Para pekerja yang kehilangan penghasilan menerima bantuan dari dermawan di Quetta, Pakistan, akhir pekan lalu. | AP

X-Kisah

Lewat Zakat Melawan Dampak Covid-19

 

Dampak Covid-19 belakangan tak hanya merongrong kesehatan warga. Kehidupan mereka yang rentan secara ekonomi juga terancam. Di berbagai negara Muslim, anjuran Islam soal kedermawanan melalui zakat, infak, dan sedekah terbukti meringankan mereka yang terdampak.

Di Karachi, Pakistan, misalnya, selama dua pekan belakangan kerap terlihat barisan orang-orang di depan toko bahan pokok. Bukannya mengantre untuk memenuhi kebutuhan sendiri, menurut BBC, mereka justru menawarkan makanan, uang, atau amal lainnya kepada orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal. Ketika memberikan bantuan, mereka sertai dengan kalimat, "Berdoalah agar (wabah Covid-19) segera berakhir."

Di Pakistan, kebijakan pembatasan sosial membuat para pekerja informal, seperti pedagang kaki lima hingga tukang semir sepatu, tak berpenghasilan dalam beberapa pekan belakangan.

photo
Warga membawa beras bantuan di Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, akhir pekan lalu. - (EPA)

"Jika kita menutup kota-kota, kita menyelamatkan mereka dari korona di satu sisi, tetapi mereka akan mati karena kelaparan di sisi lain. Pakistan tidak memiliki kemampuan seperti Amerika Serikat atau Eropa. Negara kita memiliki kemiskinan yang parah," kata Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengenai kondisi negaranya, dalam pidato beberapa waktu lalu.

Meski Khan menunjukkan kenyataan yang pahit, selalu ada harapan yang bisa lahir dari pergerakan masyarakat sendiri. Di tengah pandemi, rakyat Pakistan bisa bersama-sama membantu mereka yang kurang beruntung dengan cara yang unik dan inspiratif.

Lembaga-lembaga pengumpul zakat dan sedekah di Pakistan mengalami gelombang sumbangan yang lebih dari biasanya. Banyak warga yang tak menunggu Ramadhan untuk mengeluarkan zakat mereka. Jumlah yang dibayarkan juga kerap lebih dari 2,5 persen harta yang disyaratkan.

Tak sedikit pula pihak yang menawarkan pemberian sedekah untuk penerima upah harian yang tidak memiliki uang cuti, asuransi kesehatan, atau jaminan keuangan lainnya. Sementara itu, mereka yang bukan wajib zakat menawarkan sebanyak mungkin amal yang dapat diberikan.

Banyak donasi digunakan untuk membuat paket raashan atau ransum bulanan yang menyediakan upah harian dan barang kebutuhan dasar sehari-hari, seperti tepung, minyak, gula, dan teh. Biasanya, paket tersebut didistribusikan selama bulan Ramadhan, tetapi sekarang dibagikan kepada para pekerja upah harian yang terkena dampak ekonomi dari pandemi. Bantuan yang disalurkan juga termasuk cairan pembersih tangan.

photo
Relawan menyemprotkan cairan pembersih untuk jamaah masjid di Rawalpindi, Pakistan. - (AP)

Di seluruh Pakistan, permohonan untuk sumbangan banyak beredar di Whatsapp dan media sosial. Perempuan memainkan peran penting dengan menawarkan rumah mereka sebagai tempat pengumpulan bahan-bahan pokok, seperti tepung, minyak, dan kacang-kacangan.

"Dalam beberapa hari terakhir saja, kami telah melihat banyak kelompok pendukung menjamur, khusus untuk pekerja upah harian dan paket raashan," kata pengajar di Institut Administrasi Bisnis Karachi, Ahmad Sajjad, mengungkapkan kondisi di Pakistan.

Sabina Akhlaq yang mengoordinasi lembaga amal internasional SSARA menyatakan, gelontoran donasi belakangan membuat pihaknya bisa menyalurkan sekitar 200 paket makanan siap saji dalam sehari. ?Ada seorang ayah yang menangis saat menerima bantuan kami karena keluarganya sudah tak makan selama 29 jam," kata dia.

Faisal Bukhari, yang belakangan menjadi relawan pengantar raashan ke wilayah-wilayah miskin, mengiyakan ada gelombang kedermawanan dalam sepekan belakangan. "Saya mengantarkan 20 sampai 25 kali per hari, terkadang lebih," ujarnya.

Saubia Shahid, seorang guru di Karachi, menuturkan, sedekah yang ia tawarkan sampai-sampai ditolak lembaga amal. "Karena kemurahan hati luar biasa di Karachi, mereka meminta saya menyumbang pada April atau Mei nanti karena mereka sekarang sudah kelebihan," ujarnya.

Ahli biologi molekuler di Universitas Hamdard di Karachi, Dr Imtiaz Ahmed Khan, menyamakan zakat dengan pembersihan spiritual. "Saya bertanggung jawab jika ada tetangga saya tidur kelaparan. Bagaimana saya bisa memiliki dapur yang terlalu banyak menimbun, sementara salah satu tetangga saya membutuhkan?".

Bantuan

Kondisi serupa sedianya terjadi juga di Indonesia. Sejak wabah Covid-19 melanda Tanah Air, rupa-rupa aksi telah dijalankan lembaga amil zakat, infak, dan sedekah di Tanah Air.

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), misalnya, menginisiasi pembentukan Kampung Tanggap Bencana Corona di Desa Cemplang, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, pada Selasa (31/3). Baznas juga melakukan penyerahan bantuan bahan pembuatan disinfektan, masker, dan materi kampanye Kampung Tanggap Bencana Corona seperti spanduk dan poster.

"Baznas berkomitmen berjuang melayani umat dalam kondisi sesulit apa pun. Kita harus upayakan dan doakan Indonesia lekas pulih dari serangan Covid-19 ini," kata Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas Irfan Syauqi Beik.

CEO Rumah Zakat Nur Effendi menekankan, penanganan pandemik global Covid-19 bukan hanya persoalan pemerintah, melainkan semua pihak. "Intinya, ayo kita gerak dan bahu-membahu," kata dia kepada Republika.

Nur Efendi menambahkan, pihaknya menyiapkan 1 juta paket bantuan bagi masyarakat yang membutuhkan sembako atau kebutuhan lainnya akibat pandemik global ini. Selain itu, bantuan APD dan lainnya juga tengah disiapkan. "Kita telah kirimkan dan akan terus lakukan bantuan hingga krisis ini berakhir," ungkap dia.

Berbagai aksi juga telah mereka lakukan, mulai dari bantuan APD, penyemprotan disinfektan di berbagai fasilitas publik, berbagi makanan keluarga dan bingkisan untuk keluarga prasejahtera, program Yatim Berdaya, bantuan Janda Berdaya, selain juga bantuan bagi orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).

Untuk mendukung kebutuhan pokok seperti sembako dan vitamin, pihaknya juga memanfaatkan produksi desa binaan yang dikelola oleh Rumah Zakat untuk dikirimkan ke seluruh Indonesia, terutama daerah terdampak. "Jika masih kurang, kita akan berdayakan toko kelontong juga, selain dari pengemudi ojek untuk pengirimannya," kata dia.

Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin belakangan juga mengimbau umat Islam yang mampu agar mempercepat pembayaran zakat dari harta yang dimilikinya sebelum Ramadhan. "Khusus bagi umat Islam, saya kira saat ini tepat sekali, terutamanya bagi orang-orang kaya yang biasa keluarkan zakatnya pada setiap Ramadhan, sebaiknya dimajukan waktunya. Pada sekarang ini sangat tepat karena masyarakat sangat membutuhkan," ujar KH Ma'ruf, Selasa (31/3).

Ma'ruf pun meminta agar badan amil zakat (BAZ) pusat dan daerah menyosialisasikan pemungutan dan pengumpulan zakat untuk segera diberikan ke masyarakat kurang mampu. "Dimulai pada saat ini untuk segera kita salurkan dan dibagikan kepada mereka yang membutuhkan, para mustahik," ujar Ma'ruf.

Selain zakat, Ma'ruf juga mengimbau masyarakat mampu untuk memberikan infak kepada masyarakat di sekitarnya yang sedang membutuhkan. "Islam mengajarkan, siapa yang punya kelebihan, supaya dia membagikan, menyedekahkan kelebihan wakaf kepada orang lain. Pada saat inilah kita sesuai dengan kebutuhan," ujarnya. n 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat