Asupan garam harus selalu dijaga untuk menjaga kesehatan. | Pixabay

Medika

Mengenali Ragam Kebiasaan untuk Pengelolaan Hipertensi

Semua penderita hipertensi perlu mengecek tekanan darah mereka secara berkala.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi perlu dikelola dengan baik agar tidak memicu masalah kesehatan yang lebih serius. Sayangnya, sebagian penderita hipertensi masih menyepelekan kondisi ini karena tak memunculkan gejala berarti.


"Orang-orang mungkin mengatakan, 'saya tidak merasa sakit, mengapa saya harus peduli?'. Karena itulah, kita biasa menyebut hipertensi, sebagai pembunuh diam-diam," ujar dokter spesialis jantung, Dr Ernst van Schwarz, seperti dilansir Express pada Rabu (11/10/23).


Meski banyak penderita hipertensi tak merasakan gejala, bukan berarti kondisi ini tak membahayakan. Seiring waktu, hipertensi yang tak terkendali dapat merusak pembuluh darah dan berbagai organ penting di dalam tubuh, seperti jantung, ginjal, dan otak. Pada jantung misalnya, tekanan berlebih pada pembuluh darah bisa membuat otot jantung melemah dan bekerja kurang efisien.

Lima langkah manajemen hipertensi - (Republika)

  ​
Berkaitan dengan ini, ahli kardiologi intervensi Dr Cheng Han Chen mengimbau agar para penderita hipertensi menghindari satu kebiasaan buruk. Kebiasaan tersebut adalah mengabaikan pemantauan tekanan darah secara berkala. "Hal terburuk yang bisa dilakukan oleh penderita tekanan darah tinggi adalah tidak memantau tekanan darah secara rutin," ujar Dr Chen.


Dr Chen mengatakan, semua penderita hipertensi perlu mengecek tekanan darah mereka secara berkala. Pengecekan ini bisa dilakukan secara mandiri di rumah dengan alat tensimeter, atau dilakukan di klinik dokter.


Pemeriksaan tekanan darah yang rutin dapat memberikan gambaran kepada dokter mengenai efektivitas terapi pengobatan yang dijalani oleh pasien hipertensi. Bila pemeriksaan tersebut menunjukkan hasil yang kurang baik, dokter mungkin akan memodifikasi obat atau memberikan terapi yang lebih efektif untuk sang pasien.

photo
Pelajar menjalani pemeriksaan mata saat skrining penyakit tidak menular (PTM) di SMPN 21 Bandung, Babakan Ciparay, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Rabu (1/3/2023). Skrining penyakit tidak menular yang diprioritaskan untuk penyakit diabetes melitus, hipertensi dan mata tersebut bertujuan untuk deteksi dini serta pemantauan faktor risiko penyakit tidak menular pada kelompok umur 15-19 tahun. - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)


Pemantauan tekanan darah secara berkala juga dapat menjadi rambu-rambu bagi penderita hipertensi. Dengan begitu, penderita hipertensi bisa mengerem diri dan kembali memperbaiki gaya hidup ketika tekanan darah mereka tampak mulai tak terkendali.


Mengelola Hipertensi


Selain mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter secara tertib, penderita hipertensi sangat dianjurkan untuk memperbaiki gaya hidup. Dalam hal pola makan misalnya, National Health Service (NHS) merekomendasikan penderita hipertensi untuk mengurangi asupan lemak dan meningkatkan asupan serat dari sayur dan buah segar.


Selain itu, penderita hipertensi sangat disarankan untuk membatasi asupan garam atau sodium. Batas konsumsi garam dalam satu hari tidak boleh lebih dari enam gram.


Penting juga bagi penderita hipertensi untuk rutin berolahraga. Tekanan darah memang bisa meningkat saat seseorang melakukan olahraga. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan secara rutin bisa membantu menurunkan angka tekanan darah.


Hal lain yang perlu dilakukan oleh penderita hipertensi adalah menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk, seperti merokok dan minum alkohol. Konsumsi kafein juga perlu dibatasi agar tidak berlebihan. 

Manajemen Kelola


Tekanan darah tinggi atau hipertensi kerap dianggap sebagai silent killer alias ‘pembunuh diam-diam’. Sebanyak 20 persen orang Amerika tidak menyadari bahwa mereka mengidapnya. Sementara itu, satu dari tiga orang Indonesia mengidap hipertensi, menurut Kementerian Kesehatan RI per Juni 2023.

 

Kabar baiknya bahwa seseorang dapat dengan mudah memeriksa kesehatan mereka menggunakan manset tekanan darah dari rumah, dan ada banyak cara untuk menurunkan tekanan darah tanpa langsung menggunakan obat resep.

 

Apa Itu Tekanan Darah Tinggi?

 

Tekanan darah adalah kekuatan darah yang mendorong dinding pembuluh darah. Jika darah mendorong dengan sangat kuat dan konsisten, hal ini menyebabkan tekanan darah tinggi. Seiring waktu, kekuatan tinggi tersebut merusak jaringan arteri. Secara umum, hipertensi mengacu pada angka 130/80 milimeter merkuri (mm Hg) atau lebih tinggi.

 

Ada berbagai kategori tekanan darah tinggi. Meski demikian, ada banyak langkah yang dapat diambil untuk mengelola tekanan darah tinggi, sekaligus menurunkannya, menurut ahli, sebagai berikut, seperti dilansir dari laman Studyfinds, Selasa (19/9/2023).

 

1. Batasi kelebihan garam

Kelebihan garam bisa menyebabkan tekanan darah tinggi. Garam bekerja sama dengan elektrolit lain, yaitu kalium dan magnesium. Bila terjadi ketidakseimbangan, akan menimbulkan masalah.

Makanan ringan yang diproses, seperti keripik dan kerupuk serta makanan cepat saji biasanya mengandung natrium yang sangat tinggi. Cara paling sederhana untuk mengurangi asupan adalah dengan menguranginya dalam konsumsi harian.

 

photo
Perhatikan asupan garam (ilustrasi) - (Pexels/Castorly Stock)

2. Makan lebih banyak potasium

Kalium menumpulkan efek garam dengan bertindak sebaliknya. Ini membantu tubuh membuangnya dengan lebih efisien. Terkadang, masalahnya bukan terlalu banyak mengonsumsi garam, tetapi kurang mengonsumsi potasium.

Dianjurkan untuk mencapai hampir 4.700 miligram per hari. Namun, jika tidak melakukan upaya bersama untuk mencapai angka tersebut, akan sulit mencapai level tersebut melalui pola makan normal. Makanan kaya kalium, antara lain kacang-kacangan, kentang, alpukat, air kelapa, dan semangka.

3.Dapatkan lebih banyak magnesium

Magnesium mengatur garam dan potasium, menjadikannya mineral yang sangat penting untuk diimbangi jika Anda mencoba menurunkan tekanan darah. Selain itu, penelitian menunjukkan obat ini efektif menurunkan hipertensi dengan meningkatkan vasodilatasi.

Vasodilatasi menggambarkan pelebaran pembuluh darah, yang berhubungan langsung dengan penurunan tekanan darah. Makanan kaya magnesium termasuk sayuran berdaun hijau tua, alpukat, dan coklat hitam.

Disarankan tidak memasak sayuran terlalu lama jika ingin mempertahankan magnesium sebanyak mungkin. Semua sayuran berdaun gelap mengandung klorofil, yang mana magnesium merupakan bagian utamanya.

Sayuran yang dimasak terlalu lama hingga warnanya tidak lagi hijau cerah berarti magnesiumnya telah hilang. Mendapatkan magnesium dari makanan juga sulit, jadi pertimbangkan untuk menambahkannya jika sudah bebas secara medis.

 

4. Stres yang lebih rendah

Stres kronis mempunyai peran yang luar biasa terhadap tekanan darah. Namun, menghilangkan stres terkadang terasa mustahil. Kita tidak selalu bisa sepenuhnya bebas dari stres, tetapi cobalah untuk lebih melatih kewaspadaan dan melepaskan hal-hal yang berada di luar kendali Anda.

Cobalah untuk terlibar dalam aktivitas yang lebih menyenangkan bila Anda bisa, dan luangkan lebih banyak waktu untuk menikmati hal-hal yang disukai. Baik itu membaca, berjalan-jalan, maupun menonton acara favorit, semuanya akan membantu.

 

 
Secara umum, hipertensi mengacu pada angka 130/80 milimeter merkuri (mm Hg) atau lebih tinggi.
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Menjaga Diri dari Bahaya Tersembunyi Hipertensi

Pada 2029, data WHO menunjukkan lebih dari 1,13 miliar orang di seluruh dunia menderita hipertensi.

SELENGKAPNYA