Suasana Masjidil Haram diambil dari Balcony The Makkah Clock Tower Museum, Mekah, Arab Saudi, Jumat (6/9/2019). | ANTARA FOTO

X-Kisah

Masjidil Haram Menjelang Sepi

 

Suasana pada Kamis (5/3) subuh di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, tak sebegitu berbeda dari hari biasanya. Mereka yang melakukan tawaf mengelilingi Ka'bah masih tetap terbilang ramai seperti sediakala.

"Tak ada yang berubah. Subuh tadi di tempat tawaf ramai para jamaah yang melakukan tawaf. Tak ada yang ganjil atau sepi," kata pengusaha //travel// haji dan umrah yang tengah bermukim di Makkah, Muharom Ahmad, kepada Republika, kemarin. 

Menurut dia, foto-foto yang beredar di media sosial menggambarkan suasana sepi di Masjidil Haram juga sedianya disampaikan di luar konteksnya. "Itu difoto jam berapa? Kalau difoto pukul dua siang ya jelas sepi karena suasana panas terik," kata dia.

Bagaimanapun, ia mengakui, setelah jamaah umrah asing dilarang datang ke Saudi, jamaah umrah asing yang kini ada di Tanah Suci secara bertahap dalam waktu tiga pekan akan dipulangkan. Setelah itu, hanya warga dan para mukimin Saudi yang akan tinggal.

Itu pun nantinya hilang juga dari Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Pasalnya, Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi menyatakan telah menangguhkan sementara ibadah haji dan umrah untuk warga negara Arab Saudi, termasuk ekspatriat di lingkungan kerajaan. 

“Penangguhan haji umrah bagi jamaah domestik adalah sebagai perpanjangan dari keputusan pemerintah untuk menghentikan sementara masuknya jamaah untuk tujuan umrah dan kunjungan Masjid Nabawi dari luar Kerajaan (Arab Saudi)," ujar juru bicara Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi seperti dilansir Saudi Gazzete, Kamis (5/4). 

Menurut jubir itu, keputusan tersebut menjadi langkah pencegahan konsisten dari pihak pemerintah. Terlebih, untuk membatasi penyebaran epidemi dan menghalangi virus masuk ke dua masjid suci di Arab. 

Sejauh ini, dilaporkan kasus Covid-19 pertama kali muncul di Arab Saudi pada Senin kemarin. Di mana menurut Kementerian Kesehatan Arab Saudi, terdampak korona itu sempat melakukan perjalanan dari Iran ke Arab Saudi melalui Bahrain. Pasien kedua juga dilaporkan kemarin.

Terpisah, Dewan Menteri Saudi pada Selasa (3/3) juga telah menekankan bahwa tindakan pencegahan yang telah diambil Kerajaan Saudi terhadap Covid-19 untuk memastikan keamanan maksimal warga negara, termasuk ekspatriat, peziarah, dan pengunjung.

Sementara itu, Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus (SISKOPATUH) mencatat, sampai kemarin belasan ribu jamaah umrah Indonesia masih berada di Arab Saudi. Mereka adalah jamaah yang berangkat dari Indonesia sebelum dikeluarkannya aturan penangguhan sementara akses masuk ke Arab Saudi. "Sampai hari ini, tercatat ada 18.589 jamaah umrah yang berada di Arab Saudi," ujar Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Arfi Hatim dalam keterangan yang didapat Republika, Kamis (5/3).

Menurut Arfi, mereka akan dipulangkan secara bertahap setelah menyelesaikan rangkaian perjalanan dan ibadah umrahnya sesuai paket masing-masing. Untuk Rabu (4/3), misalnya, data kepulangan tercatat mencapai 4.763 jamaah.

Jamaah umrah dibawa oleh 13 maskapai penerbangan, yaitu Air Asia, Citilink, Emirates Airlines, Ethiopian Airlines, Etihad Airways, Flynas Airlines, Garuda Indonesia, Lion Air, Malaysia Airlines, Oman Air, Saudi Arabian Airlines, Srilankan Air, dan Turkish Airlines. "Sebagian ada yang penerbangan langsung ke beberapa bandara di Indonesia, sebagian lainnya transit di Kuala Lumpur, Dubai, Addis Ababa, Abu Dhabi, Singapura, Turki, dan Queen Alia," ujar Arfi.

Kasubdit Pengawasan Ibadah Umrah dan Haji Khusus Noer Aliya Fitra menambahkan, berdasarkan data Siskopatuh, pemulangan jamaah umrah Indonesia yang saat ini masih di Saudi berakhir 15 Maret mendatang.

Kepada seluruh PPIU yang masih memberikan pelayanan kepada jamaah di Arab Saudi, ia berpesan agar tetap mengawal dan menjaga jamaahnya. "PPIU (penyelenggara perjalanan ibadah umrah) harus memastikan jamaah mendapatkan layanan sesuai paket dan mendapat perlindungan dari hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.

Ibadah berubah

Merebaknya Covid-19 memang menimbulkan riak yang menggoyang berbagai sendi kehidupan masyarakat dunia. Peribadahan umat Islam tak lepas dari riak tersebut. Selain pembatasan umrah di Saudi, Pemerintah Iran menghentikan shalat Jumat berjamaah di kota-kota besar. Di negara itu, dilaporkan 3.513 orang positif Covid-19, 107 di antaranya meninggal.

"Penyakit ini menyebar luas. Ini mencakup hampir semua provinsi kami. Dalam arti tertentu ini adalah penyakit global yang telah menginfeksi banyak negara di dunia. Kami harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini secepat mungkin," ujar Presiden Iran Hassan Rouhan dikutip di Aljazirah, kemarin.

Pemimpin Muslim Singapura juga menyarankan para jamaah untuk menggunakan sajadah sendiri dan jangan berjabat tangan. "Dalam keadaan seperti ini, kita tidak akan berjabat tangan. Namun, jika ingin melakukannya, cuci tangan Anda, dan pastikan tidak menyentuh wajah," kata Masagos Zulkifli, seorang menteri yang bertanggung jawab atas urusan Muslim di Singapura dilansir the Straits Times.

Meskipun secara logistik sulit untuk mengukur suhu para jamaah di masjid-masjid, yang beberapa di antaranya didatangi ribuan orang, Masagos mengatakan, umat Islam harus tinggal di rumah jika mereka menunjukkan gejala virus korona. Saat ini ada lebih dari 100 kasus virus korona di Singapura. Sebagian besar pasiennya telah dinyatakan pulih.

Di Inggris, lembaga-lembaga Muslim diminta untuk mengikuti saran kebersihan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dewan Muslim Inggris (MCB) sebagai salah satu organisasi payung Muslim terbesar di Inggris mengimbau masjid dan sekolah Islam untuk menjaga keamanan jamaah dengan mengikuti saran pemerintah.

"Saran yang beredar dan penekanan terhadap kebersihan dan higienis sejalan dengan tradisi Islam. Abu Malik Al-Ash`ari RA melaporkan bahwa Rasulullah SAW mengatakan, 'Kebersihan adalah setengah dari iman'," kata MCB di situsnya.

Mereka juga menyarankan madrasah atau sekolah untuk mendorong kebiasaan cuci tangan. Mereka juga menegaskan masjid harus menyediakan sabun dan pembersih tangan, terutama di dekat daerah wudhu. Jumlah orang yang terinfeksi virus korona di Inggris telah meningkat menjadi 87.

Sementara, Pemerintah Tajikistan meminta umat Islam untuk melakukan shalat di rumah. Tajikistan, yang sejauh ini tidak memiliki kasus yang dilaporkan, juga menunda shalat Jumat berjamaah.

Negara berpenduduk mayoritas Muslim sebanyak sembilan juta jiwa ini telah menutup perbatasannya dengan negara tetangga, seperti Cina, Afghanistan, Korea Selatan, Iran, dan Italia. Pemerintah juga membatalkan perayaan Nowruz atau Tahun Baru Persia, yang dirayakan dari 21 hingga 25 Maret. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat