Pembukaan Islamic Book Fair (IBF) ke-19 | Prayogi/Republika

Kabar Utama

IBF Dukung Ekosistem Buku

Jutaan eksemplar buku dihadirkan di gelaran IBF 2020.

 

JAKARTA – Gelaran Islamic Book Fair (IBF) 2020 resmi dibuka di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Rabu (26/2). Acara yang bakal digelar hingga lima hari mendatang itu dinilai berperan membangun ekosistem perbukuan Indonesia.

"Saya mewakili Kemendikbud mengucapkan selamat atas terselenggaranya Pameran IBF ke-19 ini sebagai wahana literasi dan wahana untuk membangun ekosistem perbukuan," kata Kepala Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud), Awaluddin Tjalla, mewakili Mendikbud Nadiem Makarim, kemarin.

Menurut Awaluddin, IBF ke-19 memberikan kontribusi yang positif untuk dunia pendidikan Indonesia. "Peran IBF ini sangat penting karena memberikan implementasi dan kemampaun literasi kepada anak-anak. Dengan IBF ini, kita bisa menumbuhkan minat baca anak-anak didik kita," ujar dia.

Awaluddin menjelaskan, menurut hasil kajian Balitbang Kemendikbud, kemampuan literasi di kalangan anak-anak kelas menengah ke bawah memang masih terbilang rendah. Sebabnya bukan hanya soal minat baca
yang rendah atau satu aspek saja, melainkan juga ketersediaan buku. Oleh karena itu, menurut dia, kegiatan IBF ke-19 ini memberi edukasi positif, menguatkan literasi, dan membantu mengimplementasikan kurikulum 2013.



Awaluddin juga mengapresiasi para pengunjung IBF yang tidak hanya berasal dari wilayah Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga dari seluruh Indonesia, bahkan juga dari negara-negara tetangga di ASEAN. "Kegiatan
ini juga akan memberikan proses penanaman dan penguatan nilai-nilai akhlakul karimah," kata dia.

Pembukaan IBF dan Islamic Book Award digelar di panggung utama pada Rabu (26/2), pukul 09.00-12.00 WIB. Kegiatan dilanjutkan dengan peluncuran dan bedah buku, temu salam, dan bincang buku. IBF diselenggarakan lkatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta dengan mengusung tema “Literasi Islam: Cahaya untuk Negeri”. Ratusan penerbit dan puluhan ribu judul buku serta jutaan eksemplar buku akan mengisi acara tersebut. Sebanyak 343 stan di IBF akan diisi oleh penerbit buku, biro perjalanan, perbankan, lembaga filantropi, instansi pemerintah, media massa, UMKM, busana Muslim, properti syariah, mainan anak, kuliner, dan lain sebagainya.

Dalam hari pertama IBF kemarin, digelar Islamic Book Award yang sebelumnya rutin diselenggarakan tiap tahun. "Pada acara ini, kami ingin menyampaikan bahwa ada penganugerahan kepada sejumlah penggiat dunia literasi Islam. Ada delapan kategori penghargaan untuk buku Islam terbaik," tutur Ketua Panitia IBF 2020 Syahruddin El-Fikri di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (26/2).

 
Saya mewakili Kemendikbud mengucapkan selamat atas terselenggaranya Pameran IBF ke-19 ini sebagai wahana literasi dan wahana untuk membangun ekosistem perbukuan.
Awaluddin Tjalla
 



Penghargaan lifetime achievement kemarin diraih Adian Husaini. Adian tercatat telah menulis 34 buku. Buku karangannya berjudul Wajah Peradaban Barat mendapatkan penghargaan sebagai Buku Islam
Terbaik kategori nonfiksi dewasa pada IBF Award 2006.

Penghargaan untuk kategori fiksi anak diraih Terima Kasih Allah (Indiva Media Kreasi) yang ditulis Hairi Yanti. Kategori nonfiksi anak diraih Wanita Istimewa di Sekitar Rasulullah (Kanak) karya Vanda Arie. Kategori fiksi dewasa diraih 1/4 Nanti dan Kembali (Rene Islam) karya Hangka, sedangkan nonfiksi dewasa diraih Benarkah Kaisar Heraklius Masuk Islam? (Pro-U Media) karya WT Prabowo.

Buku terjemahan terbaik adalah Muhammad: Juru Damai di Tengah Benturan Imperium Besar Dunia (Alvabet) karya Juan Cole yang diterjemahkan Adi Toha. Sementara, ilustrasi terbaik diraih Usai Sebelum Dimulai (Republika Penerbit) yang diilustratori oleh Al Nurul Gheulia.



Kategori tata letak terbaik diraih Syar'i Traveller-The Heritage of Ottoman (Alfatih Press) dengan penata letak Sarah, Indah, dan Ana. Buku Pernah Tenggelam (Alfatih Press) yang sampulnya didesain Aditya Nur Firdaus meraih kategori sampul terbaik.

Pengunjung tampak sudah menyesaki hari pertama gelaran itu kemarin. Salah satu pengunjung, Taufik Rahman (31 tahun), mengatakan, gelaran IBF memang sudah menjadi agenda tahunan yang kerap ia tunggu. “Kalau
(beli) di IBF itu buku-bukunya sudah pasti ori (orisinal), jadi gelaran ini memang ditunggu banget sih,” kata pria jebolan Pondok Pesantren Gontor itu saat ditemui Republika, di JCC.

Dia menyebut gelaran IBF juga kerap dibanjiri diskon-diskon buku yang tak sedikit. Ia datang ke IBF untuk mencari buku-buku keislaman, seperti kitab-kitab karya Imam al-Ghazali.

Pengunjung lainnya, Mahmudah (26 tahun), menyebut sudah memantau agenda IBF sejak jauh-jauh hari. “Memang ditungguin. Terus, begitu tahu, tanya-tanya teman supaya ada barengan bisa datang ke sini,” kata dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat