Kanselir Jerman Angela Merkel | EPA

Internasional

Merkel Lakukan Karantina Mandiri

Paul Rand menjadi senator AS pertama yang mengakui bahwa ia terinfeksi virus korona.

BERLIN -- Kanselir Jerman Angela Merkel memutuskan akan menjalani masa karantina pada Ahad (22/3). Langkah itu dia ambil setelah mengetahui bahwa dokter yang ditemuinya pada Jumat (20/3) dinyatakan positif mengidap virus korona Covid-19.

"Merkel memutuskan untuk segera mengarantina dirinya di rumahnya," ungkap juru bicara Angela Merkel, Steffen Seibert, dikutip laman CNBC. Seibert mengatakan, Merkel akan dites secara teratur selama beberapa hari mendatang. Namun, tugas-tugas kekanseliran tetap diembannya.

Pada Ahad lalu, Merkel sempat mengumumkan langkah-langkah baru yang akan diterapkan Jerman untuk menekan penyebaran Covid-19. Selama dua pekan ke depan, Jerman melarang pertemuan lebih dari dua orang di ruang publik. Peraturan itu tak berlaku bagi orang-orang yang hidup bersama dan pertemuan terkait pekerjaan.

Semua restoran, kafe, dan penyedia layanan jasa, seperti salon, yang tak memiliki ruang atau jarak 2 meter untuk satu orang dengan lainnya harus ditutup. Perusahaan-perusahaan diharuskan mematuhi peraturan kebersihan untuk para pegawainya.

Merkel menegaskan, pembatasan terbaru adalah aturan, bukan rekomendasi. Aparat kepolisian di sana akan memastikan hal-hal itu dipatuhi. ?Tidak ada yang mengharapkan pembatasan ini. Saya yakin mereka (peraturan-peraturan pembatasan) akan membawa kita melalui masa-masa sulit ini,? ujar Merkel, dikutip laman DW.

Italia mengeluarkan kebijakan makin spesifik untuk mencegah penyebaran virus korona. Italia mencoba memperlambat produksi industri di seluruh negeri. Sedangkan, wilayah Lombardy yang paling terberat menderita wabah melarang sama sekali olahraga di luar ruangan yang bukan milik pribadi. Pemerintah juga menetapkan jarak jika ingin mengajak hewan peliharaan berjalan-jalan hanya boleh sejauh 200 meter.

Franco Locatelli, presiden dewan kesehatan di Italia, mengatakan bahwa paket kebijakan baru itu diumumkan Ahad. Hal ini menunjukkan Italia sudah kehabisan akal dan cara untuk membatasi jarak kontak antarmanusia dan kontak terkait pekerjaan.

"Mari kita lanjutkan untuk membatasi jarak," kata Locatelli. "Mari terapkan semua langkah ini, mari kita tata prilaku kita, dan ... tentunya kita akan mendapatkan hasil sesuai yang kita harapkan."

Pemerintah Lombardy mengeluhkan warganya yang masih terlihat aktif di luar rumah. Kebijakan baru ini dibuat untuk menutup semua celah agar bisa membatasi gerak warganya. Pelanggar aturan akan terancam denda 5.000 euro.

Paul Rand menjadi senator AS pertama yang mengakui bahwa ia terinfeksi virus korona. Para ilmuwan di London memperkirakan, jumlah kasus di AS bisa mencapai 1 juta orang. Sementara, perburuan alat medis, termasuk masker, ventilator, dan alat-alat lain, terjadi masif di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, Senin (23/3).

photo
Seorang ibu memasangkan masker untuk anaknya di New York, AS, akhir pekan lalu. - (AP)

Di New York City yang dikenal dengan julukan "kota yang tak pernah tidur" terlihat lengang pada Ahad. Wali Kota New York Bill de Blasio memperingatkan, rumah sakit di kota tersebut hanya memiliki pasokan medis untuk 10 hari, yaitu alat-alat dasar medis untuk melindungi para tenaga medis dan pasien. "Jika kita tidak mendapatkan alat-alatnya, kita akan kehilangan nyawa," kata De Blasio kepada CNN.

Risiko ini tentu jelas. Italia sudah kehilangan 18 orang dokter karena Covid-19, sedangkan Spanyol melaporkan lebih dari 3.900 tenaga medis terinfeksi yang berada 12 persen dari semua korban di negeri tersebut.

Tenaga medis Inggris juga membutuhkan alat pelindung. Di Prancis, para dokter meminta masker dari para pekerja konstruksi, pabrik lantai, dan arsitek. "Ada perburuan liar untuk mendapatkan masker medis," kata ahli biologi Prancis François Blanchecott kepada radio France Inter.

Para pekerja media mengatakan, mereka diminta untuk memakai ulang masker dan sarung tangan yang seharusnya sekali pakai. Jatah mereka juga dibatasi.

Kekurangan ventilator juga menjadi masalah genting. Di AS, krisis kekurangan ventilator menjadi masalah politik. Apalagi, Presiden AS Donald Trump sudah meminta gubernur negara bagian untuk memenuhi kebutuhan wilayah masing-masing jika pemerintah federal tidak dapat memenuhinya.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akhirnya mengakui bahwa penundaan Olimpiade tampaknya tidak bisa dihindari. Kanada dan Australia sudah menyatakan tidak akan mengirimkan atlet mereka ke Tokyo pada musim panas ini. Sedangkan, Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengatakan akan menelaah lagi situasi terbaru dalam waktu beberapa pekan ke depan.

Cina yang menjadi pusat penyebaran awal virus korona dilaporkan mengirimkan bantuan ke berbagai negara. Bantuan itu berupa masker, sarung tangan, hingga pelindung. Mereka juga mengirim tenaga medis ke berbagai negara, seperti Italia, Prancis, Spanyol, Bulgaria, Yunani, dan Serbia.

"AS benar-benar membuang waktu berharga yang justru membuat Cina melangkah maju," kata Geng Shuang, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina. n 

 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat