Hikmah | Republika

Hikmah

Melawan Korona dengan Uzlah

Oleh Mukti Ali Qusyairi

 

Oleh Mukti Ali Qusyairi

Dunia mendadak mencekam. Bumi pada puncak lelahnya: terasa ingin sekali rehat sejenak. Manusia dituntut untuk istirahat sejenak dari hiruk pikuk, uzlah dari ruang publik.

Korona yang baru saja membuat nyali umat manusia pucat pasi, bergidik, bergetar, gentar. Pasalnya, virus yang perkasa masih digdaya, belum ditemukan antivirus sebagai lawan tanding yang dapat melumpuhkannya. Di tangan virus korona, banyak nyawa manusia melayang. Virus yang oleh WHO divonis sebagai pandemi, mudah menyebar, mudah menular, mudah menelan korban secara massal.

Di zaman dulu, tercatat dalam sejarah dan hadis Nabi, pandemi virus yang mematikan pernah ada. Nama virus boleh berbeda dan kadar kedahsyatannya boleh tidak sama, tapi substansinya sama, yaitu virus pandemi, mudah menular dan mematikan. Di abad ke-14, ada virus pandemi bernama “maut hitam” yang menelan korban mencapai sekitar 75-200 juta jiwa. Ada juga virus berbentuk cacar. Di zaman Nabi Muhamad dan sahabat, terdapat virus pandemi bernama tha'un dan judzam (kusta, lepra).

Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu 'anhuma—hadis marfu': "Jika kalian mendengar ada wabah tha'un (wabah mematikan) dalam satu tempat maka janganlah kalian masuk ke dalamnya. Dan jika kalian ada di dalamnya maka janganlah kalian keluar darinya." (Muttafaq alaih, Bukhari-Muslim).

Nabi memberikan solusi cara menyikapi tha'un, yaitu isolasi. Dalam skala makro, wilayah yang terkena pandemi mengisolasi diri. Dalam skala mikro, masing-masing mengisolasi diri, diam di dalam rumah, keluar rumah jika sangat butuh saja, dan menghindari kerumunan. Dengan kata lain, melakukan uzlah nasional. Melawan korona dengan uzlah agar menghindari penularan, tak menelan korban, dan korona membunuh dirinya sendiri. Sirna. Hidup kembali normal tanpa bayang-bayang korona.

Islam adalah agama yang memiliki semangat mencegah kerusakan lebih diprioritaskan daripada mencari kemaslahatan, daru al-mafasid muqaddamun 'ala jalbi al-mashalih. Berbagai ikhtiar dalam menghadapi virus korona dengan isolasi dan uzlah nasional, menghindari kerumunan, hidup dan makan sehat, olahraga agar imunitas tubuh lebih prima dan kuat selaras dengan maqashid al-syari'ah (tujuan-tujuan syariat Islam) sebagaimana yang dikatakan oleh kubbar al-'ulama al-Azhar al-Syarif, Mesir.

Dan saat ini, ada pendemi virus korona yang menurut ahli kesehatan, kedokteran, dan ahli virus merupakan virus yang mudah menyebar dan menular. Oleh karena itu, berkerumun harus dihindari untuk mencegah potensi terjadinya penyebaran virus korona. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat