Penampakan Gunung Merapi mengeluarkan debu vulkanis dilihat dari Sleman, Yogyakarta, Selasa (3/3). | Slamet Riyadi/AP

Kabar Utama

Merapi 'Batuk' Bandara Sempat Ditutup

 

 

JAKARTA – Gunung Merapi yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah mengalami erupsi pada Selasa (3/3) pagi sekitar pukul 05.22 WIB. Letusan yang mengeluarkan awan panas dan hujan debu itu sempat membuat operasional Bandara Adi Soemarmo, Solo. Letusan kemarin berselang 19 hari setelah letusan 13 Februari 2020. 

Erupsi tercatat di seismogram memiliki amplitudo 75 milimeter dan terjadi dengan durasi kurang lebih 450 detik. "Tinggi kolom erupsi kurang lebih 6.000 meter dari puncak dan awan panas guguran ke arah hulu Kali Gendol dengan jarak maksimal 2 kilometer," kata petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Babadan, Yulianto, Selasa (3/3).

Selain itu, selama pengamatan pada 00.00-06.00 WIB telah terjadi satu gempa guguran beramplitudo 3 milimeter dan durasi 20,7 detik. Lalu, dua gempa embusan beramplitudo 70 milimeter dan durasi 31,6-45,6 detik. 

Kemudian, 2 gempa frekuensi rendah amplitudo 2-55 milimeter dan durasi 15,5-56,3 detik, 4 gempa fase banyak amplitudo 2-5 milimeter dan durasi 5,6-8,6 detik, dan sekali gempa vulkanik dangkal amplitudo 70 milimeter.

Yulianto menambahkan, saat erupsi angin mengarah ke utara. Meski begitu, ia mengimbau masyarakat di luar radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa. "Serta, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik," ujar Yulianto.

Akibat erupsi kemarin, PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) sempat menutup sementara operasional Bandara Adi Soemarmo, Solo. Vice President Corporate Secretary AP I Handy Heryudhitiawan mengatakan, penutupan bandara dilakukan sejak pukul 09.25-11.30 WIB dan diperpanjang hingga pukul 13.00 WIB. 

Dia menjelaskan, perpanjangan penutupan Bandara Adi Soemarmo berdasarkan NOTAM B0614/20 dan B0615/20 yang dikeluarkan oleh Airnav Indonesia. Letusan tersebut memaksa sebanyak 13 penerbangan dari bandara Solo batal. Bandara baru kembali dibuka untuk penerbangan sipil atau komersial mulai Selasa, pukul 15.38 WIB.

Penerbangan yang batal tersebut, di antaranya Lion Air 537 Solo menuju Jakarta (CGK), Lion Air 534 Jakarta (CGK) menuju Solo, Lion Air 535 Solo menuju Jakarta (CGK), Wings Air 1904 Bandung menuju Solo, Wings Air 1905 Solo menuju Bandung, Air Asia 8454 Bali menuju Solo, dan Air Asia 8455 Solo menuju Bali.

Kemudian, Citilink 122 Jakarta (Halim) menuju Solo, Citilink 123 Solo menuju Jakarta (Halim), Garuda Indonesia 222 Jakarta (CGK) menuju Solo, Garuda Indonesia 225 Solo menuju Jakarta (CGK), Air Asia 702 Jakarta (CGK) menuju Semarang, dan Air Asia 703 Semarang menuju Jakarta (CGK).

Hujan abu dilaporkan terjadi dalam radius 10 kilometer (km) dari puncak, terutama pada sektor utara, seperti di wilayah Kecamatan Musuk dan Cepogo di Boyolali. Hujan abu bercampur pasir dilaporkan terjadi di wilayah Desa Mriyan, Boyolali, yang berjarak sekitar 3 km dari puncak Gunung Merapi.

Seperti pada letusan sebelumnya, letusan kemarin tidak didahului ursor yang jelas. Demikian juga deformasi juga tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. 

Menurut Badan Geologi Kementerian ESDM, rangkaian letusan sejak November 2019 hingga saat ini serta aktivitas kegempaan VTA menjadi indikasi bahwa saat ini Gunung Merapi berada pada fase intrusi magma menuju permukaan Merapi. Hal itu merupakan fase ketujuh dari kronologi aktivitas erupsi Gunung Merapi

Kejadian letusan semacam ini masih dapat terus terjadi sebagai indikasi bahwa suplai magma dari dapur magma masih berlangsung. Ancaman bahaya letusan ini berupa awan panas yang bersumber dari bongkaran material kubah lava dan lontaran material vulkanik dengan jangkauan lebih dari 3 km berdasarkan volume kubah yang sebesar 396.000 m berdasarkan data drone per 19 November 2019.

Manajer Pusdalops BPBD DIY Danang Samsurizal mengatakan, setelah terjadi erupsi, persiapan pergerakan warga di lereng Merapi sisi timur di titik kumpul. Tepatnya di Dusun Kalitengah Lor dan Dusun Kalitengah Kidul. "Alat transportasi disiapkan secara mandiri oleh warga, pembagian masker oleh BPBD Sleman dan BPBD DIY di wilayah tersebut," kata Danang, Selasa (3/3).

Ia melaporkan, untuk wilayah-wilayah tengah, seperti Desa Umbulharjo dan Desa Kepuharjo di Kecamatan Cangkringan terpantau tenang. Sejauh ini, masih tidak terpantau pergerakan warga yang signifikan. Kondisi serupa terjadi di wilayah-wilayah barat seperti Kecamatan Pakem, Kecamatan Turi dan Kecamatan Tempel yang belum ada pergerakan warga.

BMKG sendiri menginformasikan pergerakan abu ke arah barat daya dan tenggara. "Sampai saat ini hujan abu tidak terjadi di DIY," ujar Danang.

Untuk itu, ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan berakvitias seperti biasa. Tentu, harus di luar radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi dan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik yang mungkin terjadi. 

Masker

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengirimkan sebanyak 8.000 masker ke lima desa terdampak erupsi Gunung Merapi untuk dibagikan ke warga yang membutuhkan. "Daerah yang paling terdampak erupsi Merapi saat ini adalah Boyolali, yakni lima desa, empat desa dari Kecamatan Tamansari dan satu desa di Kecamatan Selo," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, Selasa.

Politikus PDIP itu juga mengimbau masyarakat agar mengikuti instruksi pemerintah, meski seluruh warga desa di sekitar Gunung Merapi telah terlatih untuk menghadapi segala situasi jika terjadi erupsi.

Sehubungan erupsi kemarin dan merebaknya wabah korona, masker kian sukar ditemui di Sleman. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo mengatakan, persediaan masker di Gudang Farmasi UPT Pengelolaan Obat dan Alat Kesehatan (POAK) sudah mulai menipis.

"Di Gudang Farmasi POAK masker biasa tinggal 501.540 pieces, yang mana satu boks biasanya berisi 50 pieces, sedangkan masker N-95 lebih sedikit tinggal 5.000-an pieces," kata Joko di ruang Humas Pemkab Sleman, Selasa (3/3).

Meski begitu, ia menekankan, kebutuhan masker untuk mengantisipasi abu vulkanik akibat erupsi Gunung Merapi masih cukup. Sebab, kebutuhan untuk warga lereng Merapi 30 persen dari jumlah penduduk atau sekitar 300 ribu. "Tapi, karena ada Corona kemarin ditambahi menjadi 500 ribu," kata Joko.

Untuk menanggulangi menipisnya persediaan, Dinas Kesehatan mulai menerapkan SOP khusus dalam pemberian masker. Jika biasanya puskesmas yang kehabisan tinggal meminta, saat ini masker tidak diberikan secara bebas.

Artinya, kata dia, kini puskesmas-puskesmas hanya memberikan masker kepada pasien-pasien yang mengalami batuk, demam, sakit tenggorokan, dan sesak napas. Jadi, tidak lagi disediakan bebas untuk bisa diambil setiap pengunjung. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat