Mengenali gejala ADHD (ilustrasi) | Pixabay/Moondance

Medika

Membantu Anak ADHD Meningkatkan Kemampuan Sosial

Meskipun belum ada obatnya, ADHD dapat ditangani dengan dukungan pendidikan yang tepat.

Dalam video yang diunggah oleh akun Instagram @dokterparentingofficial, terlihat seorang anak laki-laki sedang berbicara dengan ibunya. Dia terlihat menahan tangis dan matanya berkaca-kaca. 


Di video itu terdapat tiga tulisan. Pertama adalah “Seketika Air Mata Ibu Tumpah Saat Anaknya yang ADHD Bercerita tidak Mempunyai Seorang Pun Teman.” Kedua, “Tiba-tiba duduk di sebelah terus bilang ‘Saddam gak punya temen’ seketika air mata mama ikut tumpah.”

Lalu, yang ketiga, “Seorang anak ADHD curhat tentang dirinya yang sedih tidak miliki teman karena kondisinya seperti sekarang (22.11.2023). Ketika sang ibu mendengar cerita sang anak, ibu pun sedih menumpahkan air mata melihat nasib malang anaknya yang tidak miliki teman bermain. Perlu diketahui anak ADHD adalah anak dengan gangguan mental yang menyebabkan seseorang sulit untuk memfokuskan perhatiannya pada suatu hal.”

Apa sebenarnya ADHD itu? Bagaimana cara orang tua membantu anak ADHD mengembangkan keterampilan sosialnya? Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah suatu kondisi yang memengaruhi perilaku seseorang.

Penderita ADHD mungkin tampak gelisah, sulit berkonsentrasi, dan bertindak berdasarkan dorongan hati. Gejala ADHD cenderung terlihat pada usia dini dan mungkin menjadi lebih terlihat ketika keadaan anak berubah, misalnya, ketika mereka mulai bersekolah.

Sebagian besar kasus didiagnosis ketika anak-anak berusia di bawah 12 tahun, tapi terkadang didiagnosis pada kemudian hari pada masa kanak-kanak. Terkadang ADHD tidak dikenali saat seseorang masih kecil dan baru terdiagnosis saat dewasa. 


Dilansir National Health Service (NHS), banyak anak melewati fase di mana mereka gelisah atau kurang perhatian. Hal ini sering kali merupakan hal yang normal dan tidak selalu berarti mereka menderita ADHD. 


Namun, Anda harus mendiskusikan kekhawatiran Anda dengan guru anak Anda, koordinator kebutuhan pendidikan khusus (SENCO) sekolahnya atau dokter umum jika menurut Anda perilakunya mungkin berbeda dari kebanyakan anak seusianya. Penyebab pasti dari ADHD tidak diketahui, tapi kondisi ini telah terbukti diturunkan dalam keluarga.

Penelitian juga telah mengidentifikasi sejumlah kemungkinan perbedaan pada otak penderita ADHD jika dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita ADHD. Faktor-faktor lain yang diduga berpotensi berperan dalam ADHD meliputi lahir prematur (sebelum pekan ke-37 kehamilan-Red), memiliki berat badan lahir rendah, merokok atau penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan selama kehamilan, dan ADHD dapat terjadi pada orang-orang dengan kemampuan intelektual apa pun, meskipun lebih sering terjadi pada orang-orang dengan kesulitan belajar. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Komunitas ADHD Indonesia (@yayasanadhd.id)


Untuk anak-anak dengan ADHD, meskipun belum ada obatnya, penyakit ini dapat ditangani dengan dukungan pendidikan yang tepat, saran dan dukungan untuk orang tua serta anak-anak yang terkena dampak, juga obat-obatan, jika diperlukan. Selain itu bagi orang tua, mengasuh anak dengan ADHD dapat menjadi sebuah tantangan.

Tingkat kematangan emosi anak-anak dengan gangguan ADHD mungkin jauh di bawah anak-anak yang tidak menderita ADHD. Artinya, anak berusia 10 tahun dengan ADHD mungkin berperilaku seperti anak berusia tujuh atau delapan tahun di sekitar teman sebayanya, kesulitan bermain baik dengan orang lain, serta sulit berbagi dan kalah dalam permainan. 

Strategi Bantu Anak ADHD

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Komunitas ADHD Indonesia (@yayasanadhd.id)


Meskipun penting bagi anak-anak untuk terlibat dalam aktivitas bersama orang lain, banyak anak dengan ADHD mengalami kesulitan dalam menjalin dan mempertahankan teman. Jika seorang anak tidak diterima oleh kelompok teman sebayanya, hal ini dapat membuat mereka merasa terisolasi, yang dapat menjadi salah satu bagian paling menyakitkan dari penderita ADHD. 

Walaupun beberapa orang tua mengisolasi anak-anak mereka dari berpartisipasi dalam aktivitas bersama orang lain, sangatlah penting bagi anak-anak dengan ADHD untuk mengambil bagian dalam aktivitas sosial untuk membantu mengembangkan keterampilan sosial. Dilansir Mayo Clinic Health System, berikut beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu anak Anda meningkatkan keterampilan sosialnya. 


1. Berikan umpan balik yang segera dan sering mengenai perilaku yang tidak pantas dan kesalahan sosial. Anak-anak dengan ADHD mengalami kesulitan memantau perilaku sosialnya sehingga mereka mungkin memerlukan seseorang untuk memberikan bimbingan.

2. Bermain peran dengan anak Anda adalah cara efektif untuk menyimulasikan situasi yang mungkin dihadapi Anak Anda. Anda juga dapat menunjukkan ekspresi wajah, skenario, dan perilaku yang pantas atau tidak pantas pada karakter di buku atau TV. 

3. Berfokuslah pada beberapa area yang anak Anda geluti, seperti mendengarkan atau menunjukkan ketertarikan pada anak lain. Jelaskan kepada anak Anda aturan dan perilaku sosial yang mencerminkan keterampilan ini.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by ADHDoers (@adhdoers)


 

4. Tetapkan tujuan yang dapat dicapai dan spesifik. Tujuannya bisa sesederhana menyapa teman di toko bahan makanan. 

5. Jadwalkan tanggal bermain hanya dengan satu atau dua teman. Skenario ini biasanya lebih baik bagi anak penderita ADHD daripada play date dengan sekelompok besar teman.

6. Pasangkan anak Anda dengan anak yang menjadi panutan dalam keterampilan sosial yang baik. 


7. Hadiahi peningkatan keterampilan sosial, dan perkuat keterampilan yang membutuhkan lebih banyak pekerjaan. 

8. Salah satu cara paling efektif untuk membantu anak Anda mengembangkan keterampilan sosial adalah dengan melatihnya saat ini dan meminta anak Anda berpartisipasi dalam aktivitas bersama teman-teman alih-alih mengisolasinya dari orang lain. Mempraktikkan keterampilan sosial dengan orang lain lebih efektif dibandingkan sekadar berlatih dalam suasana kantor. 

 

 

 

Tingkat kematangan emosi anak-anak dengan gangguan ADHD mungkin jauh di bawah anak-anak yang tidak menderita ADHD. 

 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Tiga Dekade Lebih, Anak Indonesia Dikelilingi Asap Rokok

Prevalensi perokok pasif di dalam rumah di Indonesia mencapai 78,4 persen.

SELENGKAPNYA

Rahasia Membesarkan Anak Sukses dari Orang Tua Nordik

Konsep Friluftsliv ini sudah diterapkan selama 164 tahun.

SELENGKAPNYA

Episode Trauma Anak Gaza Sudah Melewati Batas

Selama sebulan terakhir, sudah 4.008 anak tewas di Gaza.

SELENGKAPNYA