Sejumlah jamaah berdoa usai melakukan shalat Istisqa di Masjid Raya Nur Alam, Pekanbaru, Riau, Rabu (18/9). | Republika/Putra M. Akbar

Hikmah

Nikmat Beragama

Menjalankan agama dengan benar, cinta, ikhlas, dan sungguh-sungguh akan melahirkan ragam kenikmatan.

Oleh Imron Baehaqi

Kebahagiaan hidup yang dirasakan manusia terletak pada nikmat beragama. Kenikmatan beragama ini berdurasi panjang (long time), meliputi kebaikan hidup dunia dan akhirat. Kunci untuk mencapainya adalah iman dan amal saleh.

Menjalankan agama dengan benar, cinta, ikhlas, dan sungguh-sungguh akan melahirkan ragam kenikmatan. Alquran menyebutnya dengan berbagai term, seperti hayatan thayyibah (kehidupan yang baik), fauzul 'azim (kemenangan yang besar), fi dunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina azabannar (kebaikan dunia akhirat dan selamat dari siksa neraka), dan al-jannah (memperoleh surga).

Selain itu, di antara nikmat beragama adalah kesempatan untuk dapat melihat Allah SWT sebagaimana kesempatan melihat bulan purnama. Bahkan, pada saat melihat Allah nanti tidaklah harus berdesak-desakan atau antrean panjang, tetapi dalam situasi aman, tenang, dan lapang.

Sebagaimana disabdakan Nabi SAW, ?Sesungguhnya kalian akan melihat Rab (Tuhan) kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini. Kalian tidak berdesak-desakan dalam memandangnya. Jika kalian mampu, hendaklah tidak meninggalkan shalat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya, kerjakanlah!" (HR Muttafaqun ?Alaih).

Upaya merasakan nikmat beragama ini tidak cukup hanya dengan mencintai keimanan saja, tetapi hendaklah disertai dengan rasa benci kepada kekufuran, kefasikan, dan kedurhakaan. Dengan begitu, agama atau keyakinan menjadi indah dalam hatimu (QS al-Hujurat: 7-8).

Buya AR Sutan Mansur mendeskripsikan nikmat beragama sebagai suatu kelezatan dan rasa bahagia dalam menepati dan mengamalkan ajaran-ajaran agamanya. Dalam konteks syariat jihad di jalan Allah, misalnya, beliau menekankan agar jihad atau dakwah yang dikerjakan itu hendaklah mampu memberikan nikmat beragama kepada umat.

Memberikan nikmat beragama kepada umat yang ia maksudkan adalah menanamkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan, nikmat beragama ini tecermin dari nilai-nilai akhlak secara keseluruhan, sebagai buah dari ajaran tauhid atau iman kepada Allah.

Karena itu, dalam mencapai nikmat beragama ini, Buya AR Sutan Mansur juga memberi penekanan pada pentingnya aspek akhlak Nabi. Sebuah nasihat yang sangat penting dan berharga, Buya AR Sutan Mansur mengatakan sebagai berikut:

Maka mencapai nikmat beragama tadi hendaklah dengan mengikuti akhlak Nabi. Sifat-sifat nabi itu menjadi dasar di dalam hidup dan kehidupan menuju kemakmuran dunia dan kebahagiaan di akhirat. Apa akhlak Nabi itu? Di antaranya ialah ikhlas dalam beramal, pengasih kepada umatnya, dan punya rasa pengorbanan yang besar. Inilah yang harus dihidupkan di dalam dada umat.

Nikmat beragama dari sisi kepemimpinan, beliau juga menyarankan agar setiap masing-masing pemimpin itu menanamkan perasaan cinta kepada rakyatnya. Sebab, Nabi Muhammad SAW itu sangat cinta kepada umat dan seluruh manusia. Wallahu al-Musta'an.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat