Seorang pekerja mengenakan masker dan memandangi danau di Wuhan, Hubei, RRC, Ahad (29/3). | EPA

X-Kisah

Jantung Wuhan Kembali Berdenyut 

 

Para pramuniaga tampak siap bertugas, Senin (30/3). Sebuah poster memasang pesan agar para pengunjung memakai masker dan mengikuti prosedur pemeriksaan suhu tubuh. Mereka juga diminta menunjukkan kode di aplikasi telepon seluler (ponsel) mereka, yang menunjukkan status kesehatan dan perjalanan pemilik ponsel. Sedangkan, sebuah tulisan membentang, "Wuhan We Are Coming Back. Thank You."

Hidup mulai berdenyut kembali di jantung penyebaran virus korona, yaitu Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Selama enam hari terakhir, Wuhan tidak melaporkan adanya kasus baru virus Covid-19.

 "Saya begitu bersemangat, sampai saya ingin menangis," kata seorang wanita mengaku bernama Kat, di depan Mall Chuhe Hanjie, Wuhan. 

Kat seorang guru di Nanjing dan sedang mengunjungi saudaranya di Wuhan saat lockdown diberlakukan pada 23 Januari lalu. Lockdown  ini memang diberlakukan untuk mencegah penyebaran virus korona.  

photo
Warga Wuhan menggelar aksi menyalakan lilin akhir pekan lalu mengenang dokter Li Wenliang, pengabar pertama bahaya virus baru di Wuhan yang sempat ditahan aparat kepolisian dan kemudian meninggal setelah menangani pasien Covid-19, Februari lalu. - (AP)

Sekitar 70 persen hingga 80 persen gerai toko memang telah mulai buka kembali. Namun, banyak juga di antara mereka yang membatasi jumlah orang yang boleh masuk. Para pramuniaga menaruh rak khusus untuk menyimpan penyanitasi tangan. Mereka juga memeriksa suhu tubuh pengunjung.

"Setelah dua bulan terperangkap di rumah, saya rasanya ingin melompat," kata Kat sambil melompat-lompat penuh semangat. "Saya ingin membalas dendam dengan berbelanja." 

Semangat Kat tentu akan menjadi kabar baik bagi para pejabat Hubei yang kini diperintahkan untuk beraktivitas, termasuk dunia manufaktur, gerai ritel, dan aneka industri lain. Namun, mereka juga diminta untuk selalu waspada menjaga agar wabah Covid-19 tak kembali saat orang-orang mulai bekerja.  

Wuhan International Plaza juga telah dibuka kembali untuk publik. Ini adalah pusat butik-butik dengan merek ternama, seperti Cartier dan Louis Vuitton. Kendati telah beroperasi kembali, tindakan pencegahan infeksi tetap dilakukan. Para staf Wuhan International Plaza menunggu para pengunjung dengan masker dan sarung tangan.  

Zhang Yu (29 tahun) merupakan salah seorang warga yang menyempatkan diri mengunjungi sentra butik kenamaan tersebut. "Wuhan International Plaza sangat merepresentasikan (Wuhan). Jadi, pembukaannya kembali benar-benar membuat saya merasa kota ini hidup kembali," ujarnya, Senin.  

Layanan bus dan kereta Wuhan juga sudah mulai beroperasi. Larangan perjalanan di sebagian besar Hubei memang mulai dicabut 23 Maret lalu.

Stasiun kereta mulai dibuka Sabtu (28/3) lalu. Ribuan orang pun mulai memadati pusat transportasi di jantung Cina ini. Khusus untuk Wuhan, mereka harus lebih sabar menanti 8 April agar bisa bepergian keluar dari provinsi mereka. 

Penduduk Wuhan telah diminta melakukan tes asam nukleat dua kali. Hal itu karena mereka meminta persetujuan untuk melanjutkan pekerjaan dan bisnisnya. Banyak kompleks ritel dan pusat perbelanjaan yang mulai beroperasi kembali.  

"Bisa sehat dan meninggalkan rumah, bertemu dengan rekan kerja lain adalah hal yang sangat membahagiakan. Ini mungkin tampak sangat biasa, tapi setelah mengalami epidemi, menjadi damai adalah anugerah," kata Wang Xueman, seorang perwakilan penjualan kosmetik. 

Wakil Menteri Industri dan Teknologi Informasi Cina Xin Guobin mengatakan, pemerintah telah memberikan pinjaman sebesar 200 miliar yuan kepada 5.000 pelaku usaha atau bisnis. Sebab kegiatan ekspor-impor Cina memburuk ketika pandemi menyebar. Hal ini menekan pemerintahan, baik di dalam maupun luar negeri.  

Wabah Covid-19 muncul di Wuhan pada Desember tahun lalu. Virus menyebar cepat ke sejumlah daerah di Cina karena dipicu liburan Hari Raya Imlek. Ratusan juta warga di sana melakukan perjalanan mudik.  Menurut data terbaru, sekitar 82 ribu kasus Covid-19 tercatat di Cina sejak virus pertama diidentifikasi. 

Masih sepi

Kini, pusat perbelanjaan Chuhe Hanjie memang masih sepi. Jalanan juga terlihat lengang. Tak heran jika toko pun tak banyak menyetok barang.

"Kami hanya menyiapkan stok sedikit," kata pemilik toko permen, Li Zhen. "Sebagian besar orang masih takut virus."

Dua orang wanita memakai pakaian pelindung menunjukkan bahwa mereka adalah petugas medis. Mereka dikelilingi para pengunjung yang melambaikan bendera Cina, simbol terima kasih kepada dua wakil pejuang kesehatan itu. Li juga memberikan kantong permen kepada keduanya. "Kami mungkin harus menunggu sebentar lagi sampai semuanya normal kembali," kata Li. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat