Sebuah toko memamerkan obral Black Friday di pusat perbelanjaan Manufaktura di Lodz, Polandia, 29 November 2019. Obral Black Friday mendapatkan lebih banyak pengikut selama bertahun-tahun di Polandia. | PAP

Gaya Hidup

Black Friday, Festival Belanja dengan Perjalanan Sejarah Tersendiri

Black Friday menjadi tradisi yang berkedudukan kuat di Amerika Serikat (AS) di akhir tahun 80-an.

Sehari setelah Thanksgiving yang jatuh pada Kamis (23/11/2023), kemeriahan Black Friday akan menjadi salah satu acara ritel paling penting tahun ini. Bagi para penggila belanja atau konsumen ritel pada umumnya, Black Friday adalah momen belanja yang paling dinantikan sepanjang tahun. 

Pada 2023, pengecer dan merek, termasuk Nordstrom, Amazon, Saks Fifth Avenue, Bloomingdale’s, Everlane, Skims, dan lainnya, memulai diskon Black Friday beberapa pekan sebelumnya. Menurut laporan yang dirilis oleh Coveo, mesin pencari SaaS berbasis di Quebec, Kanada, yang didukung oleh kecerdasan buatan (AI), pada awal November, 58 persen pengecer berfokus pada Black Friday dan Cyber Monday/Cyber Week untuk mendorong pendapatan pada kuartal keempat. 

Selama bertahun-tahun pengecer perlu terus menemukan cara untuk menonjol dalam lautan transaksi. Pada 2022, RetailNext Inc., sebuah firma intelijen ritel yang melacak lalu lintas di toko fisik, mengatakan lalu lintas toko naik 5,2 persen untuk Black Friday selama 2021. 

Menurut The NPD Group, penjualan Thanksgiving, Black Friday, dan Small Business Saturday turun lima persen pada 2022, dibandingkan pekan yang sama pada 2021. Sementara penjualan unit turun delapan persen. 

Tradisi Mengakar

Black Friday memiliki sejarah mengapa bisa disebut demikian. Dilansir Women’s Wear Daily, Rabu (22/11/2023), satu hari yang dikaitkan dengan perburuan barang murah dan belanja yang heboh, Black Friday menjadi tradisi yang berkedudukan kuat di Amerika Serikat (AS) pada akhir 1980-an. Namun, asal-usulnya bisa ditelusuri jauh sebelum itu. 

Bagi sebagian orang, Black Friday melambangkan momen ketika pengecer, yang secara tradisional beroperasi di “zona merah” atau yang menunjukkan kerugian, akhirnya bergerak “di zona hitam” yang menunjukkan keuntungan, berkat semua penjualan yang terjadi setelah Thanksgiving. 

Pada 1950-an, para manajer dilaporkan menggunakan “Black Friday” untuk menggambarkan hari di mana banyak pekerja akan dinyatakan sakit setelah Thanksgiving sehingga dapat dibandingkan dengan wabah pes. Pada awal 1960-an, petugas polisi di Philadelphia mulai menggunakan istilah tersebut untuk menggambarkan kekacauan yang disebabkan oleh banyaknya wisatawan yang datang ke kota untuk berbelanja saat liburan.

Termasuk juga, untuk menghadiri pertandingan sepak bola tahunan Angkatan Darat-Angkatan Laut pada Sabtu sehingga menyebabkan petugas polisi bekerja shift lebih lama. Pada akhir 1970-an, surat kabar di Philadelphia mengadopsi Black Friday untuk menggambarkan dimulainya belanja liburan.

Kemudian, pada 1980-an, perusahaan sepenuhnya menggunakan istilah ini untuk mempromosikan penawaran dan penjualan produk. Selama bertahun-tahun, Black Friday telah berkembang seiring para pengecer mengintensifkan upaya untuk menarik pembeli.

Penerapan belanja daring semakin meningkatkan popularitas Black Friday, memungkinkan konsumen untuk ikut serta dalam hiruk pikuk ini dari rumah mereka. Selanjutnya, Black Friday bukanlah hari libur bank federal atau resmi.

Meskipun hari libur federal seperti Natal dan Thanksgiving mendorong pengecer untuk menutup atau memperpendek jam kerja, Black Friday sering kali justru membuat pengecer buka lebih awal atau beroperasi dengan jam kerja yang diperpanjang. Di sisi lain, raksasa ritel tertentu secara konsisten menonjol karena menawarkan diskon dan promosi menarik selama extravaganza belanja tahun ini.

Pertama, Amazon. Raksasa niaga elektronik ini terkenal dengan beragam penawaran di berbagai kategori produk. Kedua, Walmart. Terkenal dengan penawaran doorbuster dan harga yang kompetitif, mereka menarik banyak pembeli yang mencari diskon untuk barang elektronik, mainan, dan kebutuhan rumah tangga. 

Ketiga, Best Buy yang merupakan surga bagi penggemar elektronik. Best Buy biasanya menawarkan diskon besar untuk gawai, peralatan, dan aksesori, sehingga menarik banyak orang yang mencari teknologi terbaru dengan harga murah. 

Keempat, Target. Biasanya, Target menggabungkan beragam produk dengan diskon menari, Target adalah pilihan populer bagi pembeli Black Friday yang mencari penawaran barang elektronik, produk anak-anak, pakaian, dan perlengkapan rumah. 

Kelima, Apple. Meskipun Apple mungkin tidak identik dengan diskon besar, perusahaan sering kali memberikan kartu hadiah atau paket promosi dengan pembelian yang dilakukan selama penjualan Black Friday

Keenam, Nordstrom. Nordstrom menawarkan banyak pilihan dengan harga murah. Lanskap penawaran Black Friday dapat berubah setiap tahun dan konsumen yang cerdas dapat menemukan promosi berharga dari berbagai pengecer di berbagai sektor. 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Tren Belanja Sayur Daring Pascapandemi

kecenderungan penggunaan e-commerce dalam pembelian sayuran akan terus meningkat secara tajam

SELENGKAPNYA