Masjid Agung St Petersburg | dok wikipedia

Arsitektur

'Jejak' Bung Karno di Masjid St Petersburg

Pada masa Uni Soviet, masjid ini sempat menjadi gudang hingga kemudian datanglah Bung Karno.

Berdasarkan survei Pew Research Center pada Juli 2016, Rusia merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di Benua Eropa. Tidak kurang dari 10 persen populasi atau sebanyak 14 juta jiwa warga setempat memeluk agama Islam. Untuk memfasilitasi mereka, ada sekira 15 ribu unit masjid berdiri di negara berjulukan Negeri Beruang Merah itu.

Salah satu masjid yang bernilai histois tinggi di Rusia adalah Masjid Agung Saint Petersburg. Usianya kini sudah melampaui satu abad. Pada masa awal berdirinya tempat ibadah itu, sekitar delapan ribu orang Islam menetap di Kota Saint (St) Petersburg.

Hingga saat ini, populasi Muslim di kota terpadat kedua di Rusia setelah Moskow itu mencapai sekitar 700 ribu jiwa. Mereka berasal dari 22 suku bangsa berbeda. Di antaranya ialah Tatar, Azeris, Kazakh, Uzbek, dan Chechens.

Pembangunan Masjid Agung St Petersburg selesai pada tahun 1913. Saat itu, St Petersburg merupakan ibu kota Kekaisaran Rusia di bawah kendali Tsar Nicholas II. Pendirian masjid ini juga sebagai peringatan 25 tahun Dinasti Abdul Ahat Khan dari Bukhara, yang pada waktu itu menjadi bagian dari Rusia.

Masjid Agung St Petersburg memiliki dua menara setinggi 49 meter dan kubah-utamanya mencapai 39 meter. Secara keseluruhan, bangunan ini dapat menampung hingga lima ribu jamaah.

photo
Masjid Agung St Petersburg, salah satu masjid besar di Rusia. - (dok wikipedia)

Dalam rentang 1940-1956, Masjid Agung St Petersburg ditutup paksa oleh rezim Uni Soviet. Alih-alih ditelantarkan begitu saja, pemerintah yang berhaluan komunisme itu mengubah fungsinya. Masjid ini disulap menjadi gudang alat-alat medis, khususnya selama Perang Dunia II berlangsung.

Namun, kebijakan ini longgar terutama setelah kunjungan presiden Republik Indonesia, Sukarno. Seperti dikisahkan Tomi Lebang dalam bukunya, Sahabat Lama, Era Baru: 60 Tahun Pasang Surut Hubungan Indonesia-Rusia (halaman 22), Bung Karno kala berada di St Petersburg melintas di atas jembatan Trinity yang membelah Sungai Neva. Pandangan mata sang proklamator RI lalu terpaku pada sebuah bangunan indah berkubah biru. Ia lantas menyambangi tempat itu bersama rombongan.

Betapa terpesonanya Bung Karno pada bangunan ini, yang jelas-jelas peruntukan awalnya adalah masjid. Sayang sekali, fungsinya saat itu telah dialihkan menjadi gudang makanan. Sang RI-1 pun ingin agar bangunan ini dapat kembali dipergunakan sebagai masjid, seperti sediakala.

“Sejumlah jadwal kunjungan presiden Sukarno yang telah disusun ke Leningrad pun dibatalkan,” kenang imam Masjid Agung St Petersburg, Zhapar N Panchaev, seperti dikutip buku tersebut.

Kemudian, Sukarno bertemu pemimpin Rusia. Ketika ditanya ihwal kesannya tentang Leningrad (nama St Petersburg saat itu), Bung Karno justru bercerita lebih banyak soal bangunan (bekas) masjid yang baru saja dilihatnya itu. “Sukarno meminta masjid ini dikembalikan sesuai fungsinya. Maka, hanya 10 hari setelah kunjungan presiden Sukarno, bangunan ini kembali menjadi masjid,” jelas Panchaev.

photo
ILUSTRASI Bung Karno dalam lukisan.  Foto: Abdan Syakura/Republika - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Rentang kejadian di atas berlangsung pada tahun 1956. Kompleks itu memang pada akhirnya kembali difungsikan sebagai masjid. Namun, pembenahan atau renovasi besar-besaran baru terlaksana pada 1980.

Gaya bangunan rumah ibadah berjuluk “Masjid Biru” ini memang khas Asia Tengah. Perancangnya adalah Nikolai Vasilyev, arsitek kelahiran Yaroslavl, Rusia, tahun 1875. Selain Masjid Agung St Petersburg, karya lainnya dari Vasilyev yakni Gedung Teater Jerman di Estonia yang dikerjakannya bersama Aleksei Bubyr, juga warga Rusia.

Arsitek Vassiliev terpilih dengan sebelumnya lolos dalam sayembara yang diadakan otoritas setempat. Ia berhasil menyisihkan 45 gambar rancangan lainnya di ajang tersebut. Untuk membangun Masjid Agung St Petersburg, Vassiliev bekerja sama dengan arsitek lainnya, yakni von Gogen dan Krichinsky. Demikian seperti dilansir situs Enlight.

Secara keseluruhan, masjid ini terinspirasi dari gaya arsitektur yang marak dijumpai di Asia Tengah dalam masa kekuasaan raja Timur Lenk. Pada dinding bagian luar maupun interiornya, terpampang guratan kaligrafi nan indah. Tampak begitu harmonis berpadu dengan mosaik kotak-kotak yang bergradasi warna biru.

photo
Salah satu bagian langit-langit Masjid Agung St Petersburg - (dok wikipedia)

Ruang utama untuk kaum pria shalat terletak di lantai satu. Adapun jamaah perempuan diberikan tempat shalat di lantai dua masjid ini. Ada pula ruang-ruang di lantai tiga Masjid Agung St Petersburg yang diperuntukkan bagi para murid, khususnya tiap hari Ahad. Mereka belajar agama Islam serta bahasa Arab dan bahasa Tatar. Pendidikan dan penyelenggaraan ibadah dikelola oleh Badan Komunitas Muslim St Petersburg.

Kini, Masjid Agung St Petersburg masih dianggap sebagai salah satu masjid terbesar di Benua Biru. Fungsinya tidak hanya berkaitan dengan ibadah, melainkan juga sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan Islami di Rusia atau Eropa pada umumnya. Malahan, ia pun menjadi destinasi wisata pula, karena letaknya memang berdekatan dengan lokasi-lokasi menarik perhatian turis, semisal Benteng Peter-Paul.

Khusus setiap hari Jumat, Masjid Agung St Petersburg kian semarak dengan para jamaah yang datang dari pelosok daerah. Mereka mengaji Alquran dan mengadakan ceramah soal hadis. Bahasa yang dipakai pada umumnya adalah Tatar dan Rusia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

IUMS Fatwakan Negara Arab Wajib Jihad Militer Bantu Palestina

MUI mendorong gencatan senjata yang bisa mendorong solusi perdamaian.

SELENGKAPNYA

KPU Jakarta Pusat Terima Logistik Pemilu 2024 Tahap Pertama

Logistik tahap pertama pemilu 2024 bagi KPU Jakarta Pusat berupa 2090 kotak suara.

SELENGKAPNYA

Kaya dan Dijamin Surga

Sahabat Nabi, Abdurrahman bin Auf dikenal luas sebagai saudagar sukses.

SELENGKAPNYA