Pegawai Bank Indoensia (BI) menjelaskan fungsi bank sentral pada kegiatan sosialisasi Cinta, Bangga dan Paham (CBP) rupiah di SMA Negeri 1 Beo, Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara, Rabu (27/10/2021). Kegiatan tersebut dilakukan untuk menumbuhkan kecintaan, k | ANTARA FOTO/Adwit B Pramono

Inovasi

Timbang-Timbang Kehadiran Starlink dalam Menghubungkan Indonesia

Kominfo, saat ini sedang mengevaluasi perizinan yang terkait untuk usaha Starlink ke depan di Indonesia.

Tahun depan, layanan internet melalui satelit global, Starlink, akan tersedia di Indonesia. Starlink adalah layanan internet yang disediakan oleh SpaceX untuk pengguna di seluruh dunia. SpaceX menempatkan ratusan satelit di orbit Bumi rendah yang berfungsi seperti "BTS" dan terhubung dengan perangkat berukuran kecil di permukaan Bumi.

Kehadiran Starlink ini pun kemudian memicu beberapa pertanyaan. Apakah Starlink akan bersaing secara head to head dengan operator telekomunikasi? Ataukah, Starlink akan memiliki peruntukannya tersendiri? 

Kepala Divisi Infrastruktur Satelit Bakti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Sri Sanggrama Aradea mengatakan, Bakti sebagai satuan teknis di bawah Kemenkominfo, saat ini sedang mengevaluasi perizinan yang terkait untuk usaha Starlink ke depan di Indonesia. 

photo
Roket SpaceX Falcon 9 digambarkan dari Cocoa Beach, Florida. Saat diluncurkan dari Launch Complex 40 di Cape Canaveral Space Force Station, Florida, Ahad, 4 September 2022. Misi rideshare menampilkan 51 satelit Starlink dan kendaraan transfer orbit untuk pelanggan Spaceflight Inc.- (AP/MALCOLM DENEMARK/FLORIDA TODAY/Florida Tod)

Saat ditanya seperti apa posisi Starlink di Indonesia dan adakah kekhawatiran akan mengambil pasar bisnis data di Indonesia, Aradea menjelaskan, saat ini layanan Satelit SATRIA difokuskan untuk melayani titik layanan pemerintah di daerah-daerah yang tidak layak secara komersial atau daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). 

Menurut dia, Bakti optimististis SATRIA akan terus digunakan sampai habis masa penggunaannya karena sudah menjadi proyek strategis nasional. Bakti berharap Starlink dapat membantu pemerataan internet di daerah-daerah di luar target titik layanan pemerintah yang dibangun. 

“Harapan kami Starlink bisa membantu pemerataan internet di daerah-daerah di luar target titik layanan pemerintah yang kami bangun (filling the gap),” kata Aradea saat dihubungi Republika, beberapa waktu lalu. 

Aradea selanjutnya mengungkapkan perbedaan yang paling mendasar saat ini antara SATRIA dan Starlink adalah jenis satelitnya. SATRIA merupakan satelit geostationary equatorial orbit (GEO) yang berada di 36 ribu kilometer di atas. Sedangkan Starlink merupakan konstelasi satelit low earth orbit (LEO) yang lebih jauh dari GEO. “Kedua tipe satelit ini memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing,” ujar dia. 

GEO VS LEO

photo
Fadhilah Mathar selaku direktur utama Bakti Kominfo dalam pertemuan dengan media di Jakarta, belum lama ini mengungkapkan, akan fokus pada upaya percepatan ini mencakup pembangunan BTS, jaringan serat optik Palapa Ring, dan pengoperasian satelit Republik Indonesia (SATRIA)-1. - (Dok Bakti)

Dilansir TS2, keuntungan utama penggunaan satelit geostasioner untuk konektivitas internet global adalah biayanya yang relatif murah jika dibandingkan dengan pilihan lain seperti infrastruktur berbasis darat. Selain itu, sinyalnya juga tidak terpengaruh oleh kondisi cuaca dan satelit dapat digunakan untuk menjangkau wilayah yang luas. 

Satelit tersebut juga dapat menyediakan akses ke wilayah di mana infrastruktur tradisional tidak tersedia atau biaya pembangunannya terlalu mahal. Di sisi lain, terdapat beberapa kelemahan dalam penggunaan satelit geostasioner untuk konektivitas internet global. 

Kelemahan paling signifikan adalah latensi sinyal. Meskipun jaringan tradisional berbasis darat memiliki latensi rata-rata sekitar 20 milidetik, latensi satelit geostasioner biasanya jauh lebih tinggi, yakni berkisar antara 500 milidetik hingga satu detik.

photo
Roket SpaceX Falcon 9 lepas landas dari Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral Senin, 15 Februari 2021 di Cape Canaveral, Florida. Roket tersebut membawa 60 satelit komunikasi Starlink. (AP/Craig Bailey/Florida Today)

Selain itu, biaya peluncuran dan pemeliharaan satelit bisa jadi relatif tinggi. Sedangkan satelit LEO, salah satu keuntungan utamanya adalah satelit ini menyediakan koneksi yang jauh lebih cepat dibandingkan teknologi satelit tradisional. 

Satelit LEO terletak lebih dekat dengan permukaan bumi, yang berarti sinyalnya lebih kuat dan dapat bergerak dengan kecepatan lebih tinggi. Keuntungan lain menggunakan satelit LEO adalah peluncuran dan pemeliharaannya jauh lebih murah dibandingkan satelit tradisional. 

Hal ini karena satelit LEO jauh lebih kecil dan ringan, yang berarti mereka memerlukan lebih sedikit bahan bakar untuk mencapai orbit yang diinginkan. Selain itu, lebih mudah untuk diganti jika rusak atau tidak berfungsi. 

Namun, ada beberapa kelemahan dalam menggunakan satelit LEO untuk komunikasi. Salah satu masalah utamanya adalah umur mereka yang terbatas, karena mereka terus-menerus terpapar matahari dan sumber lainnya. 

Hal ini dapat menyebabkan satelit tersebut rusak seiring berjalannya waktu, yang berarti satelit tersebut perlu diganti lebih sering dibandingkan satelit tradisional. Kemudian, ukurannya yang kecil dan ketinggian yang rendah membuat mereka lebih rentan terhadap gangguan dari satelit dan objek lain di luar angkasa. 

Munculkan Kekhawatiran 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Starlink (@starlinksofficial)

Kehadiran Starlink, tidak hanya memunculkan kekhawatiran akan adanya persaingan yang kian sengit dengan penyelenggara internet di Indonesia. Namun, juga ada pula kekhawatiran terkait kedaulatan digital, mengingat ada campur tangan asing yang akan masuk dan mengakses data milik para pengguna layanan Starlink nantinya. 

Terkait kekhawatiran terhadap keamanan data jika menggunakan solusi Starlink memang menjadi topik yang cukup hangat di dunia persatelitan di Indonesia. Aradea mengatakan, Starlink juga sudah mendapat perhatian khusus dari kementerian tidak hanya Kemenkominfo. 

BAKTI Kemenkominfo, dia melanjutkan, akan terus berusaha untuk menjaga kedaulatan dan keamanan digital di daerah yang mereka bangun. “Terkait keamanan dan kedaulatan pengguna digital yang menggunakan solusi Starlink harus dikaji lebih dalam hal tersebut oleh semua stakeholder dari semua elemen di pemerintahan,” kata Aradea. 

Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Marwan O Baasir juga memberikan komentarnya terkait rencana Starlink menawarkan layanan broadband melalui satelit di daerah 3T di Indonesia. 

photo
Pekerja membongkar menara BTS (Base Transceiver Station) di Kelurahan Kedungsari, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (10/3/2022). BPJS Ketenagakerjaan terus melakukan edukasi secara masiv kepada Perusahaan/Badan Usaha terhadap pentingnya penerapan Keselamatan dan Keselamatan Kerja (K3) di lingkungan kerja karena tingginya angka kecelakaan kerja nasional yang mencapai 82 ribu kasus pada tahun 2021. - (ANTARA FOTO/Anis Efizudin/YU)

Menurut Marwan, kehadiran Starlink kalau untuk penyedia backhaul bagus. Ini karena mendukung industri yang ada. Tetapi kalau kehadiran Starlink diperuntukkan untuk business-to-consumer (B2C) atau retail itu hanya membuat persaingan retail yang ada. “Kalau untuk penyedia backhaul bagus mendukung industri yang ada. Tetapi, kalau untuk B2C atau retail hanya membuat persaingan retail yang ada kan,” katanya.

Dalam kesempatan berbeda, Marwan juga menyampaikan, ATSI pun sudah memberi usulan pada pemerintah untuk menerapkan kebijakan yang setara jika Starlink masuk. "Usulannya, lebih baik layanan Starlink masuk ke B2B lalu harus kerja sama dengan penyelenggara satelit Indonesia, perlu ada izin landing rights (hak labuh) dan izin jartup untuk layanan backhaul," kata Marwan.

Bukan hanya itu, agar tak terkesan memberi karpet merah buat Starlink, ATSI memandang Starlink perlu menggunakan alokasi penomoran IP Indonesia, membangun server dan DRC di Indonesia, hingga patuh terhadap regulasi lawfull interception di Indonesia. ATSI juga menilai, Starlink wajib membayar Biaya Hak Penyelenggaraan Telekomunikasi (BHP Tel) dan universal service obligation (USO) karena merupakan penyelenggara jasa, sama seperti operator telko dan penyedia internet lainnya.

 

 
Usulannya, lebih baik layanan Starlink masuk ke B2B. 
 
MARWAN O BAASIR, Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI). 
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Mengenal Beragam Teknologi Mewujudkan Konektivitas Internet

Starlink dan LTE sama-sama dapat menyediakan konektivitas internet broadband ke lokasi pedesaan.

SELENGKAPNYA

Tak ada Internet, Gaza Mohon Doa Umat Islam Lewat Toa Masjid

Israel butakan warga dunia atas genosida di Gaza.

SELENGKAPNYA

Jelang Serangan Darat, Israel Padamkan Internet Gaza

Serangan hebat dan pemadaman internet disebut persiapan serangan darat.

SELENGKAPNYA