45 acara siap meriahkan IBF | Republika

Tajuk

Menumbuhkan Ekonomi dan Literasi 

 

Dalam hitungan hari, pameran buku Islam kembali. Islamic Boof Fair (IBF) pada tahun ini atau yang ke-19 direncanakan berlangsung pada 26 Februari hingga 1 Maret mendatang. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ratusan penerbit bakal ikut serta. 

 

Tak hanya itu, pameran ini sebenarnya menghimpun banyak hal positif bagi umat Islam, khususnya. Mereka bisa saling memperkuat ikatan persaudaraan. Para dai, misalnya, dihadirkan untuk bertausiyah dan menjalin ikatan silaturahim dengan jamaahnya. 

 

Para penulis, yang selama ini hanya mengikat jalinan melalui tulisan di bukunya, bisa bertemu langsung dengan penggemar setianya, bertegur sapa dengan mereka. Selain itu, tentu saja para penerbit buku berlomba menghadirkan buku-buku terbaik mereka.

 

Ikapi DKI Jakarta menyebutkan, tahun ini ada 175 penerbit buku yang turut dalam IBF ke-19 dan terdapat 54 ribu judul buku. Dengan berlimpahnya buku dalam ajang pameran ini, tak heran bila IBF disebut sebagai wadah untuk menumbuhkan literasi. 

 

Pengunjung, yang berasal dari beragam kalangan dan usia, tumpah ruah memburu buku-buku yang menarik minat. Mereka membaca di tempat dan, tentu saja, idealnya juga memilikinya dengan cara membeli agar ia tetap terhubung dengan sumber ilmu tersebut.

 

Sekolah dan pondok pesantren menghadirkan siswa serta santri untuk menikmati teks-teks yang mencerahkan. Anak-anak dalam beragam usia dibawa ayah dan ibunya untuk berkenalan sedini mungkin dengan bahan bacaan bermutu. 

 

Tentu saja, bagi pemburu ilmu, IBF bakal menjadi tempat indah yang terus mereka rindukan, bagai "surga ilmu". Artinya, mereka akan mendapati beragam buku yang bisa memenuhi kedahagaan akan ilmu. 

 

Sekitar 30 ribu orang diharapkan hadir setiap harinya. Angka ini merupakan potensi yang besar bagi meluasnya penguatan literasi. Di sisi lain, jumlah ini juga merupakan peluang transaksi ekonomi bagi para penerbit dan pelaku usaha yang berpameran. 

 

Hal ini merupakan potensi pasar yang besar. Pada gilirannya, transaksi ekonomi pun muncul dalam ajang pameran buku Islam ini. Transaksi tidak hanya terjadi di stan penerbit buku tetapi juga di stan nonpenerbit. 

 

Ketua Panitia IBF 2020 Syahruddin El Fikri menyebut, pendapatan IBF dalam tiga tahun terakhir mencapai Rp 100 miliar. Pada tahun ini, pendapatan ditargetkan hingga Rp 139 miliar. Dengan antusiasme pengunjung yang tiap tahun bertambah, semoga target pendapatan ini tercapai. 

 

Dengan demikian, IBF tak hanya menumbuhkan silaturahim dengan bertemunya masyarakat termasuk dari luar Jawa, tetapi juga menumbuhkan literasi masyarakat dengan buku-buku yang disuguhkan ratusan penerbit. 

 

Di sisi lain, kehadiran IBF pun menumbuhkan ekonomi pihak-pihak yang terlibat langsung pameran maupun yang secara tak langsung. Di sana ada banyak produk UMKM serta layanan lembaga keuangan syariah yang bisa diakses oleh masyarakat. 

 

Dengan demikian, IBF memberikan manfaat kepada banyak pihak, termasuk secara ekonomi. Maka, dalam penyelenggaraan pameran buku Islam yang sudah mencapai 14 kali ini; sekali kayuh, dua hingga tiga pulau terlampaui. n

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat