Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bandung melakukan aksi kampanye | ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Sains

Meraih Ketahanan Pangan dengan Inovasi Presisi

Pertanian juga merupakan kontributor utama perubahan iklim.

Untuk pertama kalinya, pangan dan pertanian menjadi topik utama dalam konferensi iklim tahunan PBB pada 2023. Lebih dari 130 negara menandatangani deklarasi pada 1 Desember, berkomitmen untuk menjadikan sistem pangan mereka.

Mulai dari produksi hingga konsumsi sebagai titik fokus dalam strategi nasional untuk mengatasi perubahan iklim. Professor of Global Affairs di University of Notre Dame, Paul Winters, menilai bahwa deklarasi ini tidak banyak berisi tindakan konkret untuk beradaptasi dengan perubahan iklim dan mengurangi emisi.

Namun, juga menarik perhatian pada masalah yang sangat penting. “Pasokan pangan global semakin menghadapi gangguan dari panas dan badai yang ekstrem. Pertanian juga merupakan kontributor utama perubahan iklim, yang bertanggung jawab atas sepertiga dari semua emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia. Ketegangan ini menjadi alasan mengapa inovasi pertanian semakin diangkat dalam diskusi iklim internasional,” kata Winters seperti dilansir The Conversation, Senin (4/12/2023).

photo
Petugas memeriksa kadar asam pada kolam ternak ikan lele di lahan Wisata Pertanian Terpadu Sekemala, Cisurupan, Bandung, Jawa Barat, Senin (21/9/2020). Pemerintah Kota Bandung mengubah lahan seluas dua hektare menjadi lahan wisata pertanian terpadu yang menyuguhkan beragam budi daya ternak ikan, seperti lele dan nila serta pertanian yang bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat sekaligus bagian dari program ketahanan pangan di Kota Bandung. - (RAISAN AL FARISI/ANTARA FOTO)

Dalam sebuah laporan baru, Komisi Inovasi untuk Perubahan Iklim, Ketahanan Pangan dan Pertanian, yang didirikan oleh ekonom peraih Nobel, Michael Kremer, mengidentifikasi tujuh area prioritas untuk inovasi yang dapat membantu memastikan produksi pangan yang cukup, meminimalkan emisi gas rumah kaca, dan dapat diperluas untuk menjangkau ratusan juta orang. Winters yang juga menjabat sebagai direktur eksekutif untuk komisi tersebut, mengatakan bahwa tiga inovasi secara khusus lebih prioritas karena kemampuannya untuk berkembang dengan cepat dan membuahkan hasil secara ekonomi.

Berikut inovasi yang ditawarkan:

photo
Warga memancing ikan di antara semak yang telah meranggas di Situ Ciburuy Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, yang mulai surut akibat kemarau, Selasa (22/8/2023). Menyusut dia, air danau atau situ seluas 25 hektare ini dimanfaatkan oleh warga untuk berburu ikan. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menyebut 63 persen dari 699 wilayah zona musim di Tanah Air telah kena dampak El Nino. - (Edi Yusuf/Republika)

1. Prakiraan cuaca yang akurat dan mudah diakses

Dengan cuaca ekstrem yang membuat tanaman semakin rentan dan petani berjuang untuk beradaptasi, prakiraan cuaca yang akurat sangat penting. Petani perlu mengetahui apa yang akan terjadi, baik dalam beberapa hari ke depan maupun jauh ke depan, untuk membuat keputusan strategis mengenai penanaman, pengairan, pemupukan, dan panen. Namun, akses terhadap prakiraan yang akurat dan terperinci jarang dimiliki oleh para petani di banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Penilaian mereka menunjukkan, berinvestasi dalam teknologi untuk mengumpulkan data dan membuat prakiraan tersedia secara luas--seperti melalui radio, pesan teks, atau Whatsapp--dapat membuahkan hasil berkali-kali lipat bagi perekonomian. Sebagai contoh, prakiraan total curah hujan musiman yang akurat di tingkat negara bagian dapat membantu para petani di India untuk mengoptimalkan waktu tanam dan menabur benih. Hal ini pun mampu menghasilkan keuntungan sebesar 3 miliar dolar Amerika Serikat (AS) selama lima tahun.

2. Pupuk mikroba

photo
Petani memanen terong di sebelah proyek pembangunan hunian, Sewon, Bantul, Yogyakarta, Jumat (20/10/2023). Lahan pertanian di Kabupaten Bantul setiap tahun mengalami penyusutan rata-rata mencapai 50 hektare. Salah satu penyebabnya alih fungsi lahan pertanian menjadi bangunan permukiman. Penyusutan yang terhitung besar terutama di wilayah penyangga kota, seperti di Banguntapan, Sewon, Sedayu, dan Kasihan. Dari sisi regulasi Pemkab Bantul mengerem alih fungsi lahan menggunakan Keputusan Bupati No 463/ 2021 yang menyebutkan lahan pertanian yang tidak boleh dialihfungsikan sebesar 19 ribu hektare. - (Republika/Wihdan Hidayat)

Prioritas inovasi lainnya adalah memperluas penggunaan pupuk mikroba. Winters menjelaskan, pupuk nitrogen banyak digunakan untuk meningkatkan hasil panen, tetapi pupuk ini biasanya dibuat dari gas alam dan merupakan sumber utama emisi gas rumah kaca.

Pupuk mikroba menggunakan bakteri untuk membantu tanaman dan tanah menyerap nutrisi yang mereka butuhkan sehingga mengurangi jumlah pupuk nitrogen yang dibutuhkan. Penelitian telah menemukan, pupuk mikroba dapat meningkatkan hasil panen kacang-kacangan sebesar 10-30 persen pada tanah yang sehat dan menghasilkan keuntungan miliaran dolar. Pupuk mikroba lainnya juga bekerja pada jagung dan para ilmuwan sedang mengupayakan lebih banyak lagi pengembangannya.

3. Mengurangi metana dari ternak

photo
Peternak mustahik melihat kondisi hewan ternak domba di Balai Ternak Baznas Kandang Kelompok Ternak Berkah Cerme, Selopamioro, Bantul, Yogyakarta, Selasa (12/9/2023). Pada kesempatan ini Baznas RI selain meluncurkan Balai Ternak Baznas Bantul juga meresmikan rumah kompos bantuan dari PT Anshaf. Sehingga limbah kotoran ternak dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik padat dan cair. Saat ini jumlah peternak mustahik Balai Ternak Baznas Bantul sebanyak 40 KK, dan jumlah populasi ternak per Agustus 2023 sebanyak 271 ekor domba. Balai Ternak merupakan salah satu program pengentasan kemiskinan di wilayah perdesaan yang menyasar peternak mustahik sebagai penerima manfaat. - (Republika/Wihdan Hidayat)

Prioritas inovasi ketiga adalah peternakan, yang merupakan sumber dari sekitar dua pertiga emisi gas rumah kaca di sektor pertanian. Dengan permintaan daging sapi yang diproyeksikan meningkat 80 persen pada 2050 seiring dengan meningkatnya pendapatan negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, mengurangi emisi tersebut sangatlah penting.

Beberapa metode inovatif untuk mengurangi emisi metana ternak menargetkan fermentasi enterik, yang mengarah pada sendawa metana. Menambahkan ganggang, rumput laut, lipid, tanin atau senyawa sintetis tertentu pada pakan ternak, juga dapat mengubah reaksi kimia yang menghasilkan metana selama proses pencernaan.

Penelitian telah menemukan, beberapa teknik memiliki potensi untuk mengurangi emisi metana hingga seperempat hingga hampir 100 persen. Ketika sapi menghasilkan lebih sedikit metana, mereka juga membuang lebih sedikit energi, yang dapat digunakan untuk pertumbuhan dan produksi susu.

Sehingga memberikan keuntungan bagi peternak. Metode ini masih mahal, tetapi pengembangan lebih lanjut dan investasi swasta dapat membantu meningkatkan skala dan menurunkan biaya.

Pengeditan gen, baik pada ternak maupun mikroorganisme di dalam perut mereka, suatu hari nanti juga memiliki potensi. Komisi Inovasi juga mengidentifikasi empat prioritas inovasi lainnya yaitu membantu petani dan masyarakat untuk menerapkan pemanenan air hujan yang lebih baik.

Di antaranya, menurunkan biaya pertanian digital yang dapat membantu petani menggunakan irigasi, pupuk, dan pestisida secara lebih efisien, mendorong produksi protein alternatif untuk mengurangi permintaan akan hewan ternak, serta menyediakan asuransi dan perlindungan sosial lainnya untuk membantu petani pulih dari peristiwa cuaca ekstrem.

Meskipun terdapat inovasi pertanian yang menjanjikan, insentif komersial untuk mengembangkan dan meningkatkannya masih kurang. Ini menyebabkan kurangnya investasi, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Namun, pendanaan inovasi memiliki rekam jejak dalam menghasilkan tingkat pengembalian sosial yang sangat tinggi. Hal ini menciptakan peluang bagi investasi publik dan filantropi dalam mengembangkan dan menerapkan inovasi dalam skala yang dapat menjangkau ratusan juta orang.

Menurut Winters, agar berbagai inovasi ini dapat berjalan efektif, setiap ide yang potensial harus konsisten dengan dan didorong oleh strategi nasional. Hal ini berarti, direncanakan bersama dengan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil. 

 

 

 
Pasokan pangan global semakin menghadapi gangguan dari panas dan badai yang ekstrem.
 
PAUL WINTERS, Professor of Global Affairs di University of Notre Dame. 
 
 

 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Perkuat Stok Pangan Jelang Nataru

Pimpinan daerah juga diharapkan terus menggencarkan Gerakan Pangan Murah.

SELENGKAPNYA

Digitalisasi Rantai Pasok Kunci Jaga Ketahanan Pangan

Data yang jelas dapat meminimalkan adanya penyelewengan komoditas pangan.

SELENGKAPNYA

Urgensi Ketahanan Pangan

Dalam ketahanan pangan pemerintah harus mampu menyediakan infrastruktur pangan.

SELENGKAPNYA