Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang berkapasitas 114 megawatt (MW) di Sumatra Barat, beberapa waktu lalu. | Dok PLN

Ekonomi

Pembangkit Listrik Berbasis Air, Tulang Punggung Listrik Bersih Tanah Air

Dari semua jenis energi baru terbarukan, pembangkit listrik berbasis air memiliki ketahanan dan daya mampu yang paling stabil

Oleh INTAN PRATIWI

JAKARTA -- Indonesia bukan negara baru yang memanfaatkan tenaga air sebagai sumber listrik. Di tengah era transisi energi saat ini, potensi energi air menjadi salah satu tulang punggung listrik masa depan.

Kementerian ESDM mencatat Indonesia memiliki potensi tenaga hidro hingga 95 gigawatt (GW). Saat ini, pemanfaatannya baru 7 GW. Saat seluruh negara menegaskan komitmennya untuk beralih ke listrik bersih, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan tenaga hidro sebagai tulang punggung kelistrikan masa depan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, dari semua jenis energi baru terbarukan, justru pembangkit listrik berbasis air memiliki ketahanan dan daya mampu yang paling stabil dan mampu menjadi pemasok utama kebutuhan listrik. 

"Pengembangan tenaga hidro diharapkan dapat menghasilkan listrik yang ramah lingkungan, meningkatkan stabilitas jaringan listrik, dan berkontribusi dalam membentuk masa depan energi berkelanjutan bagi generasi mendatang," kata Arifin saat menghadiri perhelatan Konferensi Perubahan Iklim PBB Tahun 2023 (COP 28), Ahad (3/12/2023).

Transisi Energi Melalui EBT - (Republika)  ​

Arifin menyampaikan, tenaga hidro memainkan peran penting dalam sistem energi di seluruh dunia. Sejalan dengan komitmen Paris Agreement, IEA dalam COP27 menyatakan bahwa tenaga hidro juga mencegah emisi sekitar 3 gigaton (GT) CO2 per tahun, yang mewakili sekitar 9 persen emisi CO2 tahunan global.

Di Indonesia, tenaga hidro telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penyediaan akses listrik yang terjangkau sekaligus memperkuat pengelolaan air dan melestarikan daerah tangkapan air di dalam sistem energi Indonesia selama satu abad terakhir.

"Tidak hanya terbatas pada sumber tenaga hidro, tetapi juga potensi yang belum tergali dari luas permukaan bendungan yang dapat dimanfaatkan untuk PLTS Terapung," ujarnya.

PT PLN sebagai BUMN penyedia listrik bahkan telah memasukkan rencana pembangunan pembangkit listrik berbasis air hingga 25,3 GW hingga 2040 mendatang. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, pembangkit berbasis air akan menjadi baseload dari rangkaian pembangkit energi bersih di Indonesia.

"Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar," kata Darmawan.

photo
Pintu air Saguling, di Jawa Barat, beberapa waktu lalu. PLN akan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung dengan menggunakan 1,69 persen total luas permukaan waduk Saguling, di Jawa Barat. PLTS Terapung Saguling akan memiliki kapasitas hingga 92 MWp. - (PLN)

Saat ini, Indonesia memiliki 4.400 sungai potensial, 128 di antaranya merupakan sungai yang memiliki debit air yang besar dan mampu dikembangkan menjadi pembangkit listrik. Apalagi, di tengah era transisi energi, pemanfaatan sumber air ini bisa menguatkan ketahanan energi dan melepas ketergantungan Indonesia atas energi fosil. 

"Pemanfaatan air akan mendorong energi berkelanjutan untuk menjaga momentum pembangunan ekonomi yang pesat, mempercepat pertumbuhan, membangun kapasitas nasional, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, memberikan kesejahteraan kepada masyarakat, mengentaskan kemiskinan namun pada saat yang sama, menjaga lingkungan," ujar Darmawan.

PLN telah mengantongi berbagai kerja sama dalam pemanfaatan air ini. Bersama China Three Gorges (CTG) dan Sarawak Energy Berhad, PLN akan mengembangkan pembangkit air di ibu kota Nusantara (IKN).

PLN juga baru saja menyelesaikan PLTS Terapung Cirata yang berkapasitas 192 MWp, terbesar di Asia Tenggara. PLTS ini dibangun di atas bendungan seluas 200 hektar yang memiliki kapasitas PLTA sebesar 1 GW.

Menggandeng ACWA Power, perusahaan asal Arab Saudi, PLN akan mereplikasi kesuksesan tersebut dengan mengembangkan PLTS Terapung di Danau Singkarak, Sumatra Barat dan di Waduk Saguling, Jawa Barat.

photo
Rencana pengembangan pembangkit EBT PLN - (PLN)

PLTS Terapung Singkarak akan berdiri di atas 0,26 persen total luas Danau Singkarak, Sumatra Barat. Rencananya, PLTS Terapung Singkarak akan memiliki kapasitas 77 megawatt peak (MWp). Saat beroperasi, listrik akan disalurkan melalui interkoneksi 150 kiloVolt (kV) sehingga mampu memenuhi kebutuhan listrik bersih di sistem Sumatra.

Adapun untuk PLTS Terapung Saguling akan menggunakan 1,69 persen total luas permukaan waduk Saguling, di Jawa Barat. PLTS Terapung Saguling akan memiliki kapasitas hingga 92 MWp. Nantinya, energi listrik yang dihasilkan akan dialirkan melalui interkoneksi 150 kV ke sistem kelistrikan Jawa, Madura, dan Bali. 

"Pengembangan PLTS terapung ini menjadi revolusi pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dalam negeri dan kami berharap proyek ini mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pengembangan bisnis EBT di Indonesia," kata Darmawan.

Indonesia saat ini sedang mengalami perkembangan sejumlah proyek pembangkit listrik tenaga hidro yang menjanjikan, seperti PLTA Jatigede berkapasitas 110 Megawatt (MW) dan PLTA Asahan (174 MW) yang diharapkan akan beroperasi komersial pada 2024. Tidak hanya itu, PLTA Peusangan 1 dan 2 (88 MW) serta PLTA Merangin (350 MW) akan menyusul pada 2025, diikuti oleh PLTA Batang Toru (520 MW) yang akan beroperasi pada 2026 mendatang.

photo
Sebuah kapal melintas di dekat solar panel pada proyek PLTS Terapung di Waduk Cirata, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023).- (Republika/Putra M. Akbar)

PLN juga sedang menyelesaikan proyek pembangkit penyimpanan tenaga (pumped storage) pertama, yaitu Upper Cisokan dengan kapasitas 1.040 MW, yang memanfaatkan aliran air Sungai Cisokan di Jawa Barat. Hal ini akan memberikan stabilitas lebih dalam pasokan energi.

Selain itu, dalam upaya untuk mengembangkan industri hijau di Kalimantan, pemerintah memanfaatkan potensi tenaga hidro. Ada dua proyek tenaga hidro besar yang sedang direncanakan, yakni PLTA Kayan dengan kapasitas 9.000 MW dan PLTA Mentarang berkapasitas 1.375 MW.

Adapun untuk mengoptimalkan potensi tenaga hidro yang melimpah di Papua, pemerintah berencana untuk membangun area industri hidrogen hijau. Ini akan diwujudkan melalui proyek-proyek seperti Memberamo 1 (5.695 MW), Memberamo 2 (933 MW), dan Edi Valen (630 MW).

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat