Pengungsi Palestina yang melarikan diri dari serangan Israel berjalan setelah kembali ke kota Khan Younis, Jalur Gaza, 8 Mei 2024. | EPA-EFE/MOHAMMED SABER

Refleksi

Kisah-Kisah Dahsyat

Dunia terus mengalami kejadian-kejadian dahsyat belakangan.

Oleh NIA SUJANI YUNASRI, Praktisi Hukum

Di usia  mendekati 60, sering saya merenung.  Memutar kembali peristiwa peristiwa di masa lalu.  Ada peristiwa yang membuat suka, ada juga peristiwa yang menimbulkan duka.  

Diantara banyak peristiwa itu, banyak sekali peristiwa dahsyat yang terekam dalam pikiran dan terpatri dalam hati. Peristiwa dahsyat yang terkadang mengerikan.  

 

Peristiwa Alam yang dahsyat

Allah memberikan peringatan bagi manusia dengan banyaknya peristiwa alam yang maha dahsyat.  

Kita menyaksikan mega gempa dan tsunami di Aceh yang menewaskan ratusan ribu manusia.  Sampai sampai jenazah manusia tersangkut di pohon pohon kelapa, dan membusuk dimana mana.  Perlu berhari dan berminggu-minggu membereskannya dan bertahun tahun untuk membangun kembali Aceh.

Kita menyaksikan gempa dan tsunami dahsyat yang meluluhlantakkan kota kota di Jepang, termasuk meluluhlantakkan reaktor nuklir di Fukushima, yang melambangkan kecanggihan teknologi ciptaan manusia. Namun tidak dapat melawan kuasa alam.  Sampai setelah berbelas tahun pun tidak terselesaikan masalahnya. Sebagaimana kita saksikan hancurnya reaktor nuklir Chernobyl yang akhirnya membentuk kota hantu tak berpenghuni.  

photo
Para pria duduk di depan bangunan yang runtuh pasca gempa dahsyat, di Hatay, Turki, 19 Februari 2023. - (EPA-EFE/MARTIN DIVISEK)

Kita menyaksikan Gempa Turki dan Suriah yang meluluhlantakkan kota kota dan membelah tanah sehingga membentuk jurang jurang.  Gempa yang menimbun ratusan ribu manusia dalam tidurnya.  

Kita menyaksikan hujan yang sangat lebat dan membuat siang hari menjadi gelap seperti malam di dubai dan negara negara teluk yang menimbulkan banjir yang hebat, yang melumpuhkan manusia manusia yang katanya sudah tergolong dalam manusia yang berkecukupan bahkan kaya raya.  Kekayaan mereka tidak dapat menghela kedahsyatan hujan yang membentuk sungai sungai dan danau danau di padang pasir, mengalirkan air terjun dari gunung gunung mereka yang pada akhirnya menghijaukan gurun yang tandus.  

Kita menyaksikan bagaimana pemanasan global membuat puncak puncak gunung es menyusut. Membuat banyaknya kebakaran hutan seperti yang terjadi di California dan di Australia. Saya pernah mengalaminya ketika berkunjung ke California.  Sangat mengerikan bermobil di antara hutan hutan yang berwarna hitam terlalap api.  Dan bukan hanya sejumput hutan yang saat itu terdampak tapi beribu hektar.  Padahal hutan adalah paru paru dunia.   Dibeberapa tempat malah masih terdapat asap bekas kayu kayu terbakar. Bau sangit masuk ke dalam mobil.  Kota kota disekitar kebakaran pun sepi karena mereka mengungsi ke tempat yang lebih aman.  

Kita menyaksikan karena pemanasan global, permukaan air laut naik, sehingga kita sering kali mengalami banjir rob.  

photo
Sebuah mobil melaju di jalan dan menyinari pohon poplar di bawah cahaya utara (aurora borealis) yang bersinar di langit malam di atas desa Daillens, Swiss, 11 Mei 2024. - (EPA-EFE/LAURENT GILLIERON)

Dan baru saja di pekan ini menyaksikan langit di negeri negeri utara dan selatan berwarna warni, hijau, merah, oranye, ungu bahkan biru tua karena adanya Aurora Borealis dan Aurora Australis.  Aurora yang menyajikan tarian warna indah di langit itu adalah kekuatan magnetik yang melindungi bumi ini dari serangan kekuatan magnetik yang dahsyat dari badai besar yang terjadi di matahari kita.  Aurora menunjukan kepada kita betapa sempurnanya Allah menciptakan bumi ini.  

 

Peristiwa Manusia

Selain kuasa Alam, kita juga menjadi saksi atas banyak peristiwa manusia. 

Kita menyaksikan  pergantian kekuasaan yang tidak biasa di tahun 1998.  Untuk menumbangkan presiden yang enggan lengser walau sudah tiga dekade berkuasa, sampai harus turun segenap unsur masyarakat ke jalan, terbunuhnya banyak mahasiswa dan masyarakat banyak, dibakarnya gedung gedung dan mobil mobil dan properti lainnya.  

Kita menjadi saksi adanya gerakan masive umat Islam Indonesia melawan pelecehan agama dalam 212 yang diakui oleh dunia sebagai gerakan yang powerful.  Jutaan manusia berkumpul berkali kali, berhari hari dan menyuarakan tuntutan keadilan bagi penista agama.  Mereka datang dengan motor, mobil, truk truk, bus-bus sampai berjalan kaki pun dari tempat jauh tatkala perusahaan bus dilarang mengangkut mereka. Membuktikan takala ghirah umat terusik maka gelombang besar umat tidak terbendung.

Kita menyaksikan kekuatan Covid-19 yang membuat "dunia berhenti sejenak" dan jutaan manusia kehilangan nyawa termasuk teman teman kita dan sanak saudara. Kita menyaksikan seluruh dunia berhenti. Banyak diantara kita (termasuk saya) yang sama sekali tidak pernah keluar rumah disaat pandemi ini. Bekerja di rumah, berolahraga di rumah, makan di rumah, berbelanja online di rumah, kajian agama on line di rumah, sampai sampai shalat Ied pun di rumah. 

Kita menyaksikan seluruh dunia berhenti, termasuk di Mekkah dan Madinah, dimana untuk pertama kalinya sejak ritual haji diwajibkan dan ritual umrah disunnahkan, tidak ada manusia yang bertawaf.  Tidak ada manusia yang berjalan dan berlari lari kecil di Safa dan Marwah. Tergetar hati ini melihat tak ada satupun manusia beribadah di dua masjid yang kita cintai, Masjid Nabawi dan Masjidil Haram.  Sedih melihat kekosongan yang maha.  Menunjukkan betapa rapuhnya manusia, dan tidak berdayanya kita ketika karena izin Allah,  makhluk makhluk super kecil itu menyerang manusia tanpa kasat mata.

photo
Masker tersimpan di papan nisan di pemakaman khusus Covid-19 di TPU Jombang Zona II di Kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (29/7/2021). - (Republika/Thoudy Badai)

Kita menyaksikan 9/11 yang meruntuhkan dua gedung World Trade Centre yang menjadi lambang kekayaan dan kejayaan Amerika Serikat karena ditabrak oleh dua pesawat terbang. Sangat mengerikan membayangkan ribuan manusia terkubur di reruntuhan gedung yang runtuh secara perlahan. Ribuan kertas berterbangan, dan diantara ribuan kertas kertas tersebut berterbangan pula manusia manusia yang memilih untuk terjun keluar gedung.  Kita menyaksikan dalam 9/11 hancurnya salah satu sayap bangunan Pentagon yang menjadi lambang kekuatan militer super, yang kala itu jebol tertabrak pesawat ketiga.  Kita menyaksikan jatuhnya pesawat keempat yang konon akan meluncur ke White House. Peristiwa 9/11 yang mengubah dunia. Meruncingkan Islamophobia dan permusuhan terhadap umat Islam.  

Kita menyaksikan pasca 9/11 peperangan dahsyat yang menghancurkan Lebanon, Suriah, Irak, Afghanistan, Libya dan banyak lagi.  Bahkan Menyaksikan terbunuhnya para pemimpin negeri tersebut seperti Moammar Khadafi dan Saddam Husein.  

Kita  menyaksikan menyaksikan apartheid, genosida di Rwanda, juga di negara negara Balkan, dan di negara negara Afrika.  Namun kita juga menyaksikan kehebatan Afrika Selatan dan Mandela yang dengan perjuangannya yang maha bisa meruntuhkan rezim Apartheid di negaranya.

Tragedi kemanusiaan Rohingya dan Uighur tak kalah dahsyatnya.  Menunjukkan  semakin beratnya perjuangan umat Islam hanya untuk menjalankan ibadahnya.

photo
Pengungsi Rohingya berdiri di atas perahu mereka yang terbalik sebelum diselamatkan di perairan Aceh Barat, Indonesia, Kamis, 21 Maret 2024. - (AP Photo/Reza Saifullah)


Dan .... Gaza

Kita menjadi saksi kegetiran dan kesedihan genocide atas saudara saudara kita di Palestina.  Berbulan bulan kita merasakan sakit, seolah ada tubuh kita yang terluka dan tercabik cabik saat saudara saudara kita disana terluka dan tercabik cabik.  Belum lagi rasa bersalah karena tidak bisa berbuat apa apa  untuk Gaza.  Kecewa melihat diamnya banyak negara negara muslim, terlebih lagi melihat ada diantara mereka yang malah membantu zionis laknatullah.  Ethnic cleansing dan genosida di Palestina yang maha dahsyat dan mengerikan ini membuat segenap warga dunia bergerak.

Ada ribuan, jutaan, belasan juta, mungkin puluhan juta atau ratusan juta orang berada di belakang Palestina. Syiah, Sunni, Kristen dan Yahudi sendiri, bahkan atheis seperti Cina dan Rusia. 

Berjuang dengan cara mereka sendiri untuk membebaskan dan membantu Palestina.  Di terik panas, di bawah hujan deras, di dinginnya salju ...

Di medan perang mereka pun bahu membahu.  Yaman yang gagah berani mencegat dan menyerang kapal kapal pembawa supply buat negeri penjajah. Hizbullah tak henti hentinya mencoba membobol pertahanan penjajah dengan rudal rudal mereka. 

photo
Seorang pengunjuk rasa mengacungkan plakat saat pengunjuk rasa Pro-Palestina berkumpul saat aksi duduk di dalam gedung Universitas Melbourne, di Melbourne, Australia, 15 Mei 2024. - (EPA-EFE/JAMES ROSS )

Dan Iran ... yang walaupun di atas kertas mengatakan bahwa serangan mereka berupa retaliasi atas tindakan penjajah yang membunuh para petinggi militer mereka, tetap saja membuat orang Palestina malam itu tersenyum dan berkata... akhirnya, ada juga orang yang berani melakukan tindakan militer terhadap penjajah.  

Kalaulah itu dilakukan dalam waktu yang tidak lama, mungkinkah itu menunjukkan pada musuh dan pada dunia bahwa tindakan balasan harus dilakukan secara proporsional berdasarkan hukum Internasional? Tidak seperti musuh yang melakukan retaliasi dengan cara meluluh lantakan semua kota dan secara membabi buta membunuh puluhan ribu orang termasuk anak anak dan wanita.

Kalaulah Iran memberitahu kapan penyerangan itu akan dilakukan, bukankah dalam tata cara berperang yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam dan sahabatnya demikian juga? 

Di medan kemanusiaan, Yordania melakukan inisiatif menjatuhkan bantuan makanan dan juga memfasilitasi negara negara lain yang melakukan hal tersebut.  Mendirikan rumah sakit lapangan bersama dengan negara negara Eropa. 

Para lembaga sosial masyarakat dengan giat mengumpulkan dana dari semua orang yang mau menyisihkan hartanya.  Dari sekecil sekilo tepung terigu sampai yang jumlahnya milyaran.  Dengan sabar ribuan truk yang membawa bantuan itu menunggu di Raffah dan masuk ke Gaza sedikit demi sedikit.

Dunia Bersama Palestina - (Republika)  ​

Di luar medan perang, Perjuangan membela Palestina dilakukan dimana mana. Di dunia diplomasi, Qatar dan mesir tidak ada lelahnya menengahi perundingan perundingan.  Afrika Selatan membawa sang penjajah ke meja hijau Mahkamah Internasional yang didukung oleh banyak negara termasuk Indonesia.  Di Dewan Keamanan PBB dengan berkali kali upaya untuk menggolkan gencatan senjata.  Di Majelis Umum PBB, UNRWA, UNICEF.

Di gedung gedung parlemen negara negara, di kampus kampus, di rumah sakit.  

Di jalan jalan di seluruh penjuru dunia dalam demo demo skala mega jumbo yang tidak pernah dilakukan warga dunia sebelumnya.  Mereka melakukan unjuk rasa dengan segala daya upaya.  Bahkan ada yang sampai mengorbankan nyawanya membakar diri.

Bahkan di supermarket, di restoran, orang berjuang untuk menahan keinginan makan dalam upaya boikot mereka.  Di rumah rumah yang menyingkirkan produk produk yang diboikot. Bersusah payah kita mencari produk produk alternatif.

Perjuangan juga dilakukan di masjid-masjid, dalam shalat shalat jumat dan tarawih. Dalam ritual umroh, tak henti hentinya doa untuk Palestina dipanjatkan.

Juga di dalam hati kita, di dalam doa doa yang kita langitkan.

Mari langitkan doa doa kita agar kita dan keturunan kita selalu dalam lindunganNya di dunia yang semakin tua ini, di alam yang mendekati akhir zaman.

15 Mei 2024

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Warga Gaza Merasa Digiring Israel Menuju Kematian

Israel kembali mengeluarkan perintah evakuasi kepada warga Gaza yang sudah kelelahan.

SELENGKAPNYA

Rekor Cuaca Panas di Bumi Makin Mengkhawatirkan

Rekor cuaca panas terus terpecahkan di berbagai belahan bumi.

SELENGKAPNYA

Intifada di AS, Mahasiswa Sandera Aula Kampus

Hampir seribu mahasiswa telah ditangkap aparat kepolisian di AS.

SELENGKAPNYA