A mourner holds a flower as he arrives to pay tribute for victims of a deadly accident following Saturday night | AP/Lee Jin-man

Mujahidah

Bidan Dadakan Bernama Ummu Kultsum

Keutamaan nasab dan pribadi yang saleh dari figur Ummu Kultsum, memikat hati Umar bin Khatab

Selama ini, khalayak hanya mengetahui bahwa cucu Rasulullah dari Ali bin Thalib dan Fatimah az-Zahra adalah Hasan dan Husein. Padahal, sejoli itu memiliki keturunan lain, yaitu Zainab binti Ali bin Abi Thalib dan Ummu Kultsum, putri bungsu pasangan tersebut.

Putri terakhir keluarga ini lahir pada 7 Hijriah. Pada tahun yang sama, ibundanya Fatimah meninggal. Kondisi ini menjadikan cucu perempuan Ra sulullah tersebut piatu. Walaupun sebentar ber temu sang kakek, Ummu Kultsum sem pat merasakan kasih sayang Rasulullah. Didikan agama yang kuat dari keluarga membentuknya menjadi pribadi yang cerdas dan taat beribadah. Wajahnya yang rupawan, kian dipercantik dengan perilaku dan budi lu hurnya. Ia menjadi sosok terhormat dan teladan bagi para Muslimah.

 
Nikahkanlah aku dengannya wahai Abu Hasan karena aku telah memperhatikan kemuliaan padanya yang tidak aku dapatkan pada perempuan yang lain
UMAR BIN KHATTAB
 

 

Keutamaan nasab dan pribadi yang saleh dari figur Ummu Kultsum, memikat hati Umar bin Khatab. Khalifah kedua pengganti Abu Bakar tersebut bermaksud memperistri putri bungsu Ali bin Abi Thalib itu. Keinginan sang khalifah disampaikan langsung pada ayahanda. Namun, sang ayah tak lantas menerima pinangan itu.

Ini lantaran usia Ummu Kultsum saat itu terlampau belia. Ali bin Abi Thalib yang berjuluk Pintu Ilmu pun melontarkan pertanyaan kepada Umar mengenai apa di balik keputusannya tersebut.

photo
Ilustarsi Muslimah - (Pixabay)

Umar mengatakan, “Nikahkanlah aku dengannya wahai Abu Hasan karena aku telah memperhatikan kemuliaan padanya yang tidak aku dapatkan pada perempuan yang lain.’’

Ali bin Abi Thalib akhirnya menerima pinangan Umar dan meridhai pernikahan mereka. Pernikahan Umar dengan Ummu Kultsum digelar pada Dzulkaidah 17 Hijriah dengan mahar dari pihak suami ke mempelai istri berupa uang tunai sebesar 40 ribu dinar.

Mendukung suami

Sebagai pendamping khalifah, Ummu Kultsum dikenal setia dan berada di belakang mem beri dukungan atas semua keputusan dan kebijakan suami. Bahkan, tak segan cucu Rasulullah itu pun terjun langsung ke masyarakat untuk mendampingi Umar bin Khatab.

Suatu malam, sebagai seorang pemimpin yang peduli terhadap rakyatnya, Umar menyamar sebagai orang biasa. Ia berkeliling di permukiman sekitar Madinah. Kegiatan seperti ini menjadi agenda rutin Umar untuk memastikan kondisi rakyatnya. Di tengah perjalanan, langkahnya terhenti ketika dari bilik sebuah rumah terdengar suara perempuan merintih kesakitan. Di saat yang sama, seorang pria berwajah panik dan khawatir sedang berdiri di depan pintu rumah.

Umar memberi salam, lalu menanyakan kepada pria tersebut mengenai gerangan yang sedang terjadi. Pria asal Suku Badui itu enggan menjawab. Dalam benak lelaki Badui itu, si penanya tak akan mampu berbuat banyak. “Pergilah kamu, semoga Allah merahmatimu sehingga mendapatkan apa yang kamu cari. Janganlah menanyakan sesuatu yang tidak ada gunanya bagimu,’’ katanya.

Pengusiran bernada halus itu tak membuat Umar tersinggung, apalagi emosi. Ia yakin, pria itu sedang kalut dan membutuhkan pertolongan. Sementara itu, ia tak tahu harus berbuat apa. Umar dengan sabar kembali bertanya apa yang terjadi di dalam rumahnya. Pria itu pun akhirnya luluh, lalu menjawab kalau istrinya menahan kesakitan karena akan melahirkan. Tetapi, tidak ada yang bisa diandalkan untuk membantu proses persalinan.

Muslimah (Ilustrasi) - (PIXABAY)

  ​

Tidak berpikir panjang lagi, Umar bergegas pulang menemui istrinya. Sampai di rumah, Umar menyampaikan kepada Ummu Kultsum, apakah dia ingin mendapatkan pahala yang melimpah dari Allah SWT. Tentu saja Ummu Kultsum tertarik dan penasaran mengetahui amalan-amalan apa yang dimaksud suaminya. “Katakan wahai Amirul Mukminin, kebaikan apa yang harus saya lakukan agar mendapat pahala yang dijanjikan Allah?’’ tanya Ummu Kultsum antusias.

Umar pun menceritakan peristiwa yang baru saja dialaminya. Dengan cekatan, Ummu Kultsum bangkit mengambil peralatan bersalin berikut perlengkapan bayi. Umar berinisiatif memanggul peralatan masak lengkap dengan makanan siap olah. Suami-istri ini segera menuju kediaman Suku Badui tersebut.

 
Wahai Amirul Mukminin, sampaikan kepada temanmu, Allah telah mengaruniainya anak laki-laki
UMMU KULTSUM
 

Pria Badui tadi sempat kaget ketika melihat Umar datang kembali ke rumahnya didampingi seorang bidan. Setelah mendapat izin, Ummu Kultsum masuk ke kamar membantu ibu yang hendak melahirkan. Sementara itu, Umar me nemani calon ayah si bayi di luar rumah sambil memasak makanan yang dibawanya. Tiba-tiba dari dalam kamar terdengar suara tangis bayi. Ummu Kultsum dengan gembira berteriak kepada suaminya. “Wahai Amirul Mukminin, sampaikan kepada temanmu, Allah telah mengaruniainya anak laki-laki.’’

Sapaan “Amirul Mukminin” dari Ummu Kultsum tak elak mengagetkan keluarga Badui. Tak disangka, pria yang sedang memasak dan asyik meniup-niup api adalah pemimpin tertinggi di negerinya. Sedangkan, si bidan adalah istri dari Amirul Mukminin yang juga cucu dari Rasulullah. Mereka takjub menyaksikan kepala pemerintahan bersama istrinya bisa dekat dengan rakyat, mendengarkan keluhan dan membantu persoalan mereka.

Janda

Umar bin Khatab wafat awal Muharram pada 24 Hijriah. Wafatnya tokoh berpengaruh dalam sejarah Islam tersebut, menyusul penikaman oleh Majusi, Abu Lu’luah, tiga hari sebelum ajal menjemputnya. Budak dari al Mughirah bin Syu’bah ini menikam Umar. Ketika peristiwa itu terjadi, Umar sedang bertindak sebagai imam shalat Subuh. Kepergian Umar membuat Ummu Kultsum bersedih. Namun, ia bahagia karena suaminya wafat dengan mendapat predikat syahid.

Masa iddah selesai. Kemudian, Ummu Kultsum menikah dengan Aun bin Ja’far bin Abu Thalib. Pernikahan ini tak berlangsung lama karena Aun meninggal dunia. Sang ayah, Ali bin Abi Thalib menikahkan kembali putrinya dengan Muhammad bin Ja’far. Muhammad pun wafat, lalu Ummu Kultsum menikah dengan Abdullah bin Ja’far. Pernikahannya dengan Ja’far adalah ikatan keluarga terakhir kali hingga akhir hayatnya. Ia wafat pada 75 Hijriah. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Sanksi untuk Muslim Penghina Rasulullah

Tidak ada peraturan dan kesepakatan internasional soal kejahatan menghina Rasulullah.

SELENGKAPNYA

Balasan Bagi Jamaah Umrah yang Bermaksiat di Tanah Suci

Perbuatan buruk akan diganjar dosa berlipat ganda jika dilakukan di Makkah.

SELENGKAPNYA

Pandangan Gus Dur Ihwal Islam dan Keislaman

Gus Dur sampai pada suatu kesimpulan, Islam yang dipikirkan dan dialami seseorang adalah sesuatu yang khas.

SELENGKAPNYA