ILUSTRASI Sebuah hadis Nabi Muhammad SAW mengisahkan sejumlah ahli amal yang pada akhirnya dijerumuskan ke neraka. | DOK PXHERE

Kisah

Tiga Ahli Amal Terjerumus Neraka

Ketiga orang ini rajin beramal selama di dunia, tetapi tidak dilandasi niat karena Allah.

Dikisahkan, pengadilan akhirat telah mulai digelar. Di antara umat manusia, terdapat tiga orang yang dihadapkan. Alih-alih panik, mereka tampak berwajah sumringah, menandakan kepercayan diri yang besar.

Sebab, ketiganya merasa yakin betul akan diputuskan oleh Allah SWT menjadi penghuni surga. Namun, pengadilan-Nya tentu jauh berbeda dengan pengadilan manusia. Allah Mahamengetahui segala hal meski ukurannya sebesar zarrah. Allah pun memutuskan setiap perkara tanpa zalim.

Tiga orang yang merasa menjadi calon penghuni surga ini pun tergelak. Mereka yang terdiri dari orang-orang saleh itu justru berakhir di neraka. Mereka diseret dengan kasar ke dalam api yang membara. Apa gerangan yang terjadi? Rupanya, mereka hanyalah saleh di pandangan manusia. Hati mereka selama di dunia tak mentauhidkan Allah, dalam niat maupun amal mereka.

 
Rupanya, mereka hanyalah saleh di pandangan manusia.

Orang pertama dipanggil menghadap Allah. Ia merupakan seorang pria yang mati syahid. Si pria mengakui banyaknya nikmat yang diberikan Allah padanya. Allah pun berfirman kepadanya, "Apa yang telah kau perbuat dengan berbagai nikmat-Ku itu?"

Mujahid itu menjawab, "Saya telah berperang karena-Mu sehingga saya mati syahid," ujarnya.

Allah pun menyangkalnya, "Kau telah berdusta. Kau berperang agar namamu disebut-sebut manusia sebagai orang yang pemberani. Dan ternyata kamu telah disebut-sebut demikian," demikian firman-Nya. Maka, mujahid itu pun diseret wajahnya dan dilempar ke neraka jahanam.

Orang kedua pun dipanggil. Ia merupakan seorang alim ulama yang mengajarkan Alquran pada manusia. Seperti orang pertama, Allah menginterogasikan hal yang sama kepadanya, "Apa yang telah engkau perbuat dengan berbagai nikmat-Ku selama hidup di dunia?"

Sang ulama menjawab, "Saya telah membaca, mempelajari, dan mengajarkan Alquran kepada masyarakat. Semua itu kulakukan hanya karena Engkau," ujarnya.

Namun Allah berfirman, "Kamu berdusta. Kau mempelajari ilmu agar disebut sebagai seorang alim dan kau membaca Alquran agar kamu disebut sebagai seorang qari," demikian Allah mengadili. Sang alim ulama hanya bisa terpaku. Ia pun menyusul si mujahid, masuk ke neraka yang apinya membara menjilat-jilat.

photo
ILUSTRASI Membaca Alquran harus disertai niat yang ikhlas karena Allah. - (Republika/Thoudy Badai)

Orang ketiga pun dipanggil. Lelaki itu merupakan seorang yang dikenal sangat dermawan semasa hidupnya. Sang dermawan dianugerahi Allah harta yang melimpah. Allah pun menagih pertangungjawabannya atas nikmat yang telah Dia berikan itu. "Apa yang telah engkau perbuat dengan berbagai nikmat-Ku?" firman-Nya.

Sang dermawan menjawab, "Saya tidak pernah meninggalkan sedekah dan infak di jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau," jawabnya.

Dia pun tak jauh beda dengan dua orang sebelumnya. "Kau berdusta," firman Allah. "Kau melakukannya karena ingin disebut sebagai seorang dermawan. Dan begitulah yang dikatakan orang-orang tentang dirimu," firman-Nya.

Sang dermawan yang riya ini pun diseret dan dilempar ke neraka, bergabung dengan dua temannya yang juga menyimpan sifat riya di hati.

Di mata manusia, ketiganya merupakan seorang yang taat beribadah dan diyakini akan menjadi penduduk surga. Namun, hanya Allah yang mengetahui segala isi hati hamba-Nya. Ketiganya tak pernah mengikhlaskan amalan untuk Allah, melainkan agar diakui manusia. Mereka pun berakhir di neraka dan menjadi penghuni pertama neraka.

Kisah pengadilan akhirat tersebut terdapat dalam sebuah hadis Nabi Muhammad SAW, sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah. Hadis yang cukup panjang tersebut diriwayatkan pula oleh Imam Muslim, an-Nasa'i, Imam Ahmad, dan Baihaqy. Kisah yang sama dalam teks hadis yang berbeda juga diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan al-Hakim.

Di akhir hadis, Abu Hurairah bahkan membaca firman Allah yang menjadi hikmah pelajaran atas kisah tersebut. "Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan," demikian terjemahan Alquran surah Hud ayat 15-16.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Gambaran Keindahan Surga

Surga dengan segala keindahannya melampaui keinginan tertinggi manusia yang sanggup dijangkau dan dikhayalkan oleh akal mereka.

SELENGKAPNYA

Hidup Dinilai dari Akhir

Memastikan setiap detik adalah kebaikan merupakan keharusan.

SELENGKAPNYA

Negara Tetangga Indonesia Buka Kedubes di Yerusalem

Sejauh ini telah lima negara membuka kedubes di Yerusalem.

SELENGKAPNYA