ILUSTRASI Sahabat Nabi SAW yang paling akhir wafatnya adalah Abu Qilabah. | DOK WIKIPEDIA

Tuntunan

Betapa Berat Sikap Istiqamah

Tujuh pemuda mengukir kisah istiqamah yang menjadi pelajaran berharga bagi kita.

REPUBLIKA.ID, Istiqamah adalah urusan iman. Meski kita sudah me lalui sepersekian ta hun dari 1440 Hijriyah, hati ini hendaknya tetap dalam koridor iman. Te kanan datang silih berganti. Uji an dan cobaan kerap menghampiri. Iblis menggoda dari segala penjuru. Dia menggoda dari sisi depan, belakang, kanan, kiri hing ga dari bagian atas. Hanya orang-orang beriman yang bisa selamat dari godaan itu.

Allah SWT berfirman dalam Alquran: "Maka tetaplah kamu dalam jalan yang benar sebagai mana diperintahkan kepadamu… "(QS Hud ayat 112). Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi menjelaskan bahwa istiqamah adalah sikap konsisten dalam taat kepada Allah.

Dari Abu Amr alias Abu Amrah Sufyan bin Abdullah, ia ber kata: "Saya berkata kepada Ra sulullah, wahai Rasulullah, ajari saya satu ucapan yang mengandung ajaran Islam dan saya tidak perlu lagi bertanya kepada siapa pun selain kepada anda." "Rasulullah menjawab," katakanlah aku beriman kepada Allah, ke mu dian bersikap istiqamah." (HR Muslim).

Tujuh pemuda mengukir kisah istiqamah yang menjadi pelajaran berharga bagi kita. Ashabul Kahfi dan anjingnya bernama Raqim ditidurkan Allah SWT selama lebih dari tiga ratus tahun yang kabur demi menyelamatkan agama.

Syekh Mohammad Mutawalli Sya'rawi dalam Untaian Kisah- Kisah Qurani dalam Surat Al- Kahfi menjelaskan, kisah Asha bul Kahfi memiliki mutiara hik mah yang tak lekang hingga akhir zaman. Allah SWT dapat menja di kan gua yang notabene tempat sempit di mana seseorang tidak bi sa berlama-lama tinggal di da lam nya sebagai tempat tidur para pemuda beriman, bahkan hingga ratusan tahun. Allah mengingin kan agar manusia menyadari, gua sempit menurut pemikirannya bisa menjadi lapang berdasarkan kuasa-Nya. Anugerah Tuhan mem buat tempat sesempit itu te rasa luas dan lapang sehingga me reka bisa leluasa di dalamnya.

photo
Umat muslim menunaikan Shalat Qiyamul Lail saat beritikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan 1444 H di Masjid Habiburrahman, Jalan Kapten Tata Natanegara, Cicendo, Kota Bandung, Rabu (12/4/2023) dini hari. Pada sepuluh hari menjelang berakhirnya Bulan Suci Ramadhan, umat muslim melakukan Itikaf untuk meraih malam kemuliaan (Lailatul Qadar) dengan membaca Alquran, Shalat Tahajud dan berzikir. - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

"Kenyataan ini mengingatkan kita bahwa setiap orang yang lari menyelamatkan agamanya ke suatu tempat di luar wilayahnya betapa pun sempitnya tempat itu akan terasa luas dan lapang ber kat rahmat Tuhan. Jika dia di tem pat itu kesulitan rezeki, Allah akan membuka pintu-pintu re zeki baginya sehingga dia mera sa kan dirinya sebagai orang ter kaya," tulis Syekh Sya'rawi.

Meski demikian, bersikap isti qamah merupakan hal tak mudah. Para pemuda Ashabul kahfi harus diusir para penguasa demi menjaga keistiqamahan dalam beriman. Demi alasan yang sama, Kanjeng Nabi SAW harus dihujat, dicaci, dilempari, hingga diusir saat mengawali dakwah kenabian. Nabi SAW pun mesti hijrah ke Yastrib demi menjaga akidah dan mengawali kembali dakwah dari mula.

"Bersikaplah istiqamah, namun kalian tidak akan dapat menghitung nilai istiqamah. Ketahuilah, bahwa amalan kalian yang terbaik adalah shalat. Yang dapat memelihara wudhu hanyalah orang beriman". (HR Ahmad dan Ibnu Majah).

Hadis ini mengungkapkan be tapa beratnya bersikap istiqa mah, sehingga manusia tidak akan mampu melakukannya de ngan sempurna. Tak menghe rankan memang karena keiman an setiap Mukmin "terkena" hu kum yaziidu wa yanqus, akan ber tambah dan berkurang; naik dan turun. Boleh jadi, ada saat-saat iman ki ta sedang naik, sehingga bersemangat dalam ibadah. Tapi, ketika iman sedang menurun, semangat beribadah pun menjadi lemah.

Kisah Tsa'labah

Di samping contoh keberhasilan, banyak juga tokoh gagal yang dikisahkan dalam Alquran. Tsa labah Ibn Hathib al-Anshari ada lah contoh orang yang gagal men jaga sikap istiqamahnya. Dia membuat Allah geram atas sifat kikirnya. Empat ayat diturunkan Allah untuk mengingatkannya dan mengingatkan umat Muslim lainnya di seluruh penjuru dunia.

Suatu hari, Tsa'labah dikisah kan datang menghadap Rasu lullah. Tanpa basa-basi dia minta Rasulullah untuk memohon ke pada Allah supaya dia dianugerahi rezeki. Namun, Rasulullah menolak permintaan tersebut. Meskipun demikian, Tsa'labah tidak bosan-bosannya mendesak Rasulullah untuk memenuhi mau nya. "Doakanlah kepada Allah agar Dia memberiku harta kekayaan," pinta Tsa'labah.

Meski kerap ditolak, Tsa'la bah memohon sekali lagi. Namun, kali ini pun Rasulullah menolak kembali. "Apakah kamu tidak senang menjadi manusia seperti Nabi Allah? Demi Zat yang menguasai diriku, andaikan aku ingin agar gunung itu berjalan di sampingku sebagai emas dan perak, niscaya ia melakukannya," tutur Rasulullah.

Untuk meluruhkan hati Rasulullah, Tsa'labah kemudian mengucapkan sumpahnya. "Demi Zat yang telah mengutusmu dengan hak. Jika engkau memohon kepada Allah, lalu Dia memberi ku harta kekayaan, niscaya aku akan memberikan hak kepada setiap orang yang berhak menerimanya," ujarnya.

 
 

Rasullulah memegang janji Tsa'labah. Dia akhirnya mengamini keinginan Tsa'labah dan berdoa untuk Tsa'labah agar Allah memberikannya rezeki dan memberkahinya. "Ya Allah, anugerahkanlah harta kekayaan kepada Tsa'labah," ujar Nabi. Allah memenuhi doa Ra su lullah, sehingga akhirnya Tsa'la bah mendapatkan seekor unta dan domba. Tsa'labah sangat senang. Setiap hari dia berusaha meng gemukkan ternaknya, mem buat ternaknya bisa menghasilkan susu yang banyak untuk bisa dijual. Tsa'labah masih teguh bersikap istiqamah saat memenuhi panggilan jihad pada Perang Badar.

photo
Peternak di Pasar Hewan Kakiyah, Makkah, Arab Saudi. - (Heri Ruslan/Republika)

Seusai perang, dia kembali pada ternaknya. Dia menggembalakannya, menggemukkan yang kurus, dan membesarkan yang kecil. Harinya semakin sibuk seiring bertambahnya jumlah ternak yang dimilikinya. Mereka beranak pinak bak belatung hingga Madinah menjadi penuh sesak. Akibatnya, dia dan ternaknya menyingkir dan tinggal di sebuah lembah dekat Madinah sehingga dia masih bisa shalat Zhuhur dan Ashar dengan berjamaah. Sedangkan, shalat lainnya dilakukannya sendirian.

Ternaknya terus bertambah dan dia menjadi sangat sibuk. Akhirnya, Tsa'labah mulai me ninggalkan shalat Jumat. Dia ha nya menemui orang-orang yang lewat padang gembalaannya untuk menuju shalat Jumat di Mas jid Madinah dan hanya untuk menanyakan kabar.

Saat itu, Rasulullah menang kap ada hal yang aneh dari Tsa' labah. Dia pun bertanya kepada dua pengendara unta yang ditemuinya. "Apa yang dilakukan oleh Tsa'labah?" Mereka menceritakan soal ternak Tsa'labah ke pada Nabi. Rasul terkejut dan ber sabda. "Aduh celaka Tsa'la bah, aduh celaka Tsa'labah, ce laka Tsa'labah," tutur baginda.

Tsa'labah juga bersikap kikir. Dia menghindari kewajiban berzakat. "Ini hanyalah pajak, ini adalah semacam pajak. Aku tidak tahu, apa ini? Pergilah sehingga selesai tugasmu, nanti kembali lagi kepadaku," elak Tsa'labah kepada utusan Rasulullah.

Kabar ini sampai ke telinga Na bi dan membuatnya gusar. Maka, Allah kembali menurunkan firman-Nya dalam surah at-Tau bah ayat 75-77 yang berisi sindiran kepada orang-orang yang sebe lumnya berikrar akan menyedekahkan sebagian hartanya jika dikaruniai oleh Allah berupa ke kayaan, tetapi setelah diberi kekayaan mereka justru menjadi kikir dan berpaling. Karena sikap seperti itu, Allah kemudian menanamkan kemunafikan pada ha ti mereka sampai tiba ajal sebab mereka telah memungkiri ikrar dan berdusta.

Ketika ayat itu disampaikan Rasulullah kepada para sahabatnya, ada salah seorang kerabat Tsa'labah yang ikut mendengar dan kemudian menyampaikan hal itu kepada Tsa'labah yang menjadi kalang kabut. Dia pun pergi menemui Nabi dan memohon agar beliau mau menerima zakat darinya.

Namun, Nabi tak mau menerimanya. "Sesungguhnya Allah melarangku untuk menerima zakatmu." Kemudian, Tsa'labah yang sangat menyesal melaburi kepalanya dengan tanah. Lalu, Rasulullah berkata kepadanya, "Inilah amalanmu. Aku telah me merintahkan sesuatu kepadamu, tetapi engkau tidak mau mema tuhi ku." Hingga Rasulullah dan para khalifah tidak menerima se dikit pun zakatnya.

Demikianlah kisah-kisah ke istiqamahan dalam Alquran. Sikap istiqamah membawa para pelakunya menjadi penghuni surga. Mereka kekal didalamnya dan menikmati ganjaran atas semua amal perbuatannya. "Se sungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah." kemudian mereka tetap isti qamah, maka tidak ada ke kha watiran terhadap mereka dan mereka tidak (pula) berdukacita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya, sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan." (QS al- Ahqaf: 13-14).

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Al-Utsmani: Sebarkan Nilai Hidup Bersama Alquran

Proses pembelajaran yang diberikan oleh Al-Utsmani berjenjang, disesuaikan dengan tingkat kemampuan setiap peserta.

SELENGKAPNYA

Marak Kasus Penistaan, Umat Diminta tak Terprovokasi

Polisi segera periksa pihak pelapor dan terlapor dalam kasus Pendeta Gilbert.

SELENGKAPNYA

20 Orang Diduga Dikubur Hidup-Hidup Tentara Israel di Kuburan Massal di Gaza

Sekitar 392 jenazah telah ditemukan di kuburan massal di al-Nasser.

SELENGKAPNYA