Bayi terlihat di inkubator di bangsal prematur Rumah Sakit Emirat di Rafah, Jalur Gaza, Jumat, (8/3/2024). Enam belas bayi prematur telah meninggal karena kekurangan gizi selama lima minggu terakhir di rumah sakit tersebut. | AP Photo/Fatima Shbair
Bayi terlihat di inkubator di bangsal prematur Rumah Sakit Emirat di Rafah, Jalur Gaza, Jumat, (8/3/2024). Enam belas bayi prematur telah meninggal karena kekurangan gizi selama lima minggu terakhir di rumah sakit tersebut. | AP Photo/Fatima Shbair
Seorang anak laki-laki Palestina berusia 10 tahun, Yazan al-Kafarna, yang lahir dengan lumpuh otak, terbaring di sebuah rumah sakit di Rafah pada Ahad (3/3/2024). Yazan meninggal pada Senin (4/3/2024) karena pengecilan otot ekstrem yang disebabkan oleh kekurangan makanan. Orangtua Yazan mengatakan, mereka kesulitan mendapatkan makanan yang layak untuk al-Kafarna, termasuk buah-buahan lunak dan telur sejak mereka meninggalkan rumah mereka di Beit Lahia, Gaza utara. | AP Photo/Hatem Ali
Seorang anak laki-laki Palestina berusia 10 tahun, Yazan al-Kafarna, yang lahir dengan lumpuh otak, terbaring di sebuah rumah sakit di Rafah pada Ahad (3/3/2024). Yazan meninggal pada Senin (4/3/2024) karena pengecilan otot ekstrem yang disebabkan oleh kekurangan makanan. Orangtua Yazan mengatakan, mereka kesulitan mendapatkan makanan yang layak untuk al-Kafarna, termasuk buah-buahan lunak dan telur sejak mereka meninggalkan rumah mereka di Beit Lahia, Gaza utara. | REUTERS/Yasser Qudih

Peristiwa

Kelaparan dan Gizi Buruk Renggut Nyawa Anak Palestina

Enam belas bayi prematur telah meninggal karena kekurangan gizi di Palestina

RAFAH -- Kekurangan gizi telah merenggut nyawa anak Palestina. Di Rumah Sakit Emirat di Rafah, Jalur Gaza, Jumat, (8/3/2024), Enam belas bayi prematur telah meninggal karena kekurangan gizi selama lima minggu terakhir di rumah sakit tersebut.

Seorang anak laki-laki Palestina berusia 10 tahun, Yazan al-Kafarna, yang lahir dengan lumpuh otak, dikabarkan meninggal pada Senin (4/3/2024) karena pengecilan otot ekstrem yang disebabkan oleh kekurangan makanan.

Orangtua Yazan mengatakan, mereka kesulitan mendapatkan makanan yang layak untuk al-Kafarna, termasuk buah-buahan lunak dan telur sejak mereka meninggalkan rumah mereka di Beit Lahia, Gaza utara. ';