangun masjid atau mushala dengan kapasitas besar sesuai kebutuhan karyawan.

Inilah latar belakang berdirinya masjid-masjid di kawasan industri IMIP. Seiring bertambahnya perusahaan dan karyawan di IMIP, jumlah masjid dan mushola dengan kapasitas besar semakin tumbuh banyak menjadi pelita Islam di kawasan industri seluas 4.000 hektare.

photo
Suasana shalat Idul Adha di Masjid As-Salam yang berada dibawah kepengurusan DKM Indonesia Morowali Industri Park (IMIP). - (Dok IMIP)

Saat ini, ada sekitar 60 perusahaan besar di kawasan industri IMIP. Di dalamnya ada delapan masjid besar dengan kapasitas lebih dari 1.000 jamaah. Ada sekitar 69 masjid kecil atau mushala dengan kapasitas ratusan jamaah. Jumlah karyawan di IMIP mencapai 100 ribu, sekitar 78 persennya Muslim.

"Sehingga yang kami awasi ada 78 masjid di luar dan di dalam kawasan IMIP," ujarnya.

Nama-nama masjid diambil dari nama perusahaan dan Asmaul Husna, misalnya perusahaan atau pabrik bernama Huayue, maka nama masjidnya Al-Hayyu. Nama perusahannya QMB, maka huruf awalnya diambil jadi Al-Quddus.

"Jadi kebanyakan masjid-masjid ini menggunakan nama Asmaul Husna, masjid dan mushola di kawasan IMIP semuanya bisa untuk sholat lima waktu dan sholat Jumat, tapi jumlah masjid masih perlu ditambah karena setiap perusahaan belum semuanya punya masjid atau mushala," ujar Djoko.

Djoko mengungkapkan, pertumbuhan karyawan di kawasan IMIP begitu pesat, tapi pemilik perusahaan belum menyadari kebutuhan spiritual karyawan. Sebab mereka mayoritas berasal dari negeri China. DKM IMIP harus lebih berusaha memberikan pengertian kepada mereka tentang budaya dan agama orang Indonesia.

photo
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid IMIP Djoko Suprapto (tengah) saat tabligh akbar di Morowali, Sulawesi Tengah. - (Dok IMIP)

Djoko berharap semua kegiatan DKM IMIP bermanfaat untuk masyarakat yang ada di dalam dan luar kawasan IMIP. Ia ingin DKM IMIP ingin menjadi lembaga bermanfaat dan dicintai masyarakat.

"DKM IMIP juga menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI), sehingga kalau ada masjid di luar IMIP yang bisa dibantu, maka kami bantu," ujarnya.

Djoko mengatakan setiap perusahaan di Kawasan Industri IMIP memiliki banyak karyawan, di antara mereka ada banyak Muslim dan sebagian non-Muslim. Untuk membantu karyawan lebih fokus terhadap pekerjaan mereka, pihak perusahaan perlu menyediakan sarana dan prasarana untuk ibadah. Bagi umat Islam ibadah adalah suatu keutuhan bagi Muslim yang taat.

"Karena mayoritas di sini (kawasan industri IMIP) Muslim, maka didirikan masjid dan pengurusnya. Awalnya dibentuk dewan kemakmuran masjid, DKM kecil-kecilan saja," kata Djoko.

Pada 2015, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan kawasan industri IMIP. Djoko mengatakan IMIP akan berkembang ke depan karena jumlah karyawan semakin banyak sehingga kebutuhan akan rumah ibadah pun semakin nyata. Alasan inilah yang mengawali didirikannya masjid-masjid dan mushala-mushala di kawasan IMIP.

photo
Pembagian daging sapi kurban dan sedelah oleh DKM Indonesia Morowali Industri Park (IMIP). - (Dok IMIP)

DKM di kawasan industri IMIP juga banyak melakukan kegiatan sosial. Di antaranya memberikan santunan, memberikan santunan untuk orang sakit, dan Jumat berbagi makanan untuk karyawan.

Djoko menyampaikan, ada juga kegiatan Festival Anak Sholeh, Tabligh Akbar, perayaan hari besar Islam, khitanan massal, menyalurkan bantuan ke korban kebakaran, bencana alam, dan lain sebagainya. Untuk kegiatan rutin ada pengajian, dakwah, kajian bersama masyarakat umum di luar kawasan dan lain sebagainya.

Di hari besar keagamaan, DKM juga menggelar kegiatan menyembelih sapi kurban saat Idul Adha. DKM  terakhir menyembelih 18 sapi kurban dan sapi hasil sedekah. TKA China juga diberi kupon untuk mengambil daging sapi.

"Untuk Tabligh Akbar diadakan setahun dua kali, mengundang tokoh dari Jakarta tapi digelar di luar kawasan IMIP agar masyarakat umum bisa hadir," jelas Djoko.

DKM IMIP juga membina 24 Tempat Pendidikan Alquran (TPA) di luar kawasan industri IMIP. Muridnya ada sekitar 1.400 dari tingkat PAUD dan TK.

photo
Pembagian daging sapi kurban dan sedelah oleh DKM Indonesia Morowali Industri Park (IMIP). - (Dok IMIP)

Mengenai sumber daya manusia (SDM) untuk DKM, IMIP punya karyawan khusus yang ada di bawah Departemen General Service yang mengurusi keagamaan. Mengenai pengelolaan dana, Djoko menyampaikan sumber dana berasal dari kotak amal dan sedekah karyawan. Dana yang dikelola disampaikan secara transfaran secara rutin.

"Semua tertulis, tercatat, accountability bisa dipertanggungjawabkan dan kami (DKM IMIP) sudah mendapat ISO 9001 Tahun 2015 sehingga semuanya sesuai dengan SOP," ujarnya.

Djoko mengungkapkan berdirinya tempat ibadah memberikan dampak positif bagi karyawan dan perusahaan. Djoko bersama DKM yang telah terbentuk perlu menyampaikan dampak positif itu kepada para investor yang mayoritas dari China.

Djoko menceritakan ia memberi tahu para investor bahwa karyawan Muslim di Indonesia perlu mendapatkan perhatian dalam bidang keagamaan. Karyawan memerlukan tempat ibadah sehingga kesejahteraan spiritual mereka terpenuhi, maka kinerja mereka akan semakin membaik.

Sebelumnya, Djoko mengungkapkan, orang China melihat Muslim yang melaksanakan sholat dianggap sedang tidak bekerja atau malas.

"Saya kasih tahu (ke orang China) ini adalah budaya dan agama di Indonesia, kinerja mereka akan naik (jadi lebih baik) kalau kesejahteraan spiritual mereka terpenuhi," ujar Djoko.

Djoko menerangkan untuk memenuhi kesejahteraan spiritual, karyawan perlu masjid. Tapi letak masjid jangan jauh dari perusahaan tempat karyawan bekerja. Jika lokasi masjidnya di luar kawasan industri dan jauh, maka butuh waktu 30 menit untuk sholat di masjid ditambah waktu makan siang. Ini bisa berdampak karyawan terlambat masuk kerja dan terjadi keributan.

"Kami beri pemahaman (ke pimpinan perusahaan dan investor), tidak usah masjid, mushola saja tapi yang penting bisa untuk sholat Jumat berjamaah, kasih AC, beri kenyamanan dan buat bersih karena untuk ibadah," jelasnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat