45 acara siap meriahkan IBF | Republika

Khazanah

IBF 2020 Siap Digelar

Kontribusi umat Islam dalam dunia perbukuan sangat besar.

 

 

 

JAKARTA -- lkatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta kembali menyelenggarakan Islamic Book Fair (IBF). IBF kali ini akan digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 26 Februari - 1 Maret 2020. Panitia penyelenggara menyampaikan, IBF ke-19 ini siap digelar.

 

"Persiapan IBF sudah matang dan hampir final karena tinggal memasukkan barang ke area IBF,’’ ujar Ketua Panitia IBF 2020, Syahruddin El Fikri kepada Republika, Ahad (23/2).

 

 

 

Secara umum, menurut dia, penyelenggaraan IBF tahun ini dan tahun lalu sama. Memang, selama ini pelayanan IBF sudah bagus, tapi akan terus ditingkatkan dengan meningkatkan layanan kebersihan.

 

Ketua Panitia IBF 2020
   

 

"Kita akan tambah petugas kebersihan, kita tak ingin ada brosur yang berceceran karena kita ingin menunjukkan kebersihan adalah wajah kita," kata dia.

 

Ia menerangkan, area untuk shalat, anak-anak, dan ibu menyusui masih seperti di IBF tahun lalu. Namun, sekarang panitia IBF akan lebih mengoptimalkan kebersihan di area tersebut. Panitia juga akan menyiapkan petugas keamanan dari kaum perempuan supaya pengunjung IBF khususnya ibu-ibu merasa lebih nyaman.

 

Panitia IBF berharap, dunia perbukuan terus membaik dan minat membaca masyarakat semakin tumbuh. Peserta IBF juga diharapkan mendapat manfaat yang besar dan pengunjung IBF mendapat buku yang mereka sukai.

 

"Jadi, kita harapkan pameran bukunya lancar, pengunjungnya senang, dan harapannya IBF terus bisa menumbuhkan minat baca masyarakat," ujarnya.

 

Di IBF 2020, akan ada 175 penerbit buku dan 168 nonpenerbit serta 31 stan kuliner. Nantinya, sebanyak 343 stan di IBF akan diisi oleh penerbit buku, travel, perbankan, lembaga filantropi, instansi pemerintah, media massa, UMKM, busana Muslim, properti syariah, mainan anak, dan lain sebagainya.

 

Menurut Syahruddin, dalam penyelenggaraan IBF beberapa tahun terakhir, pengunjung IBF mencapai sekitar 30 ribu orang per hari. Dengan pengunjung sebanyak itu, kehadiran IBF bisa dikatakan meningkatkan literasi masyarakat Indonesia.

 

Jika IBF berlangsung selama lima hari, akan ada sekitar 150 ribu orang yang mengunjungi IBF. Mereka yang mengunjungi IBF adalah orang-orang yang membeli buku. Hal itu dapat dilihat dari jumlah transaksi jual beli buku di IBF yang mencapai lebih dari Rp 100 miliar.

 

"Yang datang ke IBF mayoritas pembeli buku, jumlah buku yang kita tawarkan ada 54 ribu judul buku, rata-rata per judul buku ada 35 eksemplar artinya ada sekitar 2 juta eksemplar buku di pameran IBF itu, bahkan nilai transaksi jual beli buku luar biasa, artinya IBF luar biasa dalam mendorong pertumbuhan dan minta baca masyarakat," ujarnya.

 

IBF 2020 mengusung tema "Literasi Islam; Cahaya untuk Negeri’’.  Melalui tema ini, secara umum IBF ingin mengajak melihat kembali jejak perjuangan tokoh-tokoh Muslim dari masa lalu dalam dunia literasi, seperti Ibnu Sina, Ibnu Khaldun, dan al-Farabi.

 

Tokoh-tokoh Muslim di Indonesia, menurut Syahruddin, juga banyak yang luar biasa. Misalnya, Hadratussyekh Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, dan Buya Hamka. Selanjutnya, ada Prof Mahmoed Joenoes, pembuat tafsir Alquran pertama di Indonesia, dan masih banyak lagi tokoh Muslim lainnya.

 

"Kita ingin melalui tema IBF 2020 ini menunjukkan, kontribusi umat Islam sangat besar dan mereka menjadi cahaya, petunjuk, teladan bagi mayoritas masyarakat untuk mempelajari nilai-nilai Islam," ujarnya.

 

Syahruddin mengatakan, tentu nilai Islam yang utama ada di kitab suci Alquran dan Hadis. Tapi, ada juga di buku-buku yang ditulis oleh tokoh-tokoh Muslim. Karena, mereka menulis buku yang sumbernya dari Alquran dan Hadis.

 

Dalam pandangan Ketua Ikapi DKI Jakarta, Hikmat Kurnia, IBF bukan sekadar pameran buku. Sebab, IBF merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang peduli terhadap dunia literasi. IBF akan menjadi destinasi wisata bagi orang-orang yang ingin mengenal literasi.

 

"Menurut saya, IBF harus menjadi sebuah event yang melibatkan berbagai macam kalangan yang peduli pada buku-buku Islam," kata Hikmat. 

 

 
Terkait tema IBF 2020, yakni "Literasi Islam; Cahaya Untuk Negeri’’, ia berharap, Indonesia dapat bangkit, berkembang dan maju melalui literasi Islam. Indonesia juga membutuhkan orang-orang yang sangat melek literasi.
 
 

 

"Orang-orang yang melek literasi adalah orang-orang yang punya kesadaran, tidak hanya pintar, tapi juga punya adab, sekarang yang minus dari Indonesia adalah adab, banyak orang pintar, tapi karena tidak punya adab sehingga dia jadi korupsi dan menyelewengkan jabatan," ujarnya.

 

Hikmat prihatin dengan tingkat literasi Indonesia yang rendah. Maka, harus ada orang-orang yang akan membawa Indonesia ke posisi yang lebih baik. Mereka adalah generasi yang melek literasi terutama literasi Islam. n ed: wachidah handasah

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat