Petugas melakukan sosialisasi tentang virus Korona kepada penumpang di Stasiun Tanah Abang, Jakarta | Republika

Hikmah

Ikhlas, Sabar, dan Syukur

Kita harus ikhlas atas segala kehendak Allah, termasuk terjadinya wabah Covid-19 yang saat ini sedang melanda sekitar 120 negara.

Oleh Irwan Kelana

 

Oleh Irwan Kelana

Bagaimana seorang Muslim menyikapi wabah Covid-19? Ada tiga hal yang perlu dilakukan oleh seorang Muslim dalam menghadapi ujian seperti ini, yakni ikhlas, sabar, dan syukur.

Ikhlas, bahwa apa pun yang terjadi tak lepas dari kehendak Allah. Itu hal pertama yang harus kita yakini. "dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS al-An'am: 59).

Sebagai hamba, kita harus ikhlas atas segala ketentuan dan kehendak Allah, termasuk terjadinya wabah Covid-19 yang saat ini sedang melanda sekitar 120 negara, termasuk Indonesia.

Kedua, sabar atas ketentuan Allah tersebut dan dampak yang ditimbulkannya. Terpaksa bekerja dari rumah (work from home/WFH), banyak pekerjaan yang mungkin tertunda, proyek yang harus dijadwalkan ulang atau bahkan batal, pendapatan yang berkurang, dan lain-lain. Mahasiswa ada yang tertunda ujian kelulusannya dan wisudanya ditangguhkan.

Harus sabar menghadapi dan menjalani semua ini. Sabar bukan berarti hanya pasrah, melainkan ikhtiar. Biarpun WFH tetap berusaha memberikan kinerja terbaik untuk kantor atau perusahaan tempat kita bekerja. Istilah yang lagi popular sekarang, 'Jangan kasih kendor.' Sebab, bekerja sebaik mungkin itu bagian dari ibadah.

Sabar juga berarti menjaga bahkan meningkatkan ibadah. Punya waktu lebih banyak di rumah, tingkatkan ibadah, tidak hanya yang wajib, tapi juga yang sunah. Shalat, mengaji, membaca buku Islam, diskusi agama dengan keluarga dan lain-lain. Perbanyak doa. Barengi sabar dengan shalat. Seperti firman Allah, "Hai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat; sesungguhnya, Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS al-Baqarah: 154).

Ketiga, syukur. Bersyukur masih diberi nikmat sehat, masih dapat gaji meski kerja di rumah, masih dapat rezeki dari berbagai jalan yang Allah siapkan. Sementara, sebagian saudara kita, khususnya kalangan menengah bawah, mungkin banyak yang menghadapi kesulitan keuangan akibat adanya wabah Covid-19. Misalnya, para pengemudi ojek, pedagang di kantin sekolah, pedagang keliling, dan lain-lain.

Nah, syukur tersebut tidak hanya dalam bentuk zikir lisan, tapi juga perbuatan atau aksi nyata. Perbesar jiwa sosial kita. Bantulah saudara-saudara kita yang terdampak kebijakan WFH dan jarak sosial akibat wabah Covid-19. Bantulah mereka, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan komunitas warga, kantor, teman dan lain-lain.

Kalau tiga hal tadi: ikhlas, sabar, dan syukur, kita tegakkan dalam kehidupan sehari-hari, insya Allah kita bisa menghadapi wabah pandemik Covid-19 atau korona dengan tenang, terukur, dan penuh prasangka baik dan tawakal kepada Allah, serta gemar menolong mereka yang membutuhkan bantuan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat