
Kisah Mancanegara
Ada Tembok Berlin di Antara AS-Meksiko
Sisa Tembok Berlin bentuk protes kebijakan perbatasan AS.
Ketika pemerintah Amerika Serikat (AS) membangun tembok perbatasan terbaru, Meksiko membuat pernyataannya sendiri sendiri atas tindakan itu. Negara itu meletakkan sisa-sisa Tembok Berlin beberapa langkah dari penghalang baru buatan AS.
Tembok Berlin didirikan untuk memisahkan Jerman menjadi dua wilayah selepas kekalahan mereka pada Perang Dunia II. Di sebelah timur tembok, adalah wilayah Jerman yang dikelola Uni Soviet dan kemudian berideologi komunisme. Di barat, kapitalisme dan demokrasi liberal dijalankan.
Pada 1998, menjelang keruntuhan Uni Soviet, tembok itu dirobohkan, Ribuan keluarga yang terpisah oleh tembok tersebut akhirnya bisa bersatu kembali.
Lempengan beton abu-abu berbopeng seberat tiga ton sisa tembok itu diletakkan di antara arena adu banteng, mercusuar, dan tembok perbatasan, yang membentang hingga Samudra Pasifik. “Semoga ini menjadi pelajaran untuk membangun masyarakat yang merobohkan tembok dan membangun jembatan,” ujar tulisan dibuat oleh Walikota Tijuana Montserrat Caballero dan diberi judul “Dunia Tanpa Tembok" di bawah dari saksi peninggalan Perang Dingin yang menjulang tinggi.
Bagi Caballero, seperti kebanyakan dari dua juta penduduk Tijuana, tembok AS bersifat pribadi dan politis, bagian dari tatanan kota dan fakta kehidupan. Dia menganggap dirinya seorang migran, setelah pindah dari kota Oaxaca di Meksiko selatan ketika berusia dua tahun bersama ibunya, yang melarikan diri dari lingkaran setan kemiskinan, kekerasan fisik, dan buta huruf.

Instalasi tersebut dibuka pada 13 Agustus dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh Caballero dan mantan menteri luar negeri Meksiko yang kini menjadi calon presiden terkemuka Marcelo Ebrard. Pecahan Tembok Berlin tersebar di seluruh dunia setelah runtuh pada 1989. Para kolektor menaruhnya di hotel, sekolah, stasiun transit, dan taman. Marcos Cline yang membuat iklan dan produksi digital lainnya di Los Angeles membutuhkan rumah untuk artefaknya dan menemukan sekutu di Tijuana.
“Kenapa di Tijuana? Berapa banyak keluarga yang menumpahkan darah, tenaga dan nyawa mereka untuk melewati tembok tersebut? Konflik sosial dan politik berbeda dengan Tembok Berlin, namun pada akhirnya ini adalah tembok. Dan tembok selalu menjadi sphinx yang memecah belah dan menumpahkan darah bangsa-bangsa," kata Caballero.
Klein mengatakan, dia ditolak di Gedung Putih ketika mencoba mengirimkan peninggalan Tembok Berlin kepada Donald Trump dan kemudian mengangkutnya ke seluruh negeri untuk mencari rumah yang cocok. Dia mengatakan, karya tersebut telah menemukan kehidupan kedua di taman Tijuana samping lukisan warna-warni di dinding perbatasan yang mengekspresikan pandangan tentang politik dan imigrasi.
Pemasangan Tembok Berlin mendapat sambutan hangat dari pengunjung. Sandra Flores yang berlibur dari kota pelabuhan Mazatlan di Meksiko, menarik persamaan antara lempengan Berlin dan tembok yang dibangun AS.

“Di sini tidak separah sebelumnya berada di Jerman tetapi itu adalah tembok yang memisahkan bangsa, kehidupan, kehidupan sosial dan ekonomi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Amerika Serikat,” kata perempuan berusia 55 tahun itu.
Sedangkan Lydia Vanasse yang bekerja di sektor keuangan di San Diego dan tinggal di Tijuana mengatakan,peninggalan tersebut membawanya kembali ke usia 20-an ketika kekaisaran Soviet jatuh dan orang Jerman tiba-tiba diizinkan bergerak dengan bebas. “San Diego dan Tijuana adalah kota bersaudara. Tembok memisahkan kami, tetapi kami bersatu dalam banyak hal. Akan lebih baik jika tidak ada tembok," ujarnya.
Presiden AS Joe Biden mengeluarkan perintah eksekutif pada hari pertamanya menjabat untuk menghentikan pembangunan tembok, mengakhiri upaya penandatanganan pendahulunya Trump. Namun pemerintahannya telah melanjutkan proyek-proyek kecil yang sudah dikontrak.
Beberapa pekerjaan itu termasuk mengganti tembok dua lapis di San Diego yang tingginya 5,5 meter dengan tembok setinggi 9,1 meter dan membentang satu kilometer ke laut. Tembok tersebut membelah Taman Persahabatan, sebuah situs lintas batas yang diresmikan oleh ibu negara AS saat itu Pat Nixon pada 1971 untuk melambangkan ikatan binasional.

Selama beberapa dekade, keluarga-keluarga yang dipisahkan oleh status imigrasi bertemu melalui kawat berduri dan melalui pagar rantai. Momen tersebut adalah tujuan perayaan yang disayangi bagi wisatawan dan penduduk di Meksiko.
Pemerintah AS secara bertahap membatasi akses taman dari San Diego selama 15 tahun terakhir di taman negara bagian yang pernah mengizinkan kelas yoga lintas batas, layanan keagamaan, dan festival musik. Setelah pertimbangan panjang, pemerintahan Biden setuju untuk mempertahankan tembok setinggi 5.5 meter untuk bagian kecil dengan beberapa akses akan diizinkan.
Dan Watman dari Friends of Friendship Park yang mengadvokasi akses taman lintas batas mengatakan, bagian setinggi 18,3 meter yang akan tetap berada di ketinggian yang lebih rendah hanyalah isyarat belaka. “Taman di sisi Meksiko telah menjadi semacam pesta sepihak,” katanya.
Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS mengatakan, pihaknya mengantisipasi penggantian penghalang dua lapis yang memburuk pada November. Penghalang lebih tinggi yang sedang dibangun akan memberikan perbaikan yang sangat dibutuhkan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.