
Nusantara
Kemarau Belum Usai, Karhutla Makin Marak
Ratusan kebakaran huan dan lahan terjadi di Jawa Barat.
MAJALENGKA -- Musim kemarau yang berkepanjangan di hampir seluruh wilayah Indonesia memicu terus terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di berbagai daerah. Wilayah Jawa Barat jadi salah satu yang terdampak.
Sebanyak 83 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Majalengka selama musim kemarau tahun ini. Kejadian itu menyebabkan ratusan hektare lahan dan hutan hangus terbakar.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, sepanjang Mei–25 September, total terjadi 83 kali kejadian karhutla. Dari jumlah itu, karhutla paling banyak terjadi pada September, yang mencapai 53 kejadian.
Sedangkan lainnya, masing-masing terjadi pada Agustus sebanyak 19 kejadian, Juli enam kejadian, Juni tiga kejadian dan Mei dua kejadian.
Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Kabupaten Majalengka, Rezza Permana, mengatakan, kejadian karhutla itu tersebar di 52 desa/kelurahan di 17 kecamatan di Kabupaten Majalengka. ‘’Total luas lahan yang terbakar mencapai 162,82 hektare,’’ ujar Rezza, Kamis (28/9/2023).

Rezza menyebutkan, luas lahan yang terbakar itu, terbesar ada di Kecamatan Majalengka yang mencapai 44,77 hektare. Setelah itu disusul Kecamatan Cigasong, dengan luas lahan yang terbakarnya 35,18 hektare, Kecamatan Sukahaji 27,19 hektare dan Kecamatan Panyingkiran 10,35 hektare.
Peristiwa kebakaran hutan terbaru, terjadi di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Desa Padaherang, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka pada Rabu (27/9/2023).
Diduga, kebakaran tersebut berawal dari pembakaran lahan yang dilakukan oleh warga. Kencangnya tiupan angin, membuat api dengan cepat merembet ke hutan TNGC.
Petugas gabungan bersama relawan dan masyarakat pun harus bekerja keras untuk memadamkan kobaran api. Akses jalan yang sulit ditambah angin kencang, menjadi kendala dalam upaya pemadaman. ‘’Hari ini sudah padam,’’ ujar Rezza.

Namun untuk penyebab pasti terjadinya kebakaran, Rezza menyatakan, masih dilakukan penelusuran. Kebakaran itu menghanguskan kawasan hutan seluas kurang lebih 20 hektare.
BPBD Kabupaten Majalengka mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembersihan lahan dengan cara dibakar. Di musim kemarau yang kering dan angin kencang seperti sekarang, api yang awalnya kecil dapat dengan cepat membesar dan merembet menyebabkan kebakaran.
Kebakaran lahan dan permukiman di masa musim kemarau dari Juli hingga September 2023 di Kota Sukabumi juga cukup tinggi. Dalam rentang waktu tersebut tercatat ada sebanyak 28 lokasi kebakaran di tujuh kecamatan.
''Dari data penanganan, kebakaran berdampak pada 11 unit rumah dan 16 unit lahan,'' ujar Kepala Pelaksana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik, kepada wartawan, Kamis (28/9/2023). Bencana itu terjadi di tujuh kecamatan dan 17 kelurahan di Kota Sukabumi.
Novian menuturkan, prakiraan kerugian dari 28 lokasi kebakaran ini mencapai sebear Rp 539.500.000. Dengan luas area terdampak sekitar 40.782 meter persegi.

Rinciannya kata Novian, luas area terdampak pads Juli 2023 seluas 204 meter persegi dengan kerugian Rp 379.500.000. Pada Agustus 2023 seluas 52 meter persegi dengan kerugian Rp 45 juta, dan September 2023 seluas 40.227 meter persegi dengan kerugian Rp 115 juta.
Novian merinci kebakaran di masing-masing wilayah. Pertama di Kecamatan Lembursitu yakni Kelurahan Lembursitu, Situmekar, Cikundul, dan Sindangsari. Berikutnya Kecamatan Baros di tiga kelurahan yakni Baros, Jayamekar, dan Sudajayahilir. Selanjutnya Kecamatan Gunungpuyuh di Kelurahan Gunungpuyuh, Karangtengah dan Karamat. Berikutnya Kecamatan Cikole di Subangjaya dan Cisarua. Wilayah lainnya Kecamatan Warudoyong di Gedongpanjang, Benteng, dan Sukakarya serta Cibeureum di Cibeureum Hilir dan Babakan. Terakhir di Citamiang berada di Krlurahan Gedongpanjang.
Contoh kebakaran lahan misalnya menghanguskan seluas 3.000 meter persegi lahan di Jalan Kapitan RT 03 RW 05, Kelurahan Cikundul, Kecamatan Lembursitu, Selasa (26/9/2023) lalu. Diduga peristiwa tersebut terjadi akibat ulah oknum warga yang membakar lahan sembarangan.
Kepala Bidang Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penyelamatan, Dinas Satpol PP dan Damkar Kota Sukabumi, Ujang Rustiandi menerangkan, damkar menerima laporan kebakaran lahan pukul 10.00 WIB. Laporan ini langsung ditindaklanjuti dengan menerjunkan sejumlah personel dengan tiga unit mobil pemadam kebakaran. "Pada saat tiba di lokasi, kobaran api sudah membesar dan semakin meluas dan petugas langsung berupaya melakukan pemadaman," terang Ujang. Setelah berjibaku sekitar dua jam atau pukul 12.00 WIB api berhasil dipadamkan.

Di Sulawesi Selatan, Dinas Kebakaran Kabupaten Gowa melansir lokasi kebakaran lahan pohon pinus di kawasan objek wisata Malino yang diperkirakan seluas delapan hektare sedang dalam proses pemadaman. "Sejak kemarin terjadi (kebakaran lahan) di Malino. Dan hari ini berlanjut lagi titik lain yang terbakar. Kita sudah secara bersama-sama dengan beberapa unsur untuk melakukan pemadaman," ujar Kepala Dinas Kebakaran Gowa Rostam Jazak di Gowa, Kamis.
Ia menjelaskan, awal kebakaran bermula di Jalan Pendidikan Hutan Pinus Malino, kemudian secara cepat meluas. Meski demikian, sudah ada dua regu berjumlah 18 orang ditambah tim dari Badan Kebencanaan ikut serta membantu pemadaman.
Sedangkan untuk luas area yang terbakar, kata dia, belum bisa dipastikan, namun dari data sementara diperkirakan seluas lebih dari delapan hektare. "Sekarang ini kita akan pengamanan dulu. Memang di Malino itu ada satu armada yang kita stand by-kan karena kita khawatirkan meluas, apalagi masuk dalam kawasan hutan pinus banyak areal perumahan," paparnya.
Untuk proses pengendalian kebakaran, satu grup tambahan dikirim untuk membantu pemadaman api agar tidak meluas ke area lainnya, mengingat kondisi lahan di sekitar Malino kering disebabkan musim kemarau. "Situasi Malino sekarang sudah aman terkendali. Sisa kita sisir sisir saja titik titik yang ada asap. Ada empat titik lokasi yang terbakar, " kata dia
Sejauh ini tim terpadu TNI Polri, Damkar, BPBD dan tim kebencanaan serta masyarakat setempat berjibaku memadamkan api yang masih tersisa di lahan hutan pinus. Puluhan armada Damkar dikerahkan untuk memadamkan api agar tidak meluas ke tempat lain. Sejauh ini aparat kepolisian masih melakukan penyelidikan penyebab kebakaran tersebut.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Berjuang Menyelamatkan Padi di Tengah Kekeringan
Pemerintah perlu mewaspadai dampak kemarau terhadap inflasi pangan.
SELENGKAPNYAKekeringan Meluas dan Kian Mengkhawatirkan
Kemarau panjang yang melanda Indonesia mulai berdampak serius terhadap kelangsungan hidup.
SELENGKAPNYASetelah Polusi Udara, Kini Taman Kota Jakarta Kekeringan
Kekeringan menyulitkan warga kota yang memanfaatkan taman kota setelah terpapar polusi udara .
SELENGKAPNYA