Pedagang menunjukkan beras di kiosnya di Pasar Atas Cimahi, Kota Cimahi, Jawa Barat, Jumat (8/9/2023). | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Nusantara

Pedagang Makanan Siasati Kenaikan Harga Beras

Pedagang mencari harga beras termurah agar tak perlu menaikkan harga jual makanan.

MAJALENGKA – Sejumlah konsumen di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, sengaja membeli beras secara langsung di pabrik penggilingan beras. Hal itu untuk menyiasati mahalnya harga beras di pasaran.

Salah seorang pemilik warung nasi di Jalan Gerakan Koperasi, Kecamatan/Kabupaten Majalengka, Nenden (28 tahun) mengatakan, dirinya sudah tidak lagi membeli beras di pasaran sejak dua pekan lalu. Nenden memilih langsung membeli beras di salah satu pabrik penggilingan beras di wilayah Kabupaten Majalengka. Pasalnya, harga beras di pabrik penggilingan lebih murah dibandingkan harga beras di pasaran.

Nenden menyebutkan, harga beras di pasaran di kisaran Rp 14 ribu per kilogram. Sedangkan harga beras di pabrik penggilingan beras hanya Rp 12.500 per kilogram. “Lumayan ada selisihnya,’’ kata Nenden, Sabtu (23/9/2023).

photo
Pedagang menunjukkan beras yang dijualnya di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Selasa (19/9/2023). - (Republika/ Bayu Adji P)

Nenden mengaku sengaja membeli beras langsung dari pabriknya yang lebih murah agar tidak perlu menaikkan harga jual nasi ke konsumen. Pasalnya, jika menaikkan harga jual nasi, dikhawatirkan konsumennya akan kabur.

Sementara itu, salah seorang pedagang beras di Pasar Sindangkasih, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka, Opik Surahman, mengakui ada sejumlah pelanggannya yang memilih untuk membeli beras langsung ke pabrik penggilingan beras. “Ya cuma bisa pasrah, mau gimana lagi," tutur Opik.

Opik menyebutkan, saat ini beras sebanyak lima kuintal habis terjual dalam waktu tujuh sampai 10 hari. Padahal, sebelum harga beras naik, beras yang terjual bisa mencapai dua sampai tiga ton dalam waktu sepekan.

Opik menjelaskan, kenaikan harga beras dipicu oleh fenomena El Nino yang berdampak pada produksi padi petani. Karena itu, kenaikan harga itu sudah dimulai sejak tingkat pabrik.

“Pasokan beras dari pabrik penggilingan juga menurun,’’ kata Opik menerangkan.

Opik menyebutkan, dalam kondisi normal, kiosnya biasa mendapat pasokan tiga sampai lima ton beras per pekan dari tiga pabrik. Namun, saat ini turun drastis, hanya 500 kuintal dari tiga pabrik. 

Pemilik pabrik penggilingan beras (PB) Sri Rahayu di Kelurahan Cijati, Kecamatan/Kabupaten Majalengka, Dede Koswara (48), mengakui pembelian beras oleh konsumen mengalami peningkatan.

"Pembeli yang datang langsung ke penggilingan meningkat 20 persen - 25 persen, kebanyakan dari Majalengka, tapi ada juga yang dari luar daerah,’’ kata Dede.

photo
Pekerja mengangkut beras di penggilingan padi Kampung Kubang Mas, Kecamatan Warungjaud, Serang, Banten, Senin (1/8/2022). - (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Dede menyebutkan, harga gabah di Kabupaten Majalengka saat ini di kisaran Rp 850 ribu per kuintal. Harga itu mengalami kenaikan signifikan dibandingkan sebelumnya yang ada di kisaran Rp 610 ribu per kuintal.

Sedangkan saat ini, gabah dari Ciamis, Banjar, Pangandaran, dan Cilacap, harganya masih berkisar antara Rp 800 ribu - Rp 810 ribu per kuintal. "Ada selisih," kata Dede.

Dede menjelaskan, pabriknya saat ini menjual beras kualitas medium ke pasaran seharga Rp 12.600 per kilogram. Sedangkan beras kualitas premium, dijual seharga Rp 12.800 per kilogram.

"Kalau harga gabahnya di atas Rp 810 ribu (per kuintal), harga jual beras di kisaran Rp 13 ribu per kilogram, bahkan bisa lebih,’’ kata Dede.

Semakin tinggi harga jual beras di pabrik penggilingan, maka semakin mahal harga beras yang dijual kepada konsumen di pasaran.

Dede mengungkapkan, tingginya harga beras di pasaran terjadi seiring dengan mahalnya harga gabah. Dia menyebutkan, kenaikan harga gabah tersebut berlangsung sejak awal Agustus 2023, dan dikhawatirkan terus bertahan hingga akhir tahun.

"Dari pengalaman tahun sebelumnya, Desember-Januari itu masa paceklik,’’ kata Dede menerangkan.

Dede menambahkan, mahalnya harga gabah juga membuat biaya operasonal di pabrik penggilingan beras membengkak. Karena itu, dia terpaksa menurunkan kapasitas produksinya sejak Agustus 2023.

Kapasitas produksi di PB Sri Rahayu bisa mencapai 40 ton-50 ton per hari. Namun, sejak harga gabah dan beras melambung, dia terpaksa menurunkan produksinya menjadi 20 ton-30 ton per harinya.

"Kalau dipaksakan sampai kapasitas produksi maksimal, dikhawatirkan enggak nutup (biaya produksinya),’’ kata Dede.

Untuk itu, Dede sengaja membatasi pengiriman beras ke sejumlah pelanggannya dari luar kota menjadi sekitar dua hingga tiga truk per hari. Padahal sebelumnya, dia bisa mengirimkan beras sebanyak empat hingga lima truk per hari.

Setiap truk, berisi 10 ton beras. Beras itu biasanya dikirimkan ke sejumlah daerah, seperti Bandung, Bogor, dan Sukabumi.

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, sebelumnya menyatakan pasokan Gabah Kering Panen (GKP) ke  penggilingan mengalami penurunan. Penurunan itu terjadi karena siklus produksi padi berada di musim panen gadu.

"Teman-teman penggilingan padi baik kecil, besar, korporasi swasta juga mengalami penurunan pasokan GKP. Saat ini tantangan yang sebenarnya bukan di penggilingan padi karena merupakan hal yang bagus, dengan banyaknya penggilingan padi di Indonesia. Tantangan utamanya adalah bagaimana kita bersama-sama genjot produksi nasional,” kata Arief, belum lama ini.

photo
Harga gabah dan beras terus naik - (Diolah dari data BPS)

Arief menyampaikan bahwa KSA BPS neraca produksi mencatat produksi padi bulanan pada Agustus hingga Desember mengalami defisit. Ditambah lagi, El Nino yang berpotensi berdampak pada produksi nasional.

Oleh karena itu, menurut Arief, saat ini merupakan kesempatan besar untuk mengakselerasi produksi di tengah tantangan yang ada.

“Di samping itu, NFA mendorong adanya upaya pemerintah dalam melakukan revitalisasi alat di teman-teman penggilingan padi skala kecil, agar tidak kalah bersaing dan kualitas giling dapat menghasilkan beras berkualitas premium. Upgrade seperti ini penting untuk segera diwujudkan," ujarnya.

Kendati demikian, Arief mengatakan stok beras di Bulog ada 1,6 juta ton dan 400 ribu ton sedang dalam perjalanan sehingga akan ada stok 2 juta ton. Namun, ia mengimbau masyarakat agar menerapkan belanja bijak sehingga terbentuk budaya konsumsi pangan yang terkendali, sehingga stabilitas pangan tetap terjaga.

"Belanja sesuai kebutuhan, membeli keperluan pangan sesuai kebutuhan dan tidak perlu belanja melebihi kebutuhan yang memicu kelangkaan pasokan dan lonjakan harga,” katanya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat