A | EPA

Tajuk

Kokohkan Solidaritas

 

Pandemi Covid-19 telah memukul semua lini kehidupan. Virus korona yang bermula menyebar dari Wuhan, Cina, itu tak hanya mengoyak sektor kesehatan. Sektor pendidikan, olahraga, agama, sosial, ekonomi, dan bisnis juga merasakan dampak yang sangat berat akibat Covid-19.

Hingga Jumat (20/3), secara global infeksi Covid-19 telah mencapai 244.421 kasus. Jumlah korban meninggal dunia akibat virus korona jenis baru itu, berdasarkan data gisanddata.maps.arcgis.com, mencapai 10.027 jiwa. Di Tanah Air, hingga kemarin, tercatat sudah ada 269 kasus positif Covid-19. Sebanyak 17 pasien di antaranya dinyatakan sembuh dan 32 orang lainnya meninggal dunia.

Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menyebut, wabah virus korona telah berdampak terhadap sektor pendidikan. Sejumlah negara di dunia, termasuk Indonesia, memutuskan untuk meliburkan sekolah dan kampus untuk mencegah penyebaran virus korona agar tak kian meluas. Saat ini, hampir 300 juta siswa di seantero jagat terganggu kegiatan sekolahnya.

Virus korona juga telah menyebabkan aktivitas keagamaan masyarakat dunia terganggu. Sejumlah negara, termasuk Indonesia, terpaksa menutup masjid, gereja, pura, dan wihara dari aktivitas ibadah berjamaah. Umat beragama disarankan untuk beribadah di rumah masing-masing. Untuk sementara, umat Islam tak bisa menunaikan ibadah umrah ke Tanah Suci di Arab Saudi, karena dua kota suci ditutup untuk sementara.

Secara sosial, virus korona telah menyebabkan mobilitas akan interaksi masyarakat menjadi terhambat. Kini, kita tak bisa lagi bebas bersalaman dan berangkulan ketika bertemu dengan sahabat dan kerabat. Ada kebijakan baru bernama social distancing yang membuat kita hanya bisa bersalaman dengan simbol-simbol baru yang disepakati.

Kita tak lagi bisa bebas -- untuk sementara -- berkumpul dan berkerumun. Pemerintah meminta warganya untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah di rumah.

Dunia olahraga dan hiburan pun terkena imbas. Di hampir semua negara, putaran liga sepak bola, basket, bola voli, serta olahraga lainnya terpaksa dihentikan untuk sementara. Beberapa negara juga menutup bioskop dan tempat hiburan. Berbagai konser musik besar yang telah disiapkan jauh-jauh hari pun juga dibatalkan. Virus korona benar-benar telah menjadi ancaman.

Awalnya, virus korona hanya membuat pabrik-pabrik di Cina tutup. Produksi, ekspor, dan impor Cina terganggu. Covid-19 telah memperlambat ekonomi Negeri Tirai Bambu itu. Namun, kini dunia ekonomi dan bisnis secara global terkena pukulan telak. Tak terkecuali Indonesia. Tak heran bila Bank Indonesia (BI) segera merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional pada 2020 ini. Mulanya, BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 5,0 hingga 5,4 persen. Kini, setelah korona menjadi pandemi, proyeksi pertumbuhan terpaksa dipangkas menjadi 4,2 hingga 4,6 persen.

Di tengah situasi bangsa dan negara yang sedang berat ini, hendaknya semua elemen bangsa merapatkan barisan dan bersatu untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19 ini. Salah satu kunci agar pandemi korona segera berakhir adalah kokohnya solidaritas di antara sesama anak bangsa. Bukan malah saling tuding dan saling sindir lalu menjadikan korona sebagai komoditas politik kepentingan pribadi dan kelompok.

Saat ini, para tenaga medis tengah bergulat di rumah sakit untuk menangani pasien-pasien yang terinfeksi Covid-19. Namun, mereka dihadapkan pada sarana dan prasarana yang sangat minim, terutama terkait alat pelindung diri (APD). Memang tugas negara melalui pemerintah adalah melindungi keselamatan warganya, tapi tak ada salahnya pula jika para konglomerat, orang-orang kaya, lembaga filantropis, dan LSM turut membantu menyediakan APD bagi tenaga medis.

Tak hanya itu, sangat banyak masyarakat yang tak bisa mengakses atau mendapatkan masker dan cairan pembersih tangan. Kedua produk itu langka dan kalaupun ada harganya sangat mahal. Masih banyak ditemukan, masyarakat yang menderita batuk dan pilek tak menggunakan masker selama mobilitas melalui beragam moda transportasi. Dengan kokohnya solidaritas, kita berharap ada aksi nyata pembagian masker dan antiseptik pembersih tangan untuk masyarakat yang tak mampu. Ini penting agar Covid-19 tak kian meluas.

Solidaritas juga ditunjukkan dengan kepatuhan masyarakat atau umat terhadap seruan pemerintah serta tokoh agama. Patuhilah seruan untuk belajar di rumah, bekerja di rumah, dan beribadah di rumah. Publik tentu juga berharap agar pemerintah dan seluruh komponen juga bisa memperhatikan nasib rakyat kecil yang terkena dampak wabah korona ini. Mari kokohkan solidaritas. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat