Petugas Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Pusat melakukan pengelolaan sampah daun di TPS 3R Ketapang Satpel Lingkungan Hidup Kecamatan Gambir, Jakarta, Selasa (21/2/2023). | Republika/Putra M. Akbar

Nasional

DKI Jakarta Perbanyak TPS 3R

Pemprov DKI menargetkan TPS 3R ada di setiap kecamatan.

JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meresmikan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (26/1/2025). Keberadaan TPS 3R itu diharapkan dapat mengatasi masalah sampah di DKI Jakarta. 

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, pemerintah daerah mendapatkan amanat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk dapat mengatasi masalah sampah. Pembangunan TPS 3R itu merupakan salah satu cara untuk menuntaskan permasalahan sampah dari sumbernya.

"Ke depan per kecamatan bisa memiliki ini (TPS 3R), sehingga bisa memilah sampahnya, mencacah, dan hasilnya adalah seperti di RDF Bantargebang, dan dibeli oleh offtaker," kata dia di Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (26/1/2024).

photo
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meninjau proses pengelolaan sampah di TPS 3R Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (26/1/2024). - (Republika/Bayu Adji P)

Ia menyatakan, sepanjang 2023, Pemprov DKI Jakarta telah membuat tujuh TPS 3R. Sementara pada 2024, akan ada empat TPS 3R yang dibangun. Menurut Heru, pihaknya akan terus membuat TPS 3R pada tahun-tahun selanjutnya. Dengan begitu, ke depannya, 44 kecamatan yang ada di DKI Jakarta akan memiliki TPS 3R di masing-masing wilayahnya. 

Kendati sudah ada TPS 3R, ia mengingatkan, peran masyarakat dalam pengelolaan sampah tetap diperlukan. Pasalnya, pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Selain iru, pihak swasta juga berkewajiban untuk melakukan penanganan sampah.

"Ada aturan mereka harus memilah dari sumbernya dan mengolah, sehingga bisa habis dari sumbernya," ujar Heru.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Asep Kuswanto menuturkan, perlu dilakukan upaya lebih untuk mengatasi penumpukan sampah agar meminimalkan dampak buruk yang bisa terjadi. Apalagi, penanganan sampah adalah isu nasional di wilayah perkotaan, termasuk DKI Jakarta. Sebab, wilayah perkotaan memiliki lahan yang terbatas untuk tempat pembuangan sampah. 

"Jika tidak dikelola dengan baik, penumpukan sampah dapat menimbulkan masalah seperti pencemaran air, udara, berkembangnya bibit penyakit, bahkan longsor," kata dia.

Asep menilai, upaya untuk mengurangi sampah dari sumbernya perlu untuk terus dioptimalkan. Salah satu upaya yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta adalah aktivasi Gerakan Jakarta Sadar Sampah, yang merupakan implementasi Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Lingkup Rukun Warga.

Untuk menunjang aktivasi tersebut, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta membangun tujuh unit TPS 3R pada 2023. Dua di antaranya diresmikan hari ini, yaitu TPS 3R Ciracas dan TPS 3R Rawasari.

photo
Petugas Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Pusat melakukan pengelolaan sampah daun di TPS 3R Ketapang Satpel Lingkungan Hidup Kecamatan Gambir, Jakarta, Selasa (21/2/2023). - (Republika/Putra M. Akbar)

Asep menjelaskan, TPS 3R dilengkapi sistem pengelolaan sampah dengan kapasitas olah 25-50 ton sampah per hari. TPS 3R itu juga dapat menghasilkan refused derived fuel (RDF) atau bahan bakar jumputan padat (BBJP), yang nantinya akan disuplai ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Indocement selaku offtaker.

Direktur Pengurangan Sampah KLHK Vinda Damayanti Ansjar mengatakan, pengelolaan sampah tidak bisa hanya dari hasil sampahnya. Lebih dari itu, pengelolaan harus dimulai dari sumber sampah. 

"Harapan kami adalah bahwa yang paling penting adalah saat ini edukasi masyarakat untuk melakukan pemilihan sampah dan menyelesaikan sampah dari sumbernya, sehingga sampah yang dibuang ke TPA itu akan seminimal mungkin," kata Vinda.

Ia menyebutkan, KLHK menargetkan tidak akan ada lagi pembukaan tempat pembuangan akhir (TPA) baru pada 2030. Karena itu, pengelolaan sampah harus benar-benar dimulai dari sumbernya. 

"Memilah sampah organik, anorganik, dan residu yang hanya bisa dibuang ke TPA," ujar dia.

Menurut dia, selama ini DKI Jakarta menjadi provinsi yang paling baik dalam pengelolaan sampah. Ia menyebutkan, DKI Jakarta sudah bisa melakukan pengurangan sampah 26 persen. Sementara daerah lain pengurangan sampahnya masih berkisar 10-11 persen.

"Targetnya adalah 27 persen pengurangan saat ini, tapi pada 2025, 30 persen untuk pengurangan sampahnya dan 70 persennya sampah terkelola," ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat