Pengunjung memilih buku pada pameran Islamic Book Fair (IBF) ke-19 di Jakarta Convention Center, Rabu (26/2). | Prayogi/Republika

Kabar Utama

IBF Sedot Antusiasme Masyarakat

Pengunjung didominasi kalangan santri dari berbagai daerah.

 

 

JAKARTA - Pameran buku-buku Islam (Islamic Book Fair/IBF) 2020 berhasil menyedot antusiasme masyarakat. Hal itu terlihat dari banyaknya warga masyarakat yang mengunjungi pameran buku-buku Islam terbesar dan terlengkap di Tanah Air ini.

"Hari ini, Kamis, jumlah pengunjung sudah makin membeludak dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Jumat, Sabtu, dan Ahad. Saat ini saja, jumlah pengunjung yang tampak di kedua Hall, baik Hall A dan Hall B, sudah demikian besar," ujar Ketua Panitia IBF 2020,

Syahruddin El Fikri kepada Republika, Kamis (27/2).

Dijelaskan Syahruddin, jumlah pengunjung pada Kamis (27/2) mengalami peningkatan dibandingkan sehari sebelumnya. Pengunjung IBF didominasi kalangan santri pondok pesantren dari berbagai daerah.

Pada hari pertama, yakni Rabu (26/2), menurut dia, para santri dari 37 pesantren mengunjungi IBF. Begitu pula pada Kamis, ia optimistis, akan lebih banyak lagi pengunjung yang datang. "Belum nanti di hari Jumat, Sabtu, dan Ahad. Diperkirakan ratusan pesantren dengan jumlah santri puluhan ribu hadir di Islamic Book Fair," ujar dia.

Karyawan Penerbit Darus Sunnah Giri Abimanyu juga mengakui, pameran buku-buku Islam ini dibanjiri pengunjung, yang sebagian besar adalah kalangan santri. Ia yakin, lalu-lintas pengunjung pada hari-hari berikutnya akan meningkat.

"Traffic-nya ramai banget hari ini. Lebih ramai dari kemarin. Biasanya akan terus ramai. Puncaknya di weekend nanti," kata dia.

Peningkatan jumlah pengunjung juga berdampak pada penjualan buku-buku terbitan Darus Sunnah. Buku-buku yang laris dibeli pengunjung, yakni bertemakan pernikahan dan syariat. Salah satunya, buku terjemahan berjudul Al-Kabair: Dosa-Dosa yang Membinasakan karya Imam adz-Dzahabi, yang disyarah oleh Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin.

Stan Republika Penerbit juga diserbu para santri dari berbagai daerah. Sebagian besar dari mereka mencari buku-buku novel Islami karangan penulis kondang, seperti Habiburrahman El-Shirazy, Tere Liye, dan Asma Nadia.

"Tadi ada banyak santri dan siswa madrasah. Ada yang dari pesantren di Kuningan, Jawa Barat, juga siswa madrasah aliyah di Cikarang. Yang dari Kuningan itu banyak banget, padat tadi di sini, mereka berangkat pakai lima bus," kata Wakino dari bagian marketing Republika Penerbit.

Selain para siswa dan santri, lanjut dia, perpustakaan-perpustakaan dari berbagai sekolah pun banyak yang memborong buku-buku novel terbitan Republika Penerbit. Selain novel, ada pula buku dari Republika Penerbit yang laris manis, yakni Khadijah: Cinta Sejati Rasulullah.

Salah satu pengunjung IBF, Azzam Adnani, mengaku senang bisa hadir di IBF untuk kesekian kalinya. Menurut dia, penyelenggaraan IBF amat penting untuk menumbuhkan literasi Islam, terutama di kalangan generasi muda. Di arena IBF, ketua Yayasan Akasia Granada itu memborong empat judul buku dengan total 30 eksemplar, di antaranya buku berjudul 24 Kisah Nabi & Rasul dan Balita Berakhlak Mulia".

Buku-buku tersebut, lanjut Azzam, akan menjadi panduan untuk diajarkan kepada anak-anak di bawah usia lima tahun di Granada Preschool & Kindergarten, Depok, Jawa Barat.

IBF 2020 yang dibuka Rabu (26/2) lalu akan berlangsung hingga Ahad (1/3). Masih banyak acara, penulis, tokoh, dan ulama yang akan mengisi pameran ini. Misalnya, Ustaz Abdul Somad (UAS) dan Ustaz Haikal Hassan yang akan mengisi acara kajian pada dua sesi berbeda. Akan tampil pula Prof Dr Nasaruddin Umar dan Ustaz Dr Erwandi Tarmidzi.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Asrorun Ni'am Sholeh pada Kamis (27/2) tampil pada peluncuran dan bedah bukunya berjudul Panduan Bermuamalah Melalui Media Sosial. Menurut dia, buku ini ditujukan untuk para orang tua, guru, dan kalangan milenial.

Melalui buku ini, Asrorun mengajak masyarakat, orang tua, dan para milenial agar memanfaatkan media sosial (medsos) secara bijak sebagai wujud perkembangan teknologi. Sebab, lewat medsos itu pula dapat dibangun inovasi yang positif di tengah perkembangan teknologi digital.

"Medsos bisa kita optimalkan, misalnya, untuk kepentingan usaha, mencari teman, memberikan panduan bagi masyarakat. Jadi, ayo anak muda, banjiri medsos kalian dengan konten-konten positif, kreatif, inovatif, dan bermanfaat, sehingga tidak ada ruang sekecil apa pun untuk beredarnya konten-konten negatif di tengah masyarakat," ujar dia. n 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat