
Internasional
Pejabat Senior Iran: Senjata Baru akan Masuki Medan Perang
Iran selama ini baru menggunakan senjata generasi lama.
REPUBLIKA.ID, BEIRUT — Mohsen Rezaee, pejabat senior Iran menyatakan pada Ahad (17/6/2025) malam, Republik Islam Iran sejauh ini hanya menggunakan senjata generasi lama dalam menanggapi agresi Israel. Razee memperingatkan bahwa fase pembalasan Iran yang lebih kuat belum dilakukan.
Rezaee, yang juga merupakan anggota Dewan Kebijaksanaan Iran, menekankan bahwa Iran belum melakukan kejutan besar. Menurut mantan komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) tersebut, bencana yang menanti pendudukan Israel lebih besar dan jauh lebih parah. Ia menegaskan, perang akan terus berlanjut hingga kekalahan total entitas penjajah.
Menurut Rezaee, Iran belum menggunakan rudal dengan hulu ledak seberat 1,5 ton sambil menahan diri untuk tidak mengerahkan muatannya yang paling kuat. "Kami belum menggunakan hulu ledak yang lebih kuat," kata dia.

Rezaee memperingatkan bahwa jenis senjata baru mungkin segera memasuki medan perang. Dalam penampilan publik pertamanya dengan seragam militer sejak dimulainya konflik, Rezaee menggambarkan pertempuran saat ini sebagai sesuatu yang eksistensial. "Ini adalah perang yang menentukan... dan Iran akan menjadi pihak yang menentukan akhirnya.
Rezaee memperkirakan, konfrontasi dapat berlangsung selama beberapa pekan lagi. Dia mencatat bahwa apa yang telah dikerahkan sejauh ini hanyalah awal dari respons Iran.
Ia menegaskan kembali bahwa kebijakan Iran yang berlangsung lama sejak Revolusi Islam 1979 adalah menghindari konflik militer langsung dengan pendudukan Israel kecuali jika dunia Islam yang lebih luas bersatu dalam pertempuran itu. Meski demikian, eskalasi baru-baru ini telah mendorong Teheran untuk menilai kembali sikap tersebut.
Rezaee juga menuduh Presiden AS Donald Trump mengizinkan Israel untuk melakukan serangan awal. Dia mengeklaim bahwa Trump mengira Iran berada di ambang kehancuran dan Israel dapat melumpuhkannya dengan satu pukulan. Namun, kata Rezaee, kebijaksanaan kepemimpinan Iran mengungkap niat mereka.
Ia menambahkan bahwa tujuan sebenarnya di balik agresi tersebut bukan hanya program nuklir Iran tetapi juga kemampuan rudal dan kedaulatan nasionalnya.
Di sisi lain, Rezaee memperingatkan bahwa mundur dari konfrontasi akan menimbulkan konsekuensi yang mengerikan. "Ini adalah perang yang menentukan. Jika Iran tetap teguh, keamanan nasionalnya akan terjamin selama 50 tahun ke depan,"ujar dia.
Ia mengungkapkan, meskipun pendudukan Israel memulai perang, Iran-lah yang akan memutuskan kapan dan bagaimana perang itu berakhir. "Jika Amerika Serikat dan Eropa tidak menghentikan dukungan langsung mereka untuk Israel, garis depan perang akan meluas dan kita akan dipaksa memasuki fase konfrontasi berikutnya," ujar dia. "Kita memiliki taktik yang bahkan belum pernah digunakan,"tambah dia.
Rezaee juga mengungkapkan, pasukan pendudukan Israel telah merencanakan gelombang pembunuhan kedua, yang berhasil digagalkan oleh angkatan bersenjata Iran.
Lihat postingan ini di Instagram
Sebelum meluncurkan True Promise 3, Iran diperkirakan memiliki hingga 2.000 rudal yang mampu mencapai Israel. Teheran bahkan meningkatkan produksinya dalam beberapa tahun terakhir untuk memperluas persenjataannya, menurut IDF.
"Penilaian yang masuk ke dalam konflik ini adalah bahwa Iran memiliki sekitar 2.000 rudal. Kami memahami bahwa mereka memiliki rencana untuk meningkatkan jumlah itu secara dramatis, menjadi 8.000 rudal, dalam waktu dekat," kata Letkol Shoshani pada Ahad, menurut The Telegraph.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Netanyahu telah memperingatkan bahwa peningkatan produksi rudal Iran bertujuan untuk memproduksi 300 rudal setiap bulan, memproyeksikan persenjataan sebanyak 20.000 dalam waktu enam tahun jika tidak dihentikan.
Berdasarkan proyeksi ini dan tempo peluncuran saat ini, kepala eksekutif analis risiko geopolitik Sibylline Justin Crump memperkirakan bahwa Iran akan menghabiskan persediaan rudalnya dalam waktu sekitar tiga minggu jika mempertahankan laju peluncuran saat ini.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Jangan Abaikan Palestina
Israel masih terus melakukan genosida di Gaza sembari menyerang Iran.
SELENGKAPNYA