Sejumlah wisatawan menikmati keindahan bukit Lendongara Desa Karunni, Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, Selasa(27/8/2019). | Anis Efizudin

Safari

Matahari, Sabana, dan Daun Berguguran

Sumba memiliki pesona alam yang sangat indah.

Banyak orang yang bilang bahwa Sumba adalah pulau dengan tiga matahari saking panasnya. Pulau yang secara geografis terletak berbatasan dengan Australia ini memang kerap kali dilanda kemarau panjang nyaris hampir 10 bulan. Karakteristik pulau yang kering membuat vegetasi yang bertahan hanyalah padang-padang sabana dan berapa jenis pohon yang tahan hidup di tanah kering, seperti pohon cendana.

Meski kering, pulau yang luasnya hanya 11 ribu km2 dan berpenduduk 650 ribu jiwa ini memiliki pesona alam yang sangat indah. Pulau Sumba ibarat sebuah serpihan zamrud khatulistiwa di ujung selatan nusantara. Menyusurinya dari ujung barat ke ujung timur akan membuat mata kita tak henti menatap takjub dan bibir kita terus mengucap tahmid.

Dari Tambolaka, Sumba Barat Daya, menuju Waikabubak, ibu kota Sumba Barat, kita akan disuguhi alam yang eksotis dengan hamparan sabana di mana-mana. Belum lagi, peninggalan megalitik yang masih tersisa di sepanjang jalan, berupa makam-makam kuno yang terbuat dari bongkahan batu besar yang disusun bertumpuk.

photo
Sejumlah wisatawan menikmati keindahan bukit Lendongara Desa Karunni, Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, Selasa(27/8/2019). - (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Semakin ke timur, kita akan melewati Taman Nasional Manupeu Tanah Daru yang terletak di Sumba Barat hingga Sumba Tengah.Terletak di dataran tinggi antara nol dan 900 meter di atas permukaan laut membuat sebagian wilayah taman nasional ini "lebih sejuk" daripada daerah lain di Sumba. Di dalam taman nasional yang juga dilewati jalan provinsi ini, pengendara yang lewat sesekali akan disambut monyet-monyet hutan yang bergerombol di tepi jalan raya. Selain itu, taman nasional ini juga kerap kali didatangi berbagai jenis burung dari Australia yang kemudian akan terus terbang hingga Filipina.

Memasuki wilayah Sumba Timur, vegetasi semakin kering dengan hanya dijumpai padang sabana sepanjang jalan. Pohon-pohon meranggas di kanan-kiri jalan turut menemani pengendara yang melewati jalan utama yang menghubungkan Sumba Barat dan Timur ini. Inilah Sumba, dengan pemandangan eksotis layaknya Afrika yang terdiri atas banyak sabana dan tanaman kering.

"Tapi, kalau musim hujan, pohonnya kembali hijau," ujar Abe, pengemudi kami yang ikut menjadi pembimbing selama perjalanan. Bila ingin menemukan Sumba yang sebenarnya, datanglah pada Juli-Agustus saat puncak kemarau sehingga menemukan Sumba yang tidak jauh dari tiga hal: matahari, sabana, dan daun berguguran. 

photo
Sejumlah wisatawan menikmati keindahan matahari terbit di bukit Lendongara Desa Karunni, Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, Selasa(27/8/2019). - (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

 

Transportasi ke Sumba?

Untuk mencapai pulau yang termasuk dalam Provinsi Nusa Tenggara Timur ini, Anda bisa menggunakan pesawat komersial dari Jakarta menuju ke Denpasar, Bali. Dari Bali, beberapa maskapai menyediakan rute perjalanan menuju dua kota di Sumba, Tambolaka dan Waingapu. Pilihlah Tambolaka bila Anda ingin menjelajah Sumba dimulai dari bagian barat dan pilihlah Waingapu bila Anda memulainya dari bagian timur.

Jalur laut juga bisa ditempuh melalui Pelabuhan Sape di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, dan juga dari Pelabuhan Kupang di Nusa Tenggara Timur. Kota terbesar di Pulau Sumba adalah Waingapu dan Waikabubak. Dari kedua kota tersebut, Anda bisa menyewa kendaraan atau memanfaatkan moda angkutan umum. Kendaraan umum yang lazim digunakan wisatawan adalah kendaraan sewa yang bisa ditemui di Bandara Tambaloka. Sewa kendaraan berupa minivan umumnya di tarif Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu per hari, sudah termasuk sopir dan bensin. Ojek tidak banyak tersedia di pulau ini, namun kendaraan angkutan kota dan pedesaan lebih banyak menjadi pilihan dengan tarif mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 30 ribu. Pilihan lebih ideal untuk petualangan Anda adalah menyewa motor dari hotel tempat Anda menginap dengan tarif mulai dari Rp 200 ribu per harinya.

Disadur dari Harian Republika edisi 16 November 2014 dengan reportase Sapto Andika Candra

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat