Politik Malaysia | EPA

Kabar Utama

Politik Malaysia Guncang

Pengunduran diri Mahathir memunculkan sejumlah skenario.


PUTRAJAYA – Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad secara mengejutkan mengajukan pengunduran diri dari jabatannya, Senin (24/2). Partai yang ia bentuk, Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), juga menyatakan keluar dari koalisi pemerintahan Pakatan Harapan.

Dalam pernyataan yang dilansir Kantor Perdana Menteri Malaysia kemarin, surat pengunduran itu telah dilayangkan ke Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah.

"Surat tersebut sudah diantar kepada Yang di-Pertuan Agong pada pukul 13.00 (waktu setempat)," tertulis di pernyataan itu tanpa detail apa pun. Mahathir juga tak memberikan keterangan soal siapa penggantinya sebagai perdana menteri.

Mahathir yang sempat menjabat perdana menteri sejak 1981-2003 terpilih kembali sebagai perdana menteri setelah koalisi Pakatan Harapan yang beranggotakan Bersatu, Partai Keadilan Rakyat (PKR), Partai Aksi Demokratik (DAP), dan Partai Amanat memenangkan pemilu Malaysia 2018 lalu.

Kesepakatan dalam koalisi itu, Mahathir akan menyerahkan kursi perdana menteri kepada Anwar Ibrahim, pendiri PKR sekaligus mantan seteru politiknya, setelah dua tahun menjabat. Koalisi mereka berhasil menggulingkan koalisi Barisan Nasional yang dipimpin UMNO, yang selama ini menguasai pemerintahan Malaysia.



Belakangan, di Malaysia meruak isu soal bongkar pasang kesatuan politik tersebut. Sejumlah partai berhaluan Melayu dan Islam dikabarkan tengah berupaya membentuk koalisi tersendiri. Isu kian santer setelah pada Ahad (23/2) malam, sejumlah petinggi Bersatu, UMNO, Partai Islam Se-Malaysia (PAS), dan beberapa eksponen PKR bertemu di Hotel Sheraton di Petaling Jaya.

Menyusul pertemuan itu, bersamaan dengan pengunduran diri Mahathir, Presiden Bersatu Muhyiddin Yassin mengumumkan bahwa partainya mundur dari koalisi Pakatan Harapan. “Seluruh anggota parlemen Bersatu akan meninggalkan Pakatan Harapan,” ujarnya kemarin, seperti dilansir Malaysiakini.

Kendati demikian, ia menekankan, seluruh anggota parlemen Bersatu akan tetap mendukung Mahathir sebagai perdana menteri. Hal ini memunculkan kecurigaan bahwa manuver-manuver politik terkini di Malaysia semata untuk melanggengkan kekuasaan Mahathir tanpa harus menyerahkan kekuasaan ke Anwar Ibrahim seperti yang disepakati.

Terkait hal ini, Anwar bersama istrinya, Wan Azizah Wan Ismail yang juga menjabat sebagai wakil perdana menteri, menemui Mahathir kemarin. Selepas pertemuan itu, Anwar menekankan bahwa ia masih memercayai Mahathir.

 
Tentu saja ia punya pikiran berbeda. Ia keberatan diperlakukan seperti itu, diasosiasikan dengan mereka-mereka yang korup.
Anwar Ibrahim
 



Menurut Anwar, yang mendorong Mahathir mengundurkan diri adalah manuver dari pengkhianat-pengkhianat di koalisi Pakatan Rakyat dan partainya, PKR. Menurut Anwar, ia mencoba merayu Mahathir untuk menangani pengkhianatan itu tanpa harus mundur dari posisi perdana menteri.

Kendati demikian, Anwar mengindikasikan, Mahathir khawatir akan diasosiasikan dengan koalisi baru jika terus menjabat. “Tentu saja ia punya pikiran berbeda. Ia keberatan diperlakukan seperti itu, diasosiasikan dengan mereka-mereka yang korup,” kata Anwar selepas pertemuan dengan Mahathir, kemarin. Selain mundur dari kursi perdana menteri, Mahathir juga mundur dari kepemimpinan di Bersatu.

Kepada Republika, pakar perpolitikan Asia dan peneliti dari National University of Singapore, Dr Mustafa Izzuddin, melihat ada beberapa skenario dari pengunduran diri Mahathir. “Ini akan sangat tergantung dari pertemuan Mahathir dengan Raja Malaysia. Jika raja menyetujui pengunduran diri Mahathir, Wakil Perdana Menteri Wan Azizah bisa menjabat sebagai penjabat perdana menteri,” kata dia saat dihubungi Republika, Senin (24/2).

Namun, skenario itu juga hanya dimungkinkan bila Pakatan Harapan, koalisi partai pendukung Mahathir, tetap memiliki mayoritas kursi di parlemen. Sementara ini, kemungkinan itu terancam dengan menyeberangnya Bersatu dan sejumlah anggota parlemen dari PKR yang sebelumnya merupakan anggota Pakatan Harapan.



Selain itu, Raja Malaysia juga telah menetapkan Mahathir sebagai perdana menteri interim selepas pengunduran diri kemarin. Artinya, Mahathir akan tetap mengurusi administrasi pemerintahan hingga perdana menteri baru ditunjuk atau dilakukan pemilihan umum susulan.

Kemungkinan lainnya adalah pembubaran parlemen dikuti dengan pemilihan umum. Selain itu, mungkin juga Bersatu serta para pembelot dari PKR menggabungkan kekuatan dengan partai oposisi UMNO dan PAS untuk membentuk mayoritas di parlemen dan membentuk pemerintahan selanjutnya.

Sedangkan, untuk alasan Mahathir mengundurkan diri, ada sejumlah kemungkinan. Menurut Mustafa Izuddin, “Mahathir sekarang tak perlu mengambil keputusan soal siapa penggantinya, termasuk Anwar Ibrahim.”

Yang jelas, kata Mustafa, peluang Anwar Ibrahim menduduki tampuk perdana menteri jauh lebih sulit saat ini. Kemungkinannya, Anwar Ibrahim harus kembali mengikuti pemilihan umum sebagai pemimpin gerakan reformasi seperti yang ia lakukan pada 1998.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat