Ilustrasi WFH | Pexels/Elle Hughes

Gaya Hidup

Agar Kerjaan dan Kehidupan tak Berat Sebelah

Upaya menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan rumah tangga menjadi lebih menantang di era pasca-Covid19

Pada era modern, terkadang sulit untuk memisahkan waktu untuk kehidupan pribadi dan pekerjaan. Seseorang seolah terus bergerak di dunia yang selalu aktif dan sukar menemukan jeda istirahat. Tempat kerja pun menuntut karyawan dapat dihubungi setiap saat.


Ditambah dengan sistem kerja hibrida, sebagian orang kesulitan mengetahui kapan jam kerja benar-benar berakhir. Namun, ada sejumlah cara yang bisa dicoba untuk menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi, dikutip dari laman ZDNET, Senin (23/10/2023).


1. Temukan rutinitas yang tepat

Chief Information Officer di Hastings Direct, Sasha Jory, menyarankan untuk menetapkan rutinitas yang tepat. Jory mencontohkan kebiasaan harian dirinya sendiri yang merupakan ibu pekerja, meniti karier sekaligus merawat anak-anaknya di rumah.


Setiap pagi, Jory berangkat pukul empat pagi dan sudah berada di kantor pada jam tujuh pagi. Dia fokus bekerja selama sembilan atau 10 jam, kemudian menyelesaikan pekerjaan terakhir dan pulang menggunakan kereta api. Turun dari kereta, dia tak lagi berpikir soal pekerjaan.

photo
Aktivitas pekerja di gedung perkantoran perbankan pada masa penerapan PPKM Darurat di Jakarta, Senin, (5/7). Salah satu aturan PPKM darurat yaitu semua sektor industri nonesensial diwajibkan 100 persen karyawan menerapkan bekerja dari rumah (WFH) dan sektor esensial diberlakukan 50 persen maksimum karyawan bekerja di kantor (WFO). Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)


"Saya mendedikasikan waktu untuk anak-anak, selalu berusaha berada pada momen saat bersama mereka," ujar Jory. Apabila ada informasi mendadak soal krisis di kantor, dia akan mengatakan kepada timnya bahwa itu bisa diselesaikan besok.


2. Bersikap fleksibel

Kepala teknologi dan pencarian eksekutif digital di perekrut Harvey Nash, Lily Haake, menyebut upaya menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan rumah tangga menjadi lebih menantang pada era pasca-Covid19. Pasalnya, dunia kerja berubah menjadi sistem hibrida.


Menurut Haake, kuncinya adalah bersikap fleksibel. Misalnya, ketika saat ini seseorang boleh pergi ke kantor hanya satu atau dua hari dalam sepekan.

Maksimalkan peluang untuk berada di rumah dan tetaplah fleksibel dalam merampungkan pekerjaan di rumah. "Saya pikir itu bergantung pada seberapa besar Anda menikmati pekerjaan dan seberapa stres Anda ketika pekerjaan mengganggu hidup Anda. Secara pribadi, saya memiliki jadwal kerja yang fleksibel dan saya sangat menghargai fleksibilitas yang saya dapatkan," kata Haake.


3. Luangkan waktu istirahat

photo
Luangkan waktu untuk beristirahat ketika bekerja (ilustrasi) - (Freepik)

Chief data officer di Bentley Motors, Andy Moore, kerap memadukan pengetahuan dari gelar doktornya di bidang transformasi organisasi dengan pengalaman kerja untuk membantu generasi muda.

Dia mendukung anak muda mengasah keterampilan mereka dan menemukan minat untuk karier pada masa depan. Fokus tersebut menjelaskan mengapa dia senang berkontribusi pada TeenTech, badan amal yang menjalankan inisiatif untuk menginspirasi generasi muda.

Meski sibuk, Moore menyadari pentingnya istirahat total dari pekerjaan. "Sukses adalah tentang mengingat untuk hadir bersama keluarga dan menghabiskan waktu berkualitas bersama anak-anak saya," katanya.


4. Bekerja di tempat yang disukai

Direktur layanan konsumen di Freshpet, Lisa Diehl, menganjurkan seseorang memilih bekerja di tempat yang disukai. Bekerja di bidang yang sesuai dengan minat akan membuat seseorang menikmati apa yang dikerjakan, tidak menganggap pekerjaan sebagai beban.


Meski terkadang lebih sulit memisahkan pekerjaan dan kehidupan pribadi, Diehl yang mencintai pekerjaannya menjalani itu dengan senang hati. "Saya mencoba untuk tidak mengirim surel pada jam 10 malam, tapi sering kali ada orang lain yang membalas, dan itu sebenarnya karena cinta," ujanya.


5. Jangan bekerja berlebihan

photo
Ilustrasi stres akibat terlalu banyak meeting daring - (Pexels/Andrea Piacquadio)

Profesional teknik informatika Sue Walker yang juga menjabat sebagai manajer keamanan siber di RWE, punya cara khusus menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi. Dia berusaha memanfaatkan pengalaman dan pengetahuan dalam memecahkan masalah di kantor.


Sebagai contoh, ketika ada problem, Walker akan menenangkan timnya, menyarankan mereka tidak perlu terburu-buru atau harus mencari solusi saat itu juga. Karena sudah melakukan pekerjaannya cukup lama, Walker terbiasa menganalisis langkah demi langkah.


Bekerja di bidang keamanan TI dapat melibatkan periode kerja yang intens, namun Walker yang disibukkan oleh cucu-cucunya di luar pekerjaan, tak mau melakukannya secara berlebihan. "Saya selalu memberi tahu tim saya, 'Jangan bekerja dan jangan mengirim surel hingga larut malam'," ucap Walker.

 

 
Saya mencoba untuk tidak mengirim surel pada jam 10 malam.
 
LISA DIEHL, Direktur layanan konsumen di Freshpet. 
 
 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Inspirasi Cara Merawat Mental untuk Meraih Ketenangan

Seseorang akan mendapatkan hasil maksimal dalam hidup jika tahu ke mana mereka ingin pergi dan punya tujuan jelas.

SELENGKAPNYA

Menyikapi Isu Kesehatan Mental Secara Proporsional

Banyak Gen Z yang menjadikan isu kesehatan mental sebagai alasan.

SELENGKAPNYA

Gen Z Akrab dengan Isu Kesehatan Mental, Mitos atau Fakta?

Sangat mungkin ada lebih dari satu alasan di balik berkembangnya suatu gangguan kesehatan mental.

SELENGKAPNYA