Kuliner
Apa Sih Istimewanya Cromboloni?
Keistimewaan cromboloni, yaitu bentuknya bulat solid dengan layer-layer yang melingkar.
Saat ini sedang viral panganan bernama cromboloni. Tampaknya kue ini hadir dengan memiliki berbagai macam rasa.
Chef sekaligus wirausahawan Eki Kramadibrata mengatakan dia tidak mengetahui sejarah persisnya cromboloni ini. Menurut Chef Eki, mungkin inventor cromboloni terinspirasi Chef Dominique Ansel yang menciptakan croissant donut atau cronut.
“Karena croissant sheet mudah untuk dikreasikan dan dibentuk, maka bikinlah seperti bomboloni, donut tanpa lubang tapi isiannya full banget. Sensasi crunchy dari croissant sheet yang membuat orang-orang suka,” kata Chef Eki saat dihubungi Republika, Selasa (5/12/2023).
Dia juga mengungkapkan keistimewaan cromboloni, yaitu bentuknya bulat solid dengan layer-layer yang melingkar, beserta surprise filling di dalamnya. “Saya pikir itu yang bikin orang suka,” ujar dia.
Selain itu, Chef Eki juga memiliki cara memilih cromboloni yang lezat. “Tentunya layer croissant-nya pakai butter, fillingnya creamy dan mouthful.
Di sisi lain, croissant adalah kue klasik Prancis yang telah menjadi makanan pokok sarapan favorit di seluruh dunia. Dengan lapisannya yang terkelupas dan rasa mentega, tidak mengherankan jika croissant menjadi favorit para pecinta pastry di mana pun.
Dilansir Les Petits Basics, Selasa (5/12/2023), asal usul croissant sampai saat ini masih diperdebatkan, namun diyakini secara luas bahwa croissant diciptakan di Wina, Austria pada abad ke-17. Konon croissant ini terinspirasi oleh spanduk berbentuk bulan sabit yang digunakan oleh Kekaisaran Ottoman selama pengepungan Wina pada 1683.
Menurut legenda, para pembuat roti di Wina bekerja sepanjang malam untuk membuat kue baru untuk memperingati kemenangan atas Ottoman. Mereka datang dengan kue berbentuk bulan sabit yang ringan, bersisik, dan bermentega, kemudian lahirlah croissant.
Namun, sumber lain menyatakan bahwa croissant sebenarnya dibuat di Prancis, dan cerita Austria hanyalah mitos. Faktanya, ada catatan bahwa kue serupa dibuat di Prancis pada awal abad ke-18.
Ada kemungkinan bahwa orang Prancis terinspirasi oleh kue Austria dan menciptakan versi mereka sendiri yang mereka sebut “croissant” karena bentuknya yang seperti bulan sabit. Terlepas dari asal usulnya, croissant dengan cepat menjadi kue populer di Prancis dan tetap demikian hingga hari ini.
Pada abad ke-19, pembuat roti Prancis mulai bereksperimen dengan resepnya. Mereka menambahkan lebih banyak mentega dan menciptakan kue kering bermentega yang kita kenal dan sukai saat ini.
Croissant pun mendapatkan ketenaran internasional pada abad ke-20, sebagian berkat pengembangan adonan kue beku. Hal ini memungkinkan croissant dikirim ke seluruh dunia dan dijual di supermarket dan kafe, sehingga dapat diakses oleh semua orang di mana saja.
Saat ini, croissant menjadi makanan pokok di toko roti dan kafe Prancis, dan dinikmati di seluruh dunia. Croissant bisa dinikmati polos atau diisi dengan berbagai isian manis atau gurih, seperti cokelat, pasta almond, ham, dan keju, atau bayam dan feta. Ini juga biasa disantap untuk sarapan atau sebagai camilan, dan sering dipadukan dengan kopi atau teh.
Apakah Roti Ala Prancis Halal?
Bukan tanpa alasan bila roti ala Prancis, seperti baguette, memiliki banyak penggemar di berbagai belahan dunia. Tak sedikit pula Muslim yang menggemari roti-roti ala Prancis ini. Namun, apakah roti ala Prancis pasti halal untuk dikonsumsi?
Secara umum, roti ala Prancis dibuat dengan bahan-bahan yang halal seperti tepung gandum, air, ragi, dan garam. Roti panjang dan roti bundar ala Prancis juga biasanya tidak mengandung bahan yang berpotensi haram seperti minyak atau lemak. "Berdasarkan hukum di Prancis, roti panjang dan boules (roti bundar) tidak boleh ditambahkan minyak atau lemak," terang Hewn Bread dalam laman resminya, seperti dilansir Republika pada Selasa (5/12/23).
Namun, bukan berarti semua produk bakery ala Prancis akan terjamin halal. Roti jenis brioche misalnya, memiliki kandungan mentega yang tinggi. Mentega merupakan bahan memasak yang memiliki titik kritis kehalalan, meski umumnya berbahan dasar susu sapi. Titik kritis kehalalan mentega terletak pada proses pembuatannya, seperti dilansir Halal Adviser.
Selain itu, varian mentega rendah lemak juga biasanya ditambahkan dengan gelatin. Jenis gelatin yang digunakan pada sebagian produk mentega rendah lemak adalah gelatin babi yang tidak halal dikonsumsi oleh Muslim, seperti dilansir Chewwies.
Selain dikenal dengan roti-rotinya yang bertekstur garing di luar dan ringan serta lembut di dalam, Prancis juga identik dengan beragam produk bakery lain yaitu pastry. Salah satu jenis pastry ala Prancis yang sangat populer dan disukai banyak orang adalah croissant.
Salah satu bahan dasar untuk membuat croissant yang memiliki titik kritis kehalalan adalah lemak. Lemak yang digunakan untuk membuat croissant bisa berupa mentega, margarin, atau lard.
Berdasarkan aturan yang berlaku di Prancis, jenis lemak dalam croissant bisa dibedakan melalui bentuknya. Berdasarkan aturan tersebut, croissant yang lurus harus terbuat dari mentega 100 persen. Sedangkan croissant yang berbentuk melengkung seperti bulan sabit bisa mengandung campuran lemak lain seperti margarin dan lard atau lemak babi, menurut pegiat kuliner, Dee Poquette melalui laman Sixty and Me.
Selain itu, beragam kreasi croissant ala Prancis juga bisa mengandung bahan-bahan yang tidak halal. Salah satu bahan tidak halal yang biasanya dikombinasikan dengan croissant adalah krim atau sirup rum.
Oleh karena itu, penting bagi Muslim untuk lebih teliti sebelum menikmati roti atau pastry ala Prancis. Akan lebih baik bila memilih produk roti atau pastry ala Prancis yang sudah memiliki sertifikat halal agar terjamin kehalalannya.
Croissant yang berbentuk melengkung seperti bulan sabit bisa mengandung campuran lemak lain seperti margarin dan lard atau lemak babi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Bersama Menjaga Pusaka Kuliner Bangsa
Hingga kini, Indonesia adalah satu-satunya negara yang memiliki kecap bercita rasa manis.
SELENGKAPNYA