Pembangunan terowongan Istiqlal Katedral | Akbar Nugroho Gumay/Antara

Laporan Utama

Terowongan Istiqlal Katedral Menghubungkan Dua Ikon Toleransi

Terowongan Istiqlal Katedral akan memperkuat hubungan dan keharmonisan masyarakat Indonesia.

 

JAKARTA -- Terowongan Istiqlal dan Katedral menjadi gambaran kerukunan beragama di Indonesia. Keberadaan tempat ibadah yang saling berdekatan itu bahkan menjadi daya tarik warga negara asing. Terlebih, bagi mereka yang ingin mempelajari tentang sejarah dua tempat ibadah itu sekaligus relasi antar umat beragama yang terjalin harmonis di Indonesia.

 

Kerukunan dan toleransi yang terawat tak lepas dari peran sang proklamator RI, Soekarno. Masjid Istiqlal yang diusulkan Wakil Presiden Muhammad Hatta dibangun di kawasan Hotel Indonesia, justru dibangun Soekarno di bekas taman Wilhelmina bersebelahan dengan Gereja Katedral yang sudah ada sejak 1901. Masjid Istiqlal pun mulai dibangun pada 1951 oleh seorang arsitektur asal Sumatera Utara, Federich Silaban.

 

 

 

"Dulu orang berpikir siapa yang mau sholat, dulu jarak pemukiman penduduk muslim jauh dari sini. Banyak dulu yang tak mau sholat di sini karena dekat gereja, karena arsiteknya kafir katanya. Tapi siapa sangka sekarang, orang dari mana-mana datang, sekarang berlomba-lomba bikin acara. Sekarang baru kita mengakui ide Bung Karno itu," kata Kepala Humas Dan Protokol Masjid Istiqlal, Abu Hurairah.

 

 

Hubungan harmonis

 

Meski berdekatan, tak pernah ada konflik diantara jamaah dua tempat ibadah itu. Justru yang terjadi adalah hubungan yang harmonis. Jamaah kedua rumah ibadah bertolerasi dalam setiap acara keagamaan. Mereka bahkan tolong menolong dalam banyak hal. Salah satu contohnya menurut Abu sudah lama Masjid Istiqlal mengizinkan Jamaat Gereja Istiqlal memarkirkan kendaraan di area parkir Istiqlal. Terlebih pada acara-acara keagamaan umat Kristiani yang membuat penuh area parkir di Katedral.

 

 

 

"Bahkan hubungannya makin mesra, tahun lalu kalau tidak salah disini Ied dan dari Katedral untuk menghormati pelaksanaan Ied lalu memundurkan jadwal misanya. Lalu kalau di sini ada maulid kita tunggu dulu sampai mereka selesai acaranya," kata Abu kepada Republika.

 

 

 

Humas Gereja Katedral, Susiyana mengungkapkan hubungan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral begitu erat. Pengurus kedua tempat ibadah itu pun sama-sama saling mendukung untuk menjaga persatuan dan kerukunan. Apabila ada acara besar seperti paskah maupun natal,  Susiyana mengungkapkan,  pengurus Masjid Istiqlal selalu membuka lebar pintunya untuk Jamaat Gereja Katedral agar bisa memarkirkan kendaraannya. "Demikian pula renovasi dengan menambah kapasitas parkir disiapkan dua lantai untuk basemet itu baik adanya,"jelas dia.

 

 

 

Susiyana pun melihat rencana pembangunan terowongan bawah tanah yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Katedral tak hanya mempermudah wisatawan dan jamaat. Terowongan juga menjadi cerminan dari hubungan yang harmonis antara Katedral dan Istiqlal. "(terowongan) bukan hanya fasilitas, tapi arti lebih dari itu semakin merawat persaudaraan mendukung persatuan. Dan hubungan kami sangat baik, pengurus Istiqlal dan Katedral sendiri sering bertemu cukup akrab," katanya.

 

 

Tak banyak rumah ibadah yang berdekatan

 

Stephen seorang Jamaat Gereja Katedral pun merasakan harmonisnya hubungan Masjid Istiqlal dan Katedral. Menurut dia, tak banyak rumah ibadah yang posisinya berdekatan dapat membangun kerukunan diantara pemeluknya. Stephen pun menyambut baik rencana pembangunan terowongan bawah tanah yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Menurut dia,  terowongan itu bisa digunakan untuk hilir mudik jamaat yang memarkirkan kendaraan di Istiqlal."Saya pun sering parkir di Istiqlal, sangat membantu sekali kalau ada terowongan,"kata dia.

 

 

 

Hidayat, salah seorang jamaah Masjid Istiqlal menilai hubungan Jamaat Gereja Katedral dengan jamaah Istiqlal sangat baik. Ia pun merasa bersyukur bila Jamaat Gereja Katedral memarkirkan kendaraannya di Istiqlal. Seringkali jamaat juga membeli dagangan para pedagang yang berjualan di sekitar komplek Istiqlal. "Kita kan orang muslim kalau ke Gereja kan ngga boleh, tapi mereka ke sini kan boleh. Apa pulangnya apa berangkatnya kadang beli air dulu," katanya.

 

Hidayat menilai rencana pembangunan terowongan silaturahim tak bermasalah selagi bermanfaat. Menurut dia, terowongan juga bisa membantu turis asing agar nyaman berkunjung ke dua tempat ibadah terbesar itu."Tapi itu masih pro kontra ya,," kata dia.

 

 

 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat