Warga Banda Aceh berziarah di tempat kuburan massal korban tsunami Aceh, Selasa (26/12/2023). | EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Warga Banda Aceh berziarah di tempat kuburan massal korban tsunami Aceh, Selasa (26/12/2023). | EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Warga Banda Aceh berziarah di tempat kuburan massal korban tsunami Aceh, Selasa (26/12/2023). | EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAKEPA
Warga Banda Aceh berziarah di tempat kuburan massal korban tsunami Aceh, Selasa (26/12/2023). | EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Warga Banda Aceh berziarah di tempat kuburan massal korban tsunami Aceh, Selasa (26/12/2023). | EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK

Peristiwa

Ziarah Kuburan Massal Korban Tsunami Aceh

19 tahun lalu, tsunami melanda 14 negara di sekitar Lautan Hindia menewaskan 230.000 jiwa.

BANDA ACEH -- Warga Banda Aceh berziarah di tempat kuburan massal korban tsunami Aceh, Selasa (26/12/2023). Mereka membacakan doa bagi ribuan jenazah yang dikuburkan di pemakaman ini.

Peristiwa tsunami Aceh 26 Desember 2004 bermula dari guncangan gempa berkekuatan 9,1 hingga 9,3 skala richter di lepas pantai barat Sumatera, tepatnya 20-25 kilometer barat daya Sumatera pada Ahad pagi.

Setelah merasakan guncangan gempa, warga pesisir kawasan Aceh bagian Barat melihat air laut surut dan garis pantai mundur ratusan meter.

Beberapa menit kemudian, gelombang air laut setinggi kurang lebih 30 meter menyapu kawasan pesisir barat Aceh dan pulau-pulau di sekitarnya. Gelombang tsunami ini diperkirakan melaju dengan kecepatan mencapai 800 km per jam.

Hanya dalam waktu tujuh menit, gelombang tsunami itu menghancurkan kota-kota di pesisir barat Aceh menjadi puing-puing. Mayat warga bergelimpangan. Dilaporkan sekitar 132.000 jiwa meninggal dunia dan 37.000 orang dinyatakan hilang akibat bencana besar itu.

Tsunami di pesisiri Aceh ini juga menewaskan setidaknya 230,000 jiwa uang berada di 14 negera di sekitar lautan Hindia.

  ';