Pengguna mengunakan aplikasi dompet digital. | Wihdan/Republika

Perencanaan

Cara Bijak Menggunakan Dompet Digital

Dompet digital harus digunakan secara cerdas.

 

Saat ini, kita dipermudah dengan adanya dompet digital untuk bertransaksi. Setiap pembelanjaan, baik itu makanan, minuman, atau bahkan kebutuhan rumah tangga semua bisa menggunakan cashless berupa dompet digital. Yang ada di pasaran dompet digital yang banyak dipakai adalah Gopay, Ovo juga Dana. Berbagai tenant bahkan menawarkan berbagai promo baik diskon maupun cashback. Menarik bukan? Sebenarnya sejak kapan sih metode pembelanjaan ini muncul?

Perencana Keuangan dari One Shildt, Agustina Fitria, mengungkapkan pemerintah sebenarnya sudah menggalakan belanja dengan cashless. Masyarakat diminta seminimal mungkin menggunakan uang tunai karena ada risiko pemalsuan. Selain itu, juga demi keamanan, karena membawa banyak uang cash itu sangat riskan.

Cashless awalnya bisa pakai kartu debit dan kartu kredit. Namun, dengan kartu kredit potensi kerugiannya lebih besar. Apabila telat bayar akan terkena denda dan bunga. Sedangkan dengan kartu debit, uang langsung berkurang dan tanpa promo. Setelah itu, ada uang elektronik seperti e-money dan lainnya.

Kemudian mulai ada berbagai kebutuhan dan teknologi memungkinkan, memunculkan metode pembayaran dompet digital seperti go-pay, ovo juga dana. Dimulai dari urusan transportasi lalu berkembang menjadi lebih lengkap. “Mereka tidak perlu ke bank, ke atm, kalau ketinggalan dompet asal megang hp, bisa bertransasi. Jadi maraknya karena dorongan pemerintah ditambah adanya teknologi, kemudian dengan iming-iming cashback, diskon jadinya makin banyak lagi yang pakai,” jelasnya ketika dihubungi oleh Republika belum lama ini.

Senada, Perencana Keuangan, Diana Sandjaja mengatakan teknologi yang berkembang pesat, menjadikan anak-anak muda sangat akrab dengan teknologi. Tentunya perihal bayar membayar pun akan mengalami disrupsi. Karena bayar membayar adalah hal umum yang akan dilakukan semua orang, anak-anak muda dengan keakrabannya dengan teknologi menganggap hal bayar membayar dengan cashless adalah sesuatu yang mereka butuhkan dan menjadi kebiasaan baru.

“Tanpa repot menghitung fisik uang, repot dengan kembalian, dan praktis tanpa penyimpanan fisik. Pembayaran dengan aplikasi cashless menjadi kebutuhan,” ujarnya. Kemudahan Keuntungan menggunakan dompet digital sudah jelas, menurut Fitria, menggunakan dompet digital ini, tidak perlu membawa uang cash atau kembalian, terkadang saat berbelanja ada angka Rp 100, Rp 200, bahkan Rp 50, bahkan terkadang diganti permen. Nah, dengan dompet digital bisa sampai satuan terkecil. Selain itu, saldo dompet digital ada batas maksium, ini berfungsi untuk keamanan.

“Kalau kartu debit seluruh isi rekening kita bisa keambil. Jadi sebenarnya bisa untuk diversifikais juga, kartu debit tetap ada, untuk yang sehari-hari untuk yang transaksinya banyak pakai online, difasilitasinya tidak pakai akses debit tapi pakai dompet digital, dibatasi sebulan atau seminggu berapa,” paparnya. Sementara kekurangan dompet digital, menurut Fitria, masyarakat bisa jadi lebih konsumtif. Kalau memang orangnya tidak bisa mengontrol, dia mudah tergoda dengan diskon atau cashback, jadi mereka lebih mudah bertransaksi. Kekurangan lainnya kejahatan tetap ada dengan dompet digital.

“Semua ada risikonya, cash risiko, dompet digital ada risikonya, karena itu dibatasi saldo jangan banyak-banyak, secukupnya saja. Kalau habis baru top up. Keamanan dari pin juga dijaga, pastikan koneski internert aman. Jangan terlena,” ujarnya. Diana menambahkan kelebihan cashless dengan dompet digital ini, Anda tidak perlu ruang penyimpanan fisik, tidak perlu menghitung fisik, tidak perlu kembalian, bayar sesuai jumlah tanpa takut dilebihkan, transaksi jelas terekord, sehingga mudah menjadi rujukan dengan melihat history pembayaran, banyak promo, praktis dan lainnya.

Dompet digital selain mudah digunakan juga sering memberikan berbagai promo. Hal ini jelas menguntungkan berbagai pihak. Untuk penjual, mereka menikmati kenaikan omset. Untuk pembeli, mereka menikmati promo, bisa juga kebablasan belanja terus. Dan untuk penyedia jasa, promo membutuhkan dana alias bakar duit, tapi jika dibandungkan dengan kenaikan value perusahaan dan terhitung worthed dilakukan maka dengan promo semua pihak happy.

Diana pun setuju dengan Fitria, banyak promo jadi berasa murah akhirnya belanja diluar bujet. Mereka kehilangan rasa mengeluarkan uang dalam bentuk fisik, karena membayar dalam bentuk fisik akan jelas terlihat dan terasa dibandingkan dengan hanya mengetikan nominal saja. “Sehingga bisa jadi transaksi pembelanjaan jadi tambah banyak,” tambahnya.

Tips menggunakan dompet digital

1. Kenali diri kita kebutuhan seberapa. Lihat kebutuhan prioritasnya berapa. Buat anggaran, untuk transportasi butuh berapa, untuk makan diluar berapa, nonton film berapa atau bayar tagihan pln, semuanya bisa, disesuaikan dengan kebutuhan. Dimasukkan sesuai anggaran tersebut, jangan terlalu berlebihan, kontrolnya ada di diri kita.

2. Pada saat pemakaian, harus diingat lagi anggaran saya buat sebulan berapa. Bisanya ada pos yang lain yang bisa dikurangi. 3.    Untuk makan primer makan pagi, siang, malam boleh pakai dompet digital tidak masalah Namun, untuk jajan kalau bisa dikurangi. Kopi, martabak atau lainna.

4. Matikan notifikasi agar tidak mudah tergoda.

5. Bila ada promo, dibaca syarat dan ketentuanya, maksimal diskon perlu di ketahui sehingga tidak terjebak dengan besar diskon 6.    Perlu sesekali cek history pembayaran, agar kita bisa paham pola belanja yang kita lakukan

7. Pakai bujet, apalagi saat ini ada banyak macam dompet digital. Bisa kita gunakan untuk menjadi semacam dompet untuk masing-masing anggaran. Misalnya untuk belanja online, untuk utilitas (pulsa, kuota), untuk biaya transport, untuk jajan dan lainnya. Masing-masing diisi sesuai bujet yang ada. n

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat