Warga mengenakan masker saat beraktivitas di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (21/8/2023). Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung dalam satu minggu terakhir, Indeks Standar Polusi Udara (ISPU) Kota Bandung berada | ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA

Medika

Mengejar Solusi Jangka Panjang untuk Atasi Urgensi Polusi

Patut dicurigai, meningkatnya pasien GERD di ruang-ruang praktik dokter juga disebabkan kualitas udara yang buruk.

Beberapa waktu belakangan, kualitas udara di Jakarta yang amat buruk menjadi momok tersendiri bagi warga. Pakar IDI, Profesor Zubairi Djoerban, menyampaikan bahwa polusi di Jakarta Raya dan wilayah sekitarnya sudah mencapai tahap yang membahayakan. Namun, ia menyayangkan sikap pemerintah yang tidak cepat tanggap.

"Polusi di Jakarta Raya dan wilayah sekitarnya sudah mencapai tahap yang membahayakan. Tidak lagi sekadar membahayakan. Namun, tanggapan pemerintah masih terkesan 'selow' sehingga tidak menumbuhkan kesadaran akan kondisi kedaruratan (sense of emergency) di masyarakat," kata Zubairi kepada Republika, Ahad (20/8/2023).

Mungkin, kata Zubairi, saat ini korban jiwa memang belum banyak jatuh di Indonesia. Selain itu, juga minimnya data yang akurat membuat polusi seperti hal yang biasa. Namun, dalam kenyataannya di ruang-ruang praktik dokter jumlah pasien yang datang dengan keluhan ISPA, penyakit paru obstruktif, kanker paru, dan pneumonia dan lain-lain yang diduga kuat akibat pencemaran udara meningkat.

photo
Pengendara melintas dengan latar belakang suasana Kota Bandung yang diselimuti kabut tipis terlihat dari Cihampelas, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (21/8/2023). Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung dalam satu minggu terakhir, indeks standar polusi udara (ISPU) Kota Bandung berada pada angka 96 dan terendah pada angka 67 untuk parameter PM2,5 atau dalam kategori sedang. Untuk itu, DLH Kota Bandung mengimbau warga untuk menggunakan masker di luar ruang, melakukan uji emisi kendaraan, serta melakukan penanaman pohon. - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Bahkan, pakar kesehatan WHO, DR Maria Neira, menyebutkan, paparan terus-menerus terhadap polutan menyebabkan gangguan serius pada sistem imun yang menyebabkan masalah pada pada sistem pernapasan dan salah satu yang dikhawatirkan adalah Covid-19 yang terus memproduksi varian baru.

Seperti diketahui, Covid-19 adalah penyakit pada sistem dan saluran pernapasan. "Bukan hanya terkait pernapasan, dokumen-dokumen yang dilansir serta jurnal-jurnal kedokteran terkemuka seperti The Lancet, menyebutkan bahwa polutan yang terhirup oleh manusia juga menyebabkan masalah pada sistem kardiovaskular sehingga menyebabkan serangan jantung hingga penyakit-penyakit neurologis," ujarnya.

Selanjutnya, polusi termasuk polusi udara juga dapat menyebabkan masalah pada sistem reproduksi dan pencernaan manusia. Patut dicurigai bahwa meningkatnya jumlah pasien dengan GERD di ruang-ruang praktik dokter akhir-akhir ini juga disebabkan oleh kualitas udara yang buruk. "Polusi udara memang seberbahaya itu, terutama untuk kelompok-kelompok rentan termasuk balita dan lansia serta mereka yang memiliki kerentanan tertentu," kata Zubairi.

photo
Warga mengenakan masker saat beraktivitas di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (21/8/2023). Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung dalam satu minggu terakhir, indeks standar polusi udara (ISPU) Kota Bandung berada pada angka 96 dan terendah pada angka 67 untuk parameter PM2,5 atau dalam kategori sedang. Untuk itu, DLH Kota Bandung mengimbau warga untuk menggunakan masker di luar ruang, melakukan uji emisi kendaraan serta melakukan penanaman pohon. - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Kondisi pencemaran udara bisa dipastikan akan semakin buruk setiap tahunnya. Pertambahan jumlah penduduk, kendaraan bermotor, tumbuhnya aneka industri yang bertumpu pada bahan bakar fosil jelas menjadi pemicu.

"Di Indonesia risikonya bertambah dengan kebiasaan membakar lahan sebelum ditanami, yang meluas menjadi kebakaran hutan dan asapnya turut mencemari negara tetangga," ujar Zubairi. Sehingga, perlu beberapa langkah berani yang harus diambil pemerintah. Pertama, ada baiknya kebijakan bekerja secara hibrida, yakni maksimal bekerja empat hari dalam seminggu berlaku umum, tidak hanya ASN, terkecuali beberapa pekerjaan khusus, misalnya, rumah makan.

"Sudah dibuktikan bahwa bekerja empat hari seminggu lebih produktif dari lima hari seminggu. Belgia dan Jepang juga sudah menerapkan bekerja empat hari seminggu," katanya.

Langkah selanjutnya adalah secara bertahap mulai membatasi penggunaan bahan bakar fosil dan konsisten memperbaiki transportasi publik agar masyarakat mau membatasi penggunaan motor dan mobil pribadi. Pengawasan terhadap pekerjaan konstruksi dan pembuangan limbah pabrik juga harus dilakukan dengan ketat dan berkesinambungan. 

Menuru Zubairi, langkah-langkah ini beradu cepat dengan pertumbuhan penduduk dan mungkin tidak populer di kalangan pengusaha. Polusi Jakarta adalah kondisi emergency yang memerlukan manajemen emergency dan aturan-aturan baru harus segera diberlakukan secepatnya. "Tidak ada pekerjaan dan pembangunan yang seharga nyawa. Ini prinsipnya," katanya.

Solusi Pendek

photo
Warga mengenakan masker saat beraktivitas di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (21/8/2023). Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung dalam satu minggu terakhir, indeks standar polusi udara (ISPU) Kota Bandung berada pada angka 96 dan terendah pada angka 67 untuk parameter PM2,5 atau dalam kategori sedang. Untuk itu, DLH Kota Bandung mengimbau warga untuk menggunakan masker di luar ruang, melakukan uji emisi kendaraan serta melakukan penanaman pohon. - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Dokter spesialis paru, Erlina Burhan, mengatakan bahwa kebijakan work from home atau bekerja dari rumah cukup mampu meminimalisasi paparan polusi udara. Namun demikian, menurut dia, kebijakan WFH hanyalah solusi jangka pendek.

Erlina menekankan, pentingnya solusi jangka panjang untuk mengatasi polusi udara di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia. Salah satu solusi yang dinilai efektif menurut Erlina, di antaranya memperkuat regulasi hingga melakukan intervensi yang maksimal terhadap sumber polusi.

“Solusi jangka panjang juga termasuk edukasi ke masyarakat yang masif dan terus menerus. Misalnya tentang tindakan apa saja yang harus dihindari agar tidak menambah polusi udara serta hal-hal harus dilakukan untuk meminimalisasi paparan polusi udara,” kata dr Erlina saat dihubungi Republika, Senin (21/8/2023).

Untuk meminimalisasi paparan polusi udara, Erlina, mengimbau agar masyarakat menggunakan masker jika hendak bepergian ke luar rumah. Selain itu, dia juga mengimbau untuk meningkatkan ketahanan tubuh, dengan cara mengonsumsi nutrisi yang seimbang, minum air putih yang cukup, konsumsi vitamin, tidur cukup, olahraga teratur, dan berhenti merokok maupun vape. “Bila ada dana, pakai air purifier di dalam rumah. Dan jangan lupa untuk monitor level kualitas udara secara teratur,” ujar dr Erlina.

photo
Warga mengenakan masker saat beraktivitas di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (21/8/2023). Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung dalam satu minggu terakhir, indeks standar polusi udara (ISPU) Kota Bandung berada pada angka 96 dan terendah pada angka 67 untuk parameter PM2,5 atau dalam kategori sedang. Untuk itu, DLH Kota Bandung mengimbau warga untuk menggunakan masker di luar ruang, melakukan uji emisi kendaraan, serta melakukan penanaman pohon. - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Ia juga menyarankan masyarakat untuk ikut berkontribusi menekan polusi udara dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Sebagai gantinya, dia menyarankan untuk beralih ke transportasi publik yang saat sudah ada.

“Kontribusi lainnya yang mungkin dilakukan masyarakat adalah dengan menanam pohon. Kalau semisal ruangnya terbatas, bisa merawat tanaman untuk di indoor agar udara di rumah semakin bersih,” kata dia.

Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkap bahwa sektor transportasi menjadi penyumbang polusi terbesar dengan 44 persen, diikuti sektor industri 31 persen, manufaktur 10 persen, perumahan 14 persen, dan komersial 1 persen.

Sementara itu, pemerintah provinsi DKI Jakarta menerapkan kebijakan WFH terhadap 50 persen aparatur sipil negara (ASN) mulai 21 Agustus-21 Oktober 2023. Selain WFH, Pemprov DKI juga menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) bagi siswa yang bersekolah di Ibu Kota, yakni sebesar 50 persen PJJ dan 50 persen lainnya mengikuti pembelajaran luring di sekolah.

 

 
Jangan lupa untuk monitor level kualitas udara secara teratur. 
 
DR ERLINA BURHAN, Dokter spesialis paru. 
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Polusi Masih Tinggi, Dokter Kritik Pemerintah Lamban

Pemerintah pun diminta segera mengambil keputusan dalam waktu singkat.

SELENGKAPNYA

Begini Rekomendasi untuk Masyarakat Menghadapi Bahaya Polusi Udara

Gunakan masker atau respirator untuk mengurangi masuknya partikel ke dalam saluran napas dan paru,

SELENGKAPNYA

Nyata, Bahaya Polusi pada Kualitas Kesehatan Manusia

Populasi rentan terhadap polusi udara adalah anak-anak, usia lanjut, perempuan, dan pekerja luar ruangan.

SELENGKAPNYA

Kembali Mengakrabi Masker dari Ganasnya Polusi

Saat ini banyak anak terkena batuk dan pilek tidak kunjung sembuh, tetapi tanpa demam mengarah ke alergi karena polutan.

SELENGKAPNYA