Logo halal. | Tahta Aidilla/Republika

Iqtishodia

SGIER 2023 dan Peran Pemuda dalam Pengembangan Industri Halal

Pemuda Indonesia memiliki peluang besar untuk terlibat dalam kewirausahaan yang terkait dengan industri halal.

OLEH Salahuddin El Ayyubi (Kepala Divisi Filantropi Syariah, CIBEST, dan Dosen Ilmu Ekonomi Syariah FEM IPB University)

Laporan State of the Global Islamic Economy Report (SGIER) 2023 menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam pasar global ekonomi Islam dari 1,62 triliun dolar AS pada 2012 menjadi 2,29 triliun dolar AS pada 2022. Indonesia sendiri naik menjadi peringkat ketiga, lalu diikuti Arab Saudi di peringkat kedua, dan Malaysia masih tetap berada di posisi teratas selama 10 tahun berturut-turut.

Pada sektor layanan jaminan halal, Indonesia secara aktif bermitra dengan beberapa negara seperti Chile, Argentina, Hongaria, Belarus, Turki, dan Iran. Indonesia telah membentuk Forum Halal 20 (H20) sekaligus melalui Badan Jaminan Produk Halal (BPJPH) telah berkerjasama dengan Otoritas Makanan dan Obat-obatan Saudi KSA untuk memperkuat jaminan dan ekosistem industri halal global. 

Pada sektor makanan halal, Hormel Foods yang berbasis di Amerika Serikat telah membeli 29 persen saham GarudaFood Indonesia dengan harapan dapat memanfaatkan kapasitas lokal dan jaringan distribusi yang telah ada. Di industri kesehatan, untuk pertama kalinya Indonesia Investment Authority (INA) dan Silk Road Fund (SRF) menginvestasikan 119 juta dolar AS di Kimia Farma Apotek, anak perusahaan jaringan apotek Kimia Farma (KAEF), yang terdiri atas lebih dari 1.200 apotek dan lebih dari 450 klinik dan laboratorium. 

photo
Pelaku usaha mengajukan permohonan serfikasi halal dalam festival syariah di atrium Bencollen Indah Mall Kota Bengkulu, Bengkulu, Sabtu (01/7/2023). - (ANTARA FOTO/Muhammad Izfaldi)

Tidak ketinggalan bisnis kecantikan omnichannel yang berbasis di Indonesia, Sociolla telah mengumpulkan tambahan 65 juta dolar AS melalui putaran investasi yang dipimpin oleh Temasek dan L Catterton. Perusahaan ini telah mengumpulkan 225 juta dolar AS hingga saat ini dan telah berkembang dari platform e-commerce ke 48 lokasi fisik di Indonesia dan 13 di Vietnam.

Perkembangan positif ini dipengaruhi, antara lain, oleh pertumbuhan populasi Muslim yang telah berjumlah dua miliar atau 25 persen dari populasi global pada tahun 2023 dan diperkirakan akan mencapai 2,8 miliar pada tahun 2050 atau 30 persen dari populasi dunia. Demikian pula dengan populasi pemuda muslim (usia 15-29) yang telah mencapai angka 27,8 persen dari jumlah total pemuda di dunia pada tahun 2023, dan diproyeksikan tiga dari sepuluh pemuda dunia menjadi Muslim pada tahun 2030 mendatang. 

Jika melihat bonus demografi yang terjadi saat ini, terjadi lonjakan yang sangat signifikan terhadap jumlah penduduk Indonesia produktif baru. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data bahwa jumlah penduduk Indonesia per September 2020 sebanyak 270,20 juta jiwa yang didominasi usia produktif (15-64 tahun) sekitar 70,72 persen, usia muda (0-14 tahun) sebesar 23,33 persen, dan penduduk lanjut usia (65 tahun ke atas) sebanyak 5,95 persen

Bagaimana pemuda Indonesia mengambil peran?
Bonus demografi ini ternyata berdampak pada perkembangan ekonomi Islam secara global. Hal itu terlihat misalnya dari ikon hiburan yang bertemakan budaya Islam seperti lagu Maher Zain “insha Allah” (2013), serial Omar Series (2014), serial Ertugrul (2016), Nike Pro Hijab (2017) hingga kartun muslim Omar dan Hana (2019) cukup mendapatkan peminat dari kalangan pemuda. 

Dunia digital yang akrab dengan anak muda menunjukkan data yang hampir sama, misalnya, proliferasi media digital dengan aplikasi seperti MuslimPro (10 juta pengguna aktif, 2017), serangkaian format pendidikan Islam media baru oleh Yaqeen Institute (300 juta menit konten video ditonton pada tahun 2022), atau influencer media sosial Muslim (125+ juta tampilan di TikTok) yang semakin memperkuat identitas agama mereka sekaligus penggerak ekonomi dan potensi konsumsi yang tidak dapat dipandang sebelah mata.  Tentu saja potensi ini siap memainkan peran penting dalam ekspansi ekonomi Islam di masa depan khususnya pengembangan industri halal, setidaknya pada tiga hal penting yang perlu diperhatikan

Pertama, terkait inovasi dan teknologi industri halal. Inovasi khususnya di bidang teknologi, memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan karena dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, kualitas produk, dan membuka peluang pasar baru pada berbagai sektor seperti pariwisata, makanan, mode, dan keuangan, sehingga memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian global. Pemuda Muslim berperan penting dalam membawa inovasi dan teknologi ke dalam ekonomi Islam. 

Dalam konteks Indonesia, hal ini sejalan dengan target pemerintah tahun 2024 untuk membantu 30 juta UMKM masuk ke dalam ekosistem platform digital dalam memasarkan produk halal dan fashion modest. Para pemuda berpeluang besar terlibat sebagai pelaku usaha digital melalui pengembangan e-commerce khusus untuk produk halal, menciptakan aplikasi mobile untuk jasa dan produk berbasis syariah, dan penggunaan media sosial untuk pemasaran dan branding produk-produk UMKM agar dapat beradaptasi dan bertransformasi dari bisnis tradisional menjadi bisnis yang modern dan kompetitif di pasar global.

photo
Warga mengikuti kegiatan bimbingan teknis sertifikasi halal di RPTRA Asoka, Jakarta, Senin (18/9/2023). - (Republika/Thoudy Badai)

Kedua, pengembangan kewirausahaan halal. Indonesia dengan populasi Muslim terbesar di dunia memiliki visi untuk menjadi pusat halal global pada tahun 2024. Pendidikan kewirausahaan yang berbasis nilai-nilai Islam seperti bahan baku halal, kejujuran dan amanah, standarisasi produk halal, sertifikasi dan manajemen halal menjadi penting dalam mengembangkan industri berbasis syariah. 

Pemuda Indonesia memiliki peluang besar untuk terlibat dalam kewirausahaan yang terkait dengan industri halal, khususnya dalam industri makanan halal dan fashion modest. Inisiatif pemerintah dalam mempromosikan ekspor fashion modest dan kerja sama internasional menciptakan lingkungan yang kondusif untuk kewirausahaan muda . Ini termasuk peluang dalam desain, produksi, dan pemasaran produk halal yang tidak hanya memenuhi standar lokal tetapi juga global.

Ketiga, advokasi dan edukasi halal. Integrasi dan edukasi prinsip-prinsip halal ke dalam pendidikan, advokasi proses sertifikasi, memainkan peran penting dalam meningkatkan pemahaman dan kepatuhan para pemangku kepentingan terhadap prinsip-prinsip halal di berbagai sektor. Pemuda Muslim dapat menjadi advokat yang kuat untuk gaya hidup halal dikalangan generasi muda seperti membangun komunitas daring, forum diskusi, sebagai tempat berbagi pengetahuan, pengalaman, dan ide-ide inovatif yang fokus pada gaya hidup halal, keuangan Islam, dan isu-isu terkait lainnya. Termasuk pula menjadi influencer di media sosial untuk mempromosikan produk halal, merek lokal, dan gaya hidup Islami yang mampu permintaan dan kepercayaan konsumen terhadap produk-produk halal.

Indonesia berada di jalur yang tepat menuju pembangunan ekonomi syariah yang berkelanjutan, berkat keterlibatan aktif generasi muda dalam inovasi teknologi, kewirausahaan halal, dan advokasi halal. Kolaborasi generasi muda, pemerintah, dan swasta menjadi kunci percepatan pertumbuhan industri halal di masa depan. Dengan semangat dan dedikasinya, generasi muda Indonesia akan terus memainkan peran penting dalam membentuk masyarakat yang inklusif dan kompak.

 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat