Hikmah
Madrasah Hidup Muslim
Jika telah mampu mengelola waktu hidupnya, ia lulus madrasah hidup bagi Muslim.
Oleh AHMAD MASRUL
Sejatinya hidup manusia pasti akan mendapatkan ujian. Besar kecilnya ujian hidup bergantung kadar keimanan dalam menyikapi atau garis yang telah ditentukan Allah SWT.
Bagaimana Allah SWT telah mengatur jalan hidup manusia mulai dari rahim, saat hidup di dunia, hingga wafatnya, semua tercatat terangkum dalam kurikulum hidup. Bahwa perjalanan hidup manusia penuh dengan proses, setahap demi setahap (thabaqan 'an thabaq). Bahwa hidup manusia akan diuji dengan kebaikan atau keburukan. (QS al-Anbiya: 35).
Hidup manusia tidak akan dibiarkan begitu saja oleh Allah SWT. Ada kehendak dan keinginan-Nya. Ada tujuan dari Allah SWT atas diciptakannya manusia.
Hidup manusia tidak akan dibiarkan begitu saja oleh Allah SWT. Ada kehendak dan keinginan-Nya. Ada tujuan dari Allah SWT atas diciptakannya manusia.
Bahwa tujuan Allah menciptakan manusia ternyata hanya untuk beribadah kepada-Nya. Allah SWT menegaskan, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS adz-Dzariyat: 56).
Ujian hidup manusia berbeda-beda. Alquran merangkum ujian hidup manusia tidak akan terlepas dari masalah-masalah hidup yang dihadapi. Beragam ujian yang Allah SWT berikan kepada manusia, justru dengan ujian itu manusia harus semakin sabar, kuat, dan dekat dengan Allah SWT. Jangan sampai adanya ujian yang Allah SWT berikan, membuat kita semakin jauh dari-Nya.
Bagi seorang pedagang tentu berbeda ujian hidupnya dengan seorang petani. Seorang guru ujiannya berbeda dengan seorang dokter. Seorang pejabat tentu ujiannya berbeda dengan seorang ulama. Termasuk ujian hidup para nabi dan kekasih-Nya, masing-masing ada ujian hidupnya.
Mampukah kita sebagai seorang guru, seorang petani, seorang pedagang menghadapi ujian hidup masing-masing? Perjalanan hidup manusia berupa ujian dan prosesnya, ini adalah madrasah. Tempat mengasah dan mendidik diri agar hidup di dunia ini bisa menjalani kurikulum kehidupan yang telah digariskan dengan banyaknya ujian.
Ujian hidup berupa harta sejatinya adalah madrasah terindah agar kita semakin bersyukur dan jangan kufur (QS Ibrahim: 7). Dengan bersyukur sejatinya kita mengingat kebesaran-Nya, jangan kufur kepada-Nya (QS al-Baqarah: 152).
Ujian hidup berupa harta sejatinya adalah madrasah terindah agar kita semakin bersyukur dan jangan kufur.
Pun dengan bersyukur merupakan satu alamat dan tingkatan kita telah menunjukkan kesyukuran sejati. Bahwa Allah SWT adalah Mahakaya dan Terpuji (QS Lukman: 12).
Ujian hidup lainya bagi manusia terkadang berupa keluarga, anak-anak, wanita, tahta, dan jabatan. Apakah dengan ujian kemewahan kita tetap ingat kepada-Nya? Apakah dengan jabatan yang kita sandang tetap sederhana dan tidak sombong? Mampukah dengan jabatan kita bisa memberikan keadilan dan kebahagiaan buat sesama yang membutuhkan?
Maka jangan sampai dengan harta, anak, dan keluarga kita lupa kepada-Nya (QS al-Munafiqun: 9) dengan nikmat jabatan ini manusia jadi sombong (QS al-Isra: 37) atau dengan jabatan yang kita miliki menjadi tidak berlaku adil dalam menetapkan hukum Allah SWT di muka bumi?
Para ulama terdahulu agar hidup manusia menjadi manfaat, mendapatkan keberkahan, kenikmatan, dan kebahagiaan hidup, ternyata mereka memberikan resep sangat jitu. Resepnya hanya satu, yaitu mampu mengelola waktu.
Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam kitab Qimah az-Zaman 'inda al 'Ulama mengutip satu ayat dalam Alquran, "…Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." (QS Ibrahim: 34).
Renungan buat seorang Muslim dalam menjalani madrasah dan ujian hidup di dunia. Pahamilah apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW.
"Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: umurnya di manakah ia habiskan, ilmunya di manakah ia amalkan, hartanya bagaimana ia peroleh dan di mana ia infakkan, dan mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” (HR Tirmidzi).
Pelajaran penting dalam mengikuti kuliah atau kurikulum hidup ini seyogianya apapun yang Allah SWT berikan buat manusia; berupa umur, ilmu, harta atau fisik (tenaga) maka gunakanlah untuk kebaikan.
Jika seseorang telah mampu mengelola nikmat, karunia, dan rezeki tadi berupa waktu dalam hidupnya, tentu ia akan sukses dan bahagia. Akan berhasil dan beruntung. Akan mencapai kemenangan.
Tentu ia telah lulus dalam menjalani madrasah hidup bagi seorang Muslim. "Rabbana atina fiiddunya hasanah wafil akhirati hasanah waqina adzabannar." Aamiin.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Sahabat yang Dipuji Rasulullah
Rasulullah SAW memuji Abu Ubaidah sebagai sosok yang paling tepercaya.
SELENGKAPNYAPanduan Lengkap Studi Islam
Buku ini dapat menjadi rujukan khususnya bagi akademisi Islamic Studies.
SELENGKAPNYAHilang Sejak di Arafah, Haji Idun Masih Dicari
Hilangnya Idun telah dilaporkan kembali ke kepolisian daerah Makkah
SELENGKAPNYA