Pengunjung mengamati data saham melalui aplikasi IDX Mobile di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023). | Republika/Thoudy Badai

Ekonomi

Rupiah dan IHSG Berpotensi Terus Menguat

The Fed diperkirakan tidak akan lagi menaikkan suku bunga.

JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah mengalami penguatan pada perdagangan awal pekan ini, Senin (20/11/2023). Kalangan analis memprediksi penguatan IHSG dan rupiah akan terus berlanjut dalam beberapa waktu ke depan.

IHSG pada Senin mencatatkan kinerja positif dengan naik 0,25 persen ke level 6.994,88. Penguatan juga terjadi di sejumlah bursa lainnya di regional Asia.

Nilai tukar rupiah juga kembali menguat terhadap dolar AS. Penguatan rupiah terjadi di tengah ekspektasi bank sentral AS, Federal Reserve, yang tidak lagi menaikkan suku bunga acuannya. 

photo
Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023). - (Republika/Thoudy Badai)

Pada penutupan perdagangan Senin (20/11/2023), greenback terhadap rupiah melemah 0,31 persen. Dengan demikian, rupiah pun terangkat hingga 47 poin ke level 15.445 dari sebelumnya di level 15.492.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, pelaku pasar optimistis bank sentral AS (the Fed) akan menghentikan tren suku bunga tinggi. The Fed diperkirakan sudah tidak menaikkan suku bunga lagi.

"Bursa Asia didominasi oleh penguatan karena pasar berspekulasi the Fed akan mengakhiri kenaikan tingkat suku bunganya," kata Nico dalam ulasannya.

Pasar sejauh ini memperhatikan adanya peluang sebesar 28 persen untuk penurunan tingkat suku bunga the Fed pada Maret 2024. Optimisme pasar makin besar setelah pejabat the Fed, Michael Barr, mengatakan, bank sentral berada di akhir kebijakan pengetatan.

Sepanjang Senin, Indeks LQ45 bergerak menguat. Saham–saham yang mendominasi penguatan di antaranya GOTO, SRTG, ARTO, AKRA, dan BUKA. Sedangkan, saham–saham yang mendominasi penurunan di antaranya BBCA, BRPT, TPIA, CPIN, dan ANTM.

Pasar saham diproyeksikan bergerak positif pada perdagangan beberapa hari ke depan. Dalam sepekan terakhir, kinerja IHSG bergerak naik sebesar 2,47 persen ke level 6.977,67.

Sepanjang pekan lalu, investor asing mencatatkan beli bersih atau net buy hingga mencapai Rp 708,46 miliar. Saham yang paling paling tinggi membukukan net buy asing yaitu BBCA Rp 432,8 miliar, AMMN Rp 306,5 miliar, dan BMRI Rp 207,9 miliar.

"Pergerakan IHSG didukung oleh sentimen domestik mulai dari rilis data neraca dagang hingga data indeks harga properti," kata Research Analyst & Consultant Infovesta Kapital Dandhi Nur Prastiyo dalam ulasannya, Senin (20/11/2023).

Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan sedikit peningkatan surplus menjadi 3,48 miliar dolar AS pada Oktober 2023. Peningkatan surplus didorong laju ekspor lebih besar dari laju impor. Pertumbuhan ekspor terus membaik setelah terkontraksi cukup dalam pada beberapa bulan sebelumnya. 

Nilai ekspor tercatat naik 6,76 persen menjadi 22,15 miliar dolar AS. Kontribusi ekspor didorong dari peningkatan nonmigas, terutama dari golongan barang bahan bakar mineral, lemak, dan minyak hewani/nabati. Negara dengan tujuan ekspor telah terjadi peningkatan permintaan, terutama dari Cina, India, dan Jepang.

photo
Karyawan menghitung mata uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (17/10/2023). - (Republika/Prayogi)

Selain itu, rilis data indeks harga properti pada kuartal III 2023 juga meningkat 1,96 persen yoy. Peningkatan indeks properti diakibatkan oleh harga bahan bangunan yang turut mengalami kenaikan. 

Dampak dari suku bunga BI 7-Day (Reverse) Repo Rate (BI7DRR) juga mengerek laju kredit KPR meskipun kenaikannya tidak secepat BI Rate. Kenaikan indeks properti mencerminkan kenaikan harga rumah, baik tipe kecil, menengah, maupun besar. 

Sentimen dari global, rilis data indeks harga Cina masih tetap terkontraksi sebesar 0,1 persen yoy pada Oktober 2023. Daya beli masyarakat yang rendah, serta permintaan tetap yang lesu, menjadi faktor penurunan sektor properti Cina. 

Stimulus yang digelontorkan Pemerintah Cina masih belum mampu mendongkrak sektor properti. Padahal, sektor properti ini mempunyai andil cukup penting terhadap pertumbuhan ekonomi Cina. 

Sentimen dari AS, rilis data penjualan ritel melambat menjadi 2,5 persen yoy. Tingkat penjualan ritel yang turun akan berdampak secara langsung terhadap perlambatan biaya servis. Perlambatan indikator ekonomi Amerika Serikat menjadi sentimen positif untuk pasar.

"Dalam sepekan ke depan, pada pasar saham, investor dapat memilih saham pada sektor perbankan dan sektor konsumer yang tergolong undervalued dan mempunyai fundamental yang solid," kata Dandhi.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, the Fed diperkirakan tidak lagi menaikkan suku bunga karena data inflasi dan tenaga kerja yang lemah. Pelaku pasar memperkirakan kemungkinan the Fed akan mulai menurunkan suku bunganya paling cepat pada Maret 2024. Dalam hasil rapat FOMC akhir Oktober lalu, the Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga.

Sebelumnya, keputusan tersebut memberi isyarat bahwa bank sentral AS kemungkinan akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama. Namun, data inflasi dan tenaga kerja menunjukkan perekonomian AS melambat.

photo
Karyawan menghitung mata uang dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (17/10/2023). - (Republika/Prayogi)

Bank sentral Cina juga mempertahankan suku bunga acuan pinjaman pada rekor terendah sebagai upaya untuk mendorong pemulihan ekonomi lokal. Bank menyuntikkan sekitar 80 miliar yuan likuiditas ke dalam perekonomian Cina untuk mendukung pertumbuhan.

Dari dalam negeri, menurut Ibrahim, pasar juga optimistis terhadap proyeksi tingkat konsumsi masyarakat di Indonesia. Pada 2024, tingkat konsumsi menunjukkan tren yang tinggi, didorong oleh perhelatan pemilu yang memicu kegiatan ekonomi. 

"Pelaksanaan pemilu akan menggerakkan perekonomian dengan memicu belanja domestik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 tetap berkisar antara 5 persen-6 persen karena daya beli masyarakat yang masih kuat," ujar Ibrahim.

Ibrahim memperkirakan, rupiah masih berpotensi terus menguat. Untuk perdagangan Selasa (21/11/2023), Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah bergerak fluktuatif, tapi ditutup menguat di rentang Rp 15.400-Rp 15.510 per dolar AS.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat