Sebanyak 150 kecap dari berbagai wilayah di Nusantara ditampilkan pada pameran kecap Nusantara bertajuk | Dok Republika

Kuliner

Bersama Menjaga Pusaka Kuliner Bangsa

Hingga kini, Indonesia adalah satu-satunya negara yang memiliki kecap bercita rasa manis.

Kecap akan selalu menjadi culinary gem Indonesia karena kecap manis hanya dimiliki oleh Indonesia. Culinary gem alias pusaka kuliner adalah cerminan sejarah, identitas, tradisi, serta kearifan lokal yang unik dan tak lekang waktu. 

Tak hanya menjembatani masyarakat dengan akar budaya mereka, culinary gem juga menjadi alat untuk memperkenalkan jati diri sebuah negara pada dunia. Contoh negara yang sukses melakukannya antara lain Jepang dengan shoyu, Thailand dengan saus sriracha, atau Korea dengan saus gochujang.

Pegiat pelestarian kuliner Indonesia yang merupakan co-founder Dari Halte ke Halte atau DHKH (komunitas pemberi rekomendasi ragam kuliner Indonesia yang bisa diakses menggunakan transportasi umum), Bowo, menjabarkan, istilah culinary gem muncul karena minat milenial dan gen Z untuk berpetualang kuliner semakin tinggi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by dari halte ke halte (@darihalte_kehalte)

 

“Termasuk hunting berbagai kuliner autentik dari mancanegara. Maka tak mengherankan kalau shoyu, sriracha, atau gochujang jadi makin familiar di telinga dan lidah generasi muda,” ujar Bowo dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (3/10/2023). Menurut dia, di tengah kondisi tersebut, salah satu misi DHKH sendiri adalah mengajak teman, terutama milenial dan gen Z, agar tidak lupa akan kuliner Nusantara dan terus mengeksplorasi kekayaan kuliner yang ada di Indonesia.

“Bisa dibilang, sebagian besar dari trip yang kami lakukan berfokus mengunjungi UMKM kuliner Nusantara yang masih kurang terekspos, termasuk hidangan-hidangan autentik yang kaya dengan penggunaan kecap,” ujar Bowo lagi.

Senada, food historian Andreas Maryoto menuturkan, masyarakat Indonesia sudah sepatutnya bangga dengan Indonesia dan kecap manisnya. Itu merupakan culinary gem asli Nusantara yang mempersatukan aneka kelezatan hidangan Indonesia dari generasi ke generasi. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Andreas Maryoto (@amaryoto)

Ada sejak abad ke-16, kecap manis adalah hasil akulturasi antara saus koechiap yang dibawa pedagang Cina dengan gula jawa atau gula kelapa yang banyak digunakan pribumi untuk mengolah makanan. Hingga kini, Indonesia adalah satu-satunya negara yang memiliki kecap bercita rasa manis, dilengkapi rasa umami dari proses fermentasi kedelai.

“Berkat keunikan ini, aneka hidangan Nusantara yang menggunakan kecap manis bahkan telah mengharumkan nama bangsa di kancah dunia,” ujar Andreas dalam kesempatan yang sama.

Seperti nasi goreng dan satai yang wajib menggunakan kecap manis hingga membuat dua makanan ini menjadi makanan terpopuler yang dicari oleh turis mancanegara. Jika ingin melihat beragam makanan olahan dengan kecap manis, tentu Festival Jajanan Bango (FJB) menjadi tempat yang tepat.

FJB 2023 bakal digelar di Parking Lot Phinisi Point Makassar, Sulawesi Selatan, pada 7 hingga 8 Oktober 2023, dan di Parkir Timur Senayan Jakarta pada 27 hingga 29 Oktober 2023. Bertema "Bangkitkan Sejuta Rasa Nusantara", di Makassar akan menghadirkan 45 legenda kuliner yang 35 di antaranya berasal dari Kota Makassar dan sekitarnya.

photo
Sebanyak 150 kecap dari berbagai wilayah di Nusantara ditampilkan pada pameran kecap Nusantara bertajuk "Rasa Lestari" di Teater Pengetahuan, gedung Rektorat Unpad, Jatinangor. Kegiatan tersebut digelar sejak tanggal 13 hingga 16 Juni. - (Dok Republika)

Sementara itu, di Jakarta, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Bango akan membangkitkan semangat pelestarian kuliner Nusantara di tengah generasi muda dengan kehadiran lebih dari 100 legenda kuliner dari berbagai penjuru negeri.

Festival Jajanan Bango mengajak pencinta kuliner melestarikan kecap manis dengan mengeksplorasi ragam hidangan berbasis kecap yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara. Setelah berpetualang kuliner, diharapkan akhirnya masyarakat (khususnya para ibu) menjadi lebih terdorong untuk menyajikan aneka hidangan berbasis kecap di rumah yang secara tidak langsung artinya ikut berperan melestarikan kekayaan kuliner Indonesia.

Pengalaman Multisensori

photo
Sebanyak 150 kecap dari berbagai wilayah di Nusantara ditampilkan pada pameran kecap Nusantara bertajuk "Rasa Lestari" di Teater Pengetahuan, gedung Rektorat Unpad, Jatinangor. Kegiatan tersebut digelar sejak tanggal 13 hingga 16 Juni. - (Dok Republika)


Berbeda dengan gelaran sebelumnya, tahun ini, FJB 2023 akan mengajak pengunjung menikmati ragam kuliner dengan multisensori. “Ini menjadi festival kuliner pertama, dan saat ini mungkin satu-satunya, ya. Untuk mengajak pengunjung merasakan pengalaman multisensori,” ucap Head of Marketing Nutrition Indonesia PT Unilever Indonesia, Ari Astuti, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (3/10/2023).

Setelah masuk ke dalam area FJB 2023, pengunjung akan memanfaatkan kepekaan seluruh indra, mulai dari lidah, mata, hidung, kulit, telinga. Semua indra akan secara langsung merespons seluruh kuliner Nusantara yang tersaji.

Karena ketika seseorang hendak mengonsumsi suatu makanan atau minuman, secara bersamaan kelima indra akan bereaksi. Itu bisa memperpanjang cita rasa dan membangkitkan sejuta rasa. “Ini bisa membuat kita mengapresiasi kuliner Nusantara sebagai mahakarya yang patut untuk dirayakan dan dilestarikan,” ujar Ari yang juga menjelaskan bahwa tema FJB 2023 adalah "Bangkitkan Sejuta Rasa Nusantara".

 

Dengan tema ini, Bango memberikan pengalaman multisensori dalam bentuk sebuah galeri yang menonjolkan berbagai pesona kuliner Nusantara menggunakan teknologi imersif yang memanjakan kelima indera. Diharapkan dengan pengalaman ini, para pecinta kuliner akan semakin tidak sabar untuk menikmati aneka hidangan yang tersedia, dan akan lebih mengapresiasi sebuah mahakarya kuliner yang patut dilestarikan.

Untuk bisa masuk ke area FJB 2023, tidak dikenakan biaya. Di sana akan ada lebih dari 100 booth makanan Nusantara dari barat hingga ke timur. Andreas mengatakan, mungkin tahun 1990-an merupakan fase di mana masyarakat merasa yang penting perut harus kenyang karena pada saat itu banyak sekali kejadian krisis ekonomi.

Namun, sekarang sudah bisa dikatakan bahwa kehidupan masyarakat Indonesia sudah jauh lebih membaik daripada era tersebut. Dari yang dulu hanya perlu kenyang, kini makanan yang dikonsumsi bukan hanya harus mengenyangkan, tapi juga harus nikmat dan sehat.

“Saya melihat teman-teman di sini sudah lewat, ya, fase kenyang, nikmat juga, sehat pasti. Nah, yang penting juga eksplorasi. Sekarang juga penting, ya, apakah cukup makan terus kenyang? Saya harap teman-teman di sini bisa lebih dari itu,” ujar Andreas.

Dengan sorotan pada fungsi multisensori di FJB 2023, pengunjung akan menemukan rasa-rasa baru. Seluruh indra akan tergerak sehingga keinginan untuk mengeksplorasi akan makin besar sampai menemukan rasa yang benar-benar nikmat di lidah.

“Kecap itu apa, ya, yang pas? Oke, manis. Tapi, kalau kemudian geser dikit, ada sisi gurih, ya. Ini rasa apa? Kita di Indonesia, saya rasa yang eksplorasi seperti itu belum ketebak. Eksplorasi seperti ini cenderung dimonopoli oleh sekelompok orang yang bisa mengakses makanan yang mahal,” ujar Andreas.

 

 
Masyarakat Indonesia sudah sepatutnya bangga dengan Indonesia dan kecap manisnya
 
ANDREAS MARYOTOFood historian 
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Berwisata Kuliner di Magelang

Perkembangan kuliner di Magelang tengah bergairah, restoran masakan tradisional bertumbuhan.

SELENGKAPNYA

Melepas Rindu Kuliner Nusantara di Jeddah

Di kedai ini, ada gado-gado, ketoprak hingga satai ayam.

SELENGKAPNYA

Dari Baghdad, Kuliner Islam Menjelajah Dunia

Makanan untuk kalangan bangsawan pada era awal Islam punya koherensi dengan filosofi, nilai religi, dan politik.

SELENGKAPNYA