Pelaku usaha konveksi menunjukkan sampel pakaian APD (alat Pelindung Diri) kesehatan yang telah selesai produksi di UKM Tulip Craft, Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (27/3/2020). | ANTARA FOTO

Kabar Utama

Gerakan Bersama Terus Bergulir

 

Kebaikan-kebaikan yang diinisiasi warga dan lembaga filantropi terus bergulir di tengah mewabahnya virus korona baru alias Covid-19. Berbagai langkah dilakukan untuk meringankan beban berbagai pihak pada masa-masa sulit ini.

Saat sejumlah rumah makan memilih tutup, rumah makan Soto Seger Boyolali (SSB) Hj Amanah justru membagi-bagikan 500 porsi soto secara gratis untuk masyarakat di sekitar. CEO SSB Ubaidilah mengatakan, yang membuka program 500 porsi gratis adalah cabang SSB di Lebak Bulus dan Pamulang.

Ia tidak menampik sejak adanya kebijakan mengurangi kegiatan di luar rumah sangat berdampak pada usahanya. Kendati demikian, ia tidak berkecil hati dan turut membantu program di rumah saja dengan membagikan 500 porsi soto secara gratis sejak 26 Maret.

photo
Petugas medis dan petugas pengamanan RSUD Dumai memeriksa bantuan minuman dan makanan instan serta vitamin yang diserahkan oleh Paguyuban Sosial Masyarakat Tionghoa Indonesia (PSMTI) Dumai, di Dumai, Riau, Sabtu (28/3/2020). - (ANTARA FOTO )

"Ya namanya berbagi, tapi yang jelas kita melakukan ini dengan apa yang bisa kita lakukan. Sekarang kan sedang berlomba-lomba, berkontribusi. Memang secara penjualan dengan kondisi begini kita semua turun, yang namanya restoran kena imbas, buat saya ini obatnya berbagi dan berbagi optimisme," kata Ubaidilah kepada Republika, Senin (30/3).

Selain 500 porsi gratis, rumah makannya juga masih membuka sistem hantaran bagi masyarakat yang ingin makan di rumah. Dengan begitu, ia berharap masih bisa membantu masyarakat yang ingin memesan makanan.

Dalam kondisi normal, SSB buka sejak pukul 06.00 WIB sampai 22.00 WIB. Namun, sementara waktu selama pandemi Covid-29, SSB hanya buka pukul 10.00 WIB sampai 20.00 WIB. Masyarakat yang ingin mendapatkan soto gratis ini bisa menghubungi 081357371715 SSB Pamulang dan 08118956560 SSB Lebak Bulus.

photo
Pengendara kendaraan bermotor disemprot cairan disinfektan di tenda yang terpasang di Jalan Yos Sudarso, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Senin (30/3/2020). - (Makna Zaezar/ANTARA FOTO)

Masyarakat hanya perlu mengisi format mengikuti program gratis tersebut serta mengisi alamat rumah. Kemudian, kurir SSB akan mengantarkan langsung makanan ke rumah-rumah. Namun, untuk waktu pengiriman hanya ada dua kali dalam satu hari, yakni pengiriman pukul 10.00-11.00 WIB dan pukul 17.00-18.00 WIB.

Di Tangerang Selatan, sejumlah pemuda RW 019, Kelurahan Serua, Ciputat, melakukan penyemprotan disinfektan swadaya di sejumlah fasilitas publik. Hal itu dilakukan sebagai langkah konkrit melawan Covid-19.

Penyemprotan disinfektan tersebut menyasar sejumlah permukiman warga. Dilanjutkan dengan tempat ibadah, sekolah, dan pusat keramaian di lingkungan perumahan Vila Dago Tol, Tangsel.

Ketua Karang Taruna RW 019 Sulistyawan mengatakan, penyemprotan disinfektan ini adalah ikhtiar dan inisiatif pemuda dalam membantu pemerintah menekan penyebaran virus korona. Tak hanya itu, ia pun meminta kepada semua pihak untuk turut serta dalam memerangi penyebaran tersebut.

"Yang pertama yang harus kita lakukan adalah tetap waspada dan mengikuti anjuran pemerintah melakukan social distancing tetap diam di rumah agar tidak tertular atau menjadi media penularan virus," ungkap Sulistyawan di Serua, Senin (30/3)

Selain melakukan penyemprotan, pihaknya juga memberikan sosialisasi kepada warga tentang virus Covid-19. Mulai dari anjuran menjaga jarak, mengajarkan cara cuci tangan dengan benar, hingga menerapkan hidup bersih dan sehat.

photo
Prajurit TNI mengawal kardus berisi alat pelindung diri (APD) setibanya di Bandara Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Minggu (29/3/2020). - (ANTARA FOTO)

Ketua Umum Suara Kreasi Anak Bangsa, Dodi Prasetya Azhari mengatakan bahwa kegiatan penyemprotan ini merupakan tindakan gotong-royong yang disadari atas semangat solidaritas para pemuda terhadap lingkungan.

Menurut Dodi, sebagai pemuda harus cepat tanggap terhadap kejadian, serta jangan terlalu menunggu bantuan dari pemerintah. "Situasi sekarang ini, kita justru harus lebih peka dan ikut berpartisipasi membantu pemerintah dalam upaya penanganan dan pencegahan dari virus Covid-19 ini," ungkap Dodi.

Produksi keluarga

Melihat tingginya kebutuhan alat pelindung diri (APD), Rektor Universitas Islam Indonesia, Prof Fathul Wahid, bersama istri, Dr Nurul Indarti, dan kedua anaknya berinisiatif membuat pelindung wajah. Dalam lima jam, kata Fathul, di sela-sela mereka bekerja atau belajar di rumah, keluarga ini mampu memproduksi 35 unit pelindung wajah. "Insya Allah, besok dapat didistribusikan 100-an," kata Fathul kepada //Republika//, kemarin.

Pelindung wajah itu dinamai Tim57 karena dibuat di Jalan Timoho 5 Nomor 7. Mulai Kamis (26/3) lalu, Tim57 telah rapi dan siap diambil RS JIH dan akan dibagi ke RS PDHI dan RS-RS milik UII jika memungkinkan. 

"Dengan ukuran 28 x 28 berbahan mika, hanya diperlukan Rp 5.000-an per unit," ujar Guru besar Bidang Ilmu Sistem Informasi UII tersebut. Fathul menegaskan, pelindung wajah yang diproduksinya ini tidak diperjualbelikan. 

Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Darmawan Ismail bersama tim juga menciptakan APD yang meminimalisasi penularan virus Corona dan nyaman digunakan bagi tenaga medis. APD tersebut dinamakan Suns Proque kependekan dari Surgeons of UNS Protective Equipment.

Darmawan bersama tim berinisiatif untuk membuat APD yang sesuai dengan prinsip kedokteran, murah, mudah didapat, bisa diproduksi massal, nyaman dan memiliki kemampuan melindungi lebih baik dibandingkan yang ada di pasaran.

Menurutnya, bahan-bahan pembuatan Suns Proque mudah didapatkan dan harganya murah. "Serta yang paling penting memberikan solusi yang selama ini dihadapi tenaga medis saat memakai APD konvensional. Seperti susah buang hajat, mengusap keringat hingga minum. Semua kegiatan ini bisa dilakukan tanpa harus melepas semua APD yang melekat," ungkapnya, Senin (30/3).

Darmawan merinci, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat Suns Proque di antaranya, jas hujan dua buah, plastik mika, lem tembak, gunting, plastik boks dan penutupnya, perekat dobel, kassa penyaring air yang terkecil, spons halus, air deterjen serta potongan handscoen atau kertas plastik.

Sementara untuk desainnya, bagian atas dan seluruh bagian depan kepala tertutup rapat sehingga kedap udara seperti water walker helmet. Selain itu, untuk menjaga udara yang dihirup bersih, dipasang penyaring udara (air filtrator) pada APD tersebut. Penyaring udara tersebut memanfaatkan spons dan air deterjen yang diletakkan di tengkuk, sehingga aman karena tidak langsung kena hidung. APD juga dilengkapi dengan kipas yang digerakkan dengan menggunakan power bank untuk membuat penggunanya nyaman.

photo
Petugas menanta kardus berisi Alat Pelindung Diri (APD) disela acara penyerahan bantuan APD di Kantor Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Jakarta, Selasa (24/3). - (Prayogi/Republika)

“Dengan konsep helm ini penggunannya bisa tetap nyaman menggerakkan kepalanya sekaligus menghilangkan kemungkinan penempelan akibat terlemparnya droplet dari pasien dan tidak terhisap," paparnya.

Di samping itu, yang membuat Suns Proque berbeda dengan APD lainnya yakni dilengkapi dengan multi purpose hole atau lubang untuk akses dasar pemakai. Keungulannya, tanpa harus melepas APD, tenaga medis bisa memposisikan masker, minum, membersihkan embun yang ada di dalam, sampai menggaruk wajah jika gatal. "Selama ini kan jika mengenakan APD tidak memungkinkan melakukan hal tersebut," ujar Darmawan.

Keunggulan lainnya, APD tersebut bisa dipakai berulangkali. Ketika ingin dipakai lagi tinggal disemprot disinfektan bagian luar dan bagian dalamnya diusap dengan disinfektan. "Kami belum tahu bisa tahan berapa kali pakai. Tapi setidaknya lebih ekonomis dibandingkan yang sekali pakai dan lebih nyaman dan aman bagi penggunanya," ucapnya.

Pembuatan APD tersebut membutuhkan biaya kurang dari Rp 200 ribu per unit. Biaya terbesar terletak pada power bank untuk menyalakan kipas.

Sementara itu, Aksi Cepat Tanggap (ACT) juga mencatat, sejak Senin (2/3) hingga Jumat (27/3), 254.086 jiwa telah merasakan manfaat dari ribuan aksi yang dilakukan 4.206 relawan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI).

Direktur Program Aksi Cepat Tanggap Bambang Triyono melaporkan, ribuan aksi tersebut dilakukan pada 22 provinsi dengan koordinasi di bawah Posko Nasional Aksi Cepat Tanggap dan Posko Wilayah di bawah koordinasi cabang ACT.

“Hingga Jumat lalu, ribuan aksi sudah kita lakukan. Hal itu tentu tidak lepas dari dukungan sahabat dermawan dan para relawan MRI. Melihat masih adanya penyebaran Covid-19 beberapa waktu ke depan, insya Allah ACT akan terus melakukan ikhtiar yang lebih masif lagi,” ujar Bambang dalam keterangan yang didapat Republika, Senin (30/3).

photo
Warga mencuci tangan di area cuci tangan untuk publik di depan Museum Sonobudoyo, DI Yogyakarta, Senin (30/3/2020). - (ANTARA FOTO)

Sejumlah aksi yang dilakukan, yakni disinfektanisasi, distribusi bahan pangan, pembagian makanan siap santap, pelayanan kesehatan, distribusi Air Minum Wakaf, sosialisasi dan edukasi, aksi preventif, distribusi APD, operasi pangan gratis, operasi makan gratis, hingga operasi beras gratis.

Aksi ACT juga menjangkau ratusan masjid, sekolah, perkantoran, musala, puluhan area publik, rumah sakit, kantor pemerintahan, perumahan warga, pesantren, universitas, pertokoan, gereja, rumah tahanan, puskesmas dan posyandu. Sejauh ini, ACT juga melibatkan 77 warteg dalam program turunan Operasi Makan Gratis.

Rumah Zakat juga menyosialisasikan gerakan di rumah saja, memberikan APD kepada tenaga medis, dan memberikan jaminan sosial ke masyarakat prasejahtera berupa bingkisan sembako. Bila terjadi karantina wilayah di DKI Jakarta dan daerah lainnya, Rumah Zakat bertekad meningkatkan jumlah bingkisannya.

CEO Rumah Zakat, Nur Efendi, mengatakan, hal yang harus disiapkan dalam karantina wilayah adalah jaminan sosial, terutama bagi masyarakat yang kurang mampu. "Jaminan sosial penting ketika karantina wilayah diberlakukan. Yang paling terdampak pedagang asongan, pedagang kaki lima, ojek, penjual gorengan, dan lain-lain itu yang akan kita prioritaskan," kata Nur kepada Republika, Senin (30/3). n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat