
Iqtishodia
Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Kewirausahaan Melalui Media Pertelevisian
Inovasi membuat para wirausaha menjadi katalis perubahan.
OLEH Hilman Hakiem (Mahasiswa S3 DMB21 SB-IPB, Ketua Prodi Ekonomi Syari'ah FAI-UIKA Bogor, dan Peneliti Tamu CIBEST IPB) Zuldekra (Mahasiswa S3 DMB21 SB-IPB dan Marketing Director PT Otsuka Indonesia), Astrika Erlin (Mahasiswa S3 DMB21 SB-IPB dan Ekonom Senior Bank Indonesia)
Komunikasi melalui media massa, khususnya media yang berbasis frekuensi seperti radio dan televisi dipercaya telah menjadi bagian yang dominan dari kehidupan masyarakat modern. Bahkan masyarakat modern menjadikan informasi yang disebar melalui media massa sebagai komoditas, sehingga kenyataan yang ada pada masyarakat diartikulasikan dan dikonfirmasikan secara berkesinambungan dan berkelanjutan (Wuryanta 2012).
Bjorvatn et al. (2020) menyebutkan bahwa tayangan-tayangan edutainment (pendidikan berbasis hiburan) memiliki sejarah panjang di negara-negara maju dan semakin banyak digunakan di negara-negara berkembang untuk mendidik masyarakat di berbagai bidang kehidupan, termasuk kesehatan, hak asasi manusia, hingga literasi keuangan.
Lebih dari itu, tayangan-tayangan edutainment juga seringkali mengangkat tema-tema kewirausahaan dan industri kreatif, sehingga dapat memberikan edukasi dan motivasi kepada para pengusaha dan pemuda dalam kewirausahaan, keterampilan berbisnis, literasi keuangan, hingga menyadarkan potensi-potensi mereka untuk berkembang secara rekonomi dan keluar dari garis kemiskinan.
Meskipun dihadapi terpaan masalah, menurunnya jumlah pemirsa yang menonton tayangan televisi, namun televisi memiliki arti dan posisi tersendiri di masyarakat. Televisi juga telah memiliki pangsa pasar tersendiri. Hal ini terbukti dari bahwa televisi dan radio turut menjadi salah satu sub-sektor ekonomi kreatif yang menyumbang terhadap pertumbuhan PDB di Indonesia. Jika potensi industri pertelevisian yang telah establish di Indonesia ini dioptimalkan untuk tayangan-tayangan yang mengandung kreatifitas ekonomi dan kewirausahaan, maka diharapkan hal ini dapat meningkatkan potensi inovasi pengembangan ekonomi kreatif dan kewirausahaan di Indonesia.

Inovasi merupakan proses di mana para wirausaha mengkonversi peluang menjadi ide yang layak jual. Inovasi membuat para wirausaha menjadi katalis perubahan. Inovasi juga dipandang sebagai kombinasi antara visi untuk membuat ide dan ketekunan serta dedikasi untuk merumuskan konsep sampai implementasinya.
Pentingnya inovasi yaitu mengantisipasi dinamika globalisasi dan munculnya krisis ekonomi global, kecenderungan kontribusi ilmu pengetahuan pada ekonomi suatu bangsa semakin tinggi, peranan iptek pada peradaban semakin mengerucut pada tiga teknologi: bioteknologi, teknologi informasi dan komunikasi serta nanoteknologi, dan peranan ekonomi kreatif berbasis UMKM semakin meningkat (Syarief 2022).
Adapun yang menjadi sumber inovasi adalah kebutuhan, perubahan demografi, pengetahuan baru, perubahan persepsi, perubahan pasar dan industri, gap harapan dan realitas, dan kejadian tidak terduga. Kreatifitas berarti memikirkan sesuatu yang baru, inovasi didefinisikan melakukan sesuatu yang baru, sedangkan kewirausahaan menciptakan nilai di pasar (Syarief 2024).
Dengan mengeksplorasi jenis-jenis kegiatan ekonomi/usaha yang masuk dalam bagian industri kreatif, maka dirasa penting untuk memiliki media atau alat dalam mengembangkan industri kreatif di Indonesia. Kajian literatur menunjukkan bahwa media massa melalui televisi memiliki peran penting dalam menumbuhkan industri-industri kreatif di Indonesia baik dengan cara edukasi program-program kewirausahaan dan industri kreatif melalui televisi atau juga menumbuhkan industri kreatif itu sendiri yang bergerak di industri pertelevisian di Indonesia (Iktia dan Prabaswara 2021; Sudarsono dan Olivia 2021).
Metode yang digunakan kualitatif-kuantitatif dengan pendekatan Analytic Network Process (ANP) yang dikembangkan oleh Thomas L Saaty dan Louwis S. Vargas (Tanjung dan Devi 2013). Dalam metode ini, data yang digunakan yaitu data primer yang didapat dari hasil wawancara (indepth interview) dengan pakar ekonomi kreatif dan pertelevisian, yaitu Andromeda Mercury, seorang pembawa acara berita di Indonesia.
Andromeda Mercury menjadi semakin populer saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjuknya menjadi salah satu moderator Debat Calon Presiden-Wakil Presiden pada Pemilu 2024. Andromeda Mercury dianggap sebagai responden yang memiliki keterampilan dan pemahaman yang baik tentang industri kreatif, kewirausahaan dan industri pertelevisian.
Strategi
Andromeda Mercury menyatakan bahwa industri pertelevisian merupakan industri yang mengandalkan kecepatan dan keakuratan. Misalnya, jika ada isu menarik di siang hari, maka di sore hari, isu tersebut sudah harus tayang. Selain itu, untuk memvalidasi informasi yang disajikan oleh media televisi, haruslah juga menghadirkan narasumber yang mumpuni dan sesuai di bidangnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa televisi adalah industri yang berbasis pada “rating and share” dan “based on issue”. Pola sebagian masyarakat yang mulai mengalami perubahan atau penyesuaian dalam penggunaan digital (seperti gawai/gadget), juga berkontribusi terhadap perubahan perilaku masyarakat dalam menyikapi tontonannya.
Terdapat lima strategi yang diusulkan dalam pengembangan ekonomi kreatif dan kewirausahaan melalui media pertelevisian di Indonesia. Kelima strategi tersebut di antaranya adalah program inkubasi dan akselerator, promosi industri kreatif dan kewirausahaan inklusif, mengembangkan platform digital, program pengembangan dan pelatihan keterampilan, hingga komitmen politik pemerintah.

Berdasarkan hasil kuantifikasi pada klaster strategi, ditemukan bahwa strategi yang paling prioritas dalam inovasi pengembangan ekonomi kreatif dan kewirausahaan melalui media pertelevisian di Indonesia adalah program inkubasi dan akselerator, promosi industri kreatif dan kewirausahaan inklusif, program pengembangan dan pelatihan keterampilan, dan komitmen politik pemerintah. Keempat strategi ini memiliki nilai prioritas yang sama yaitu sebesar 0,221. Sedangkan strategi mengembangkan platform digital dianggap kurang penting sehingga berada pada posisi terendah yaitu 0,117.
Strategi penting lainnya dengan mendorong inovasi industri kreatif dan kewirausahaan melalui pendekatan yang inklusif dan mempertimbangkan berbagai sektor dalam sistem inovasi nasional. Dalam konteks ini, pengaturan kebijakan pemerintah memainkan peran penting dalam menyeimbangkan dukungan di berbagai bidang seperti biosains, teknologi dan informasi, serta nanoteknologi (Bakhshi et al. 2015).
Selain itu, di tingkat nasional, pengembangan industri kreatif dan budaya memerlukan pengembangan jaringan teritorial dan kebijakan yang mendukung perekonomian lokal sekaligus membina kolaborasi antara sektor publik dan swasta.
Andromeda Mercury menambahkan bahwa kolaborasi ataupun kerjasama dapat berupa kerjasama industri pertelevisian dan ekonomi kreatif dengan pemerintah seperti Kemnaker, Kemenparekraf, kerja sama dengan bank, bahkan mengadakan lomba-lomba ekonomi kreatif, inovasi dan lain-lain. Andromeda Mercury juga menyinggung perihal pentingnya media televisi dalam mengembangkan platform-platform digital serta memperluas tayangan dan promosi dengan mengaktifkan saluran-saluran media sosial seperti youtube, instagram dan lain lain. Dengan cara seperti ini diharapkan promosi konten-konten pada media televisi juga dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.